📌 MAROKO133 Eksklusif gadget: Kolaborasi Dicoding – IBM, Hadirkan Program Pendidik
Jakarta, Gizmologi – Platform edukasi teknologi Dicoding umumkan kerja sama dengan IBM (3/10), menghadirkan program pendidikan gratis untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan teknologi. Program bernama PIJAK tersebut ditujukan untuk membantu keterampilan kecerdasan buatan (AI) di kalangan siswa vokasi.
Program ini juga bertujuan untuk mengembangkan ekonomi di masa depan dengan membekali para siswa dengan keterampilan digital yang siap menghadapi masa depan serta jalur menuju peluang karier.
Kolaborasi antara Dicoding dan IBM yang diluncurkan pertama kalinya di Politeknik Negeri Bandung ini, juga memperkuat komitmen IBM untuk meningkatkan keterampilan 30 juta orang pada tahun 2030. Dari angka tersebut, ditargetkan hadir 2 juta orang yang terampil dalam bidang AI pada tahun 2026.
“Kami sangat berterima kasih kepada IBM karena telah mempercayakan Dicoding sebagai penyedia kurikulum dan penyelenggara PIJAK. Dengan memanfaatkan IBM SkillsBuild, kami berkomitmen untuk menghadirkan pembelajaran AI berkelas dunia bagi siswa vokasi di seluruh Indonesia,” terang Narendra Wicaksono, CEO Dicoding.
Bagi Dicoding, program PIJAK merupakan wujud cerminan visi platform dalam memperluas literasi digital secara nasional. Menurut Narendra, pengalaman Dicoding dalam kurikulum berstandar global melalui para ahli industri dapat memastikan hadirnya para lulusan yang siap berkarier di dunia teknologi.
Baca juga: Studi CEO IBM: Integrasi Arstitektur Data dari Teknologi AI Jadi Hal Krusial Bagi Bisnis Perusahaan
Kurikulum Program Dicoding Beri Pelatihan Khusus untuk Karier
Mempersiapkan generasi penerus untuk keterampilan di teknologi AI memang menjadi hal yang penting, terutama dalam bidang bisnis. Selain itu para pekerja yang terampil menggunakan AI dapat menjadikan mereka tetap relevan. Teknologi AI belakangan dianggap sebagai sebuah tools penguat, alih-alih mengancam kedaulatan pekerja.
Laporan Future of Jobs terbaru dari World Economic Forum menunjukkan bahwa kesenjangan keterampilan tetap menjadi hambatan paling signifikan bagi transformasi bisnis, dan pada tahun 2030, 39% keterampilan yang ada saat ini mungkin tidak lagi relevan.
Selain itu, laporan terbaru dari IBM mengungkapkan bahwa 87% eksekutif memperkirakan bahwa pekerjaan akan diperkuat, bukan digantikan, oleh generative AI. Pada saat yang sama, 47% eksekutif mengatakan bahwa karyawan mereka masih memiliki pengetahuan dan keterampilan yang terbatas untuk secara efektif mengimplementasikan dan mengembangkan AI di seluruh lingkungan perusahaan.
“Kolaborasi kami dengan Dicoding merupakan bagian dari komitmen jangka panjang IBM untuk memperkuat kapasitas AI di Indonesia dan juga komitmen global kami untuk memberikan pelatihan AI gratis kepada 2 juta orang pada tahun 2026. Melalui PIJAK, kami memastikan para pelajar di Indonesia bisa mendapatkan akses tidak hanya ke pelatihan AI secara langsung, tetapi juga ke perangkat-perangkat praktis untuk mempersiapkan karir yang dapat mengubah peluang menjadi kesempatan yang nyata,” ujar Roy Kosasih, Presiden Direktur, IBM Indonesia.
Kurikulum yang diberikan mencakup pengenalan Artificial Intelligence, Generative AI, dan Etika AI. Selain itu, sekelompok siswa yang terpilih untuk jalur intensif akan mengikuti pelatihan khusus yaitu “Career Management Essentials” untuk memperoleh kredensial digital khusus yang diharapkan dapat meningkatkan prospek kerja atau kewirausahaan mereka setelah menyelesaikannya.
Program ini akan memanfaatkan komunitas Dicoding yang beranggotakan lebih dari satu juta pelajar serta jaringan mitra di 10 provinsi, sehingga memastikan jangkauan yang luas. PIJAK pun bertujuan untuk menghasilkan tidak hanya lulusan yang siap kerja, tetapi juga wirausahawan digital pemula yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Artikel berjudul Kolaborasi Dicoding – IBM, Hadirkan Program Pendidikan Gratis Siswa Vokasi yang ditulis oleh Ronggo pertama kali tampil di Gizmologi.id
🔗 Sumber: www.gizmologi.com
📌 MAROKO133 Eksklusif gadget: Target 400 Juta Pengguna Galaxy AI, Samsung Kebut Le
Jakarta, Gizmologi – Tren meningkatnya integrasi AI dalam kehidupan sehari-hari didorong oleh populasi muda yang melek teknologi dan menjadi garda terdepan dalam penerapan teknologi ini. Berdasarkan data internal Samsung, 77% pengguna di regional Asia Tenggara dan Oceania ini sudah menggunakan Galaxy AI, dan di Indonesia angkanya bahkan lebih tinggi, yaitu 78%.
Raksasa teknologi asal Korea Selatan tersebut memiliki keyakinan bahwa konsumen Indonesia akan semakin menjadikan fitur AI sebagai bagian dari gaya hidup mereka. “Selama lebih dari satu dekade kami telah mendedikasikan diri untuk mengembangkan AI agar dapat menghadirkan pengalaman yang tidak hanya cerdas, tetapi juga menyatu alami dengan kehidupan sehari-hari, saat bekerja, bermain, dan berkomunikasi,” ujar CU Kim, President & CEO, Samsung Electronics Southeast Asia and Oceania.
Ia menambahkan, tujuan perusahaan adalah mendemokratisasi AI, memastikan teknologi ini dapat memberikan manfaat nyata di berbagai rentang harga dan profil pengguna, tanpa terkecuali, terlepas dari tingkat literasi teknologi mereka. Peluncuran Galaxy S25 FE menjadi wujud nyata ambisi tersebut, dengan menghadirkan pintu masuk yang terjangkau menuju inovasi setara flagship, sehingga lebih banyak pengguna bisa merasakan manfaat dari ekosistem perangkat dan layanan Samsung yang terintegrasi.
“Hingga tahun lalu, Galaxy AI telah hadir di lebih dari 200 juta perangkat, dan target kami adalah memperluasnya hingga lebih dari 400 juta perangkat pada akhir 2025”.
CU Kim – Samsung
“Hingga tahun lalu, Galaxy AI telah hadir di lebih dari 200 juta perangkat, dan target kami adalah memperluasnya hingga lebih dari 400 juta perangkat pada akhir 2025,” ujarnya.
Galaxy S25 FE Hadirkan Galaxy AI yang Lebih Terjangkau
Sebagai pintu masuk ke lini S series, Galaxy S25 FE menghadirkan pengalaman yang lebih mudah diakses, membawa fitur-fitur canggih Galaxy AI, dukungan pembaruan perangkat lunak jangka panjang, serta performa andal untuk lebih banyak pengguna di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Setiap perangkat dalam seri Galaxy S25 dikembangkan dengan tujuan yang jelas untuk menjawab beragam kebutuhan pengguna, mulai dari mereka yang menginginkan inovasi terkini hingga yang mencari performa kuat untuk penggunaan sehari-hari.
Dengan Gen Z dan Milenial yang mewakili porsi besar dari populasi Indonesia, Galaxy S25 FE dirancang khusus untuk generasi muda digital native yang mengutamakan media sosial, pembuatan konten, dan hiburan. Perangkat ini hadir untuk mendukung gaya hidup ekspresif dan berorientasi pada kebutuhan hiburan mereka, sekaligus menjadi smartphone paling “worth it” bagi segmen pengguna ini.
Galaxy S25 FE juga memperkuat portofolio Samsung secara menyeluruh dengan menghadirkan integrasi Galaxy AI yang menyatu dalam kehidupan sehari-hari, memberikan manfaat bagi kreativitas, produktivitas, hingga komunikasi. Dilengkapi dengan One UI 8 sejak pertama digunakan, pengguna bisa langsung menikmati pengalaman Galaxy AI terbaru dan produktivitas multimodal.
Sementara itu, sistem kamera setara flagship di Galaxy S25 FE yang didukung ProVisual Engine berbasis AI dan fitur-fitur AI seperti Generative Edit serta Audio Eraser, memungkinkan pengguna untuk membuat, mengedit, dan membagikan konten dengan lebih mudah dan tanpa batas.
“Komitmen jangka panjang Samsung untuk Indonesia tidak hanya berhenti pada inovasi produk, tetapi juga dalam membentuk masa depan digital bangsa melalui investasi pada talenta, dukungan terhadap kemitraan lokal, serta kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi,” imbuh Kim.
Dijelaskan lebih lanjut, pabrik smartphone dan tablet Samsung di Cikarang, Jawa Barat, telah mengekspor lebih dari 12 juta unit sepanjang 2015–2024 dan membuka lebih dari 11.000 lapangan kerja. Selain itu, tim Samsung R&D Institute Indonesia berperan penting dalam menghadirkan dukungan bahasa Indonesia di Galaxy AI. Melalui program seperti Samsung Innovation Campus dan Solve for Tomorrow, Samsung juga telah membekali lebih dari 51.000 pelajar dengan keterampilan di bidang AI, IoT, dan coding.
Kim menegaskan perusahaan berkomitmen penuh dalam mendukung masa depan digital Indonesia, yang tercermin dari cara mewujudkan visi AI. Bukan hanya lewat inovasi flagship, tetapi juga melalui pengalaman yang bermakna, personal, dan intuitif di seluruh ekosistem untuk menjawab kebutuhan pengguna Indonesia yang terus berkembang.
Dengan lebih dari 800 store Samsung di Indonesia, kami juga memperluas kesempatan bagi konsumen untuk merasakan langsung keunggulan Galaxy AI. Melalui perpaduan inovasi produk, jaringan ritel yang kuat, dan integrasi ekosistem, Samsung berada pada posisi yang tepat untuk mendukung konsumen di Asia Tenggara dengan teknologi yang memberdayakan, menginspirasi, dan menghubungkan.
Artikel berjudul Target 400 Juta Pengguna Galaxy AI, Samsung Kebut Lewat Galaxy S25 FE yang ditulis oleh Redaksi pertama kali tampil di Gizmologi.id
🔗 Sumber: www.gizmologi.com
🤖 Catatan MAROKO133
Artikel ini adalah rangkuman otomatis dari beberapa sumber terpercaya. Kami pilih topik yang sedang tren agar kamu selalu update tanpa ketinggalan.
✅ Update berikutnya dalam 30 menit — tema random menanti!