MAROKO133 Update gadget: Motorola Siapkan Moto G06 Power untuk Pasar India, Andalkan Bater

📌 MAROKO133 Update gadget: Motorola Siapkan Moto G06 Power untuk Pasar India, Anda

Jakarta, Gizmologi – Setelah resmi diperkenalkan secara global pada awal September, Motorola Moto G06 Power akhirnya dipastikan segera meluncur di India. Hal ini diketahui dari unggahan akun resmi Motorola India di platform X (sebelumnya Twitter) yang menampilkan teaser dengan kata “Power” secara mencolok dengan indikasi kuat bahwa perangkat yang dimaksud adalah Moto G06 Power. Meski begitu, perusahaan belum mengonfirmasi tanggal peluncurannya dan hanya menyebutkan bahwa produk tersebut akan hadir “segera”.

Langkah Motorola ini bisa dipahami sebagai bagian dari upaya memperkuat posisi mereka di segmen mid-range dengan daya tahan baterai panjang, yang selama ini menjadi daya tarik utama seri “Power”. Pasar India sendiri dikenal sangat responsif terhadap smartphone dengan baterai besar dan harga terjangkau, dan dua aspek yang menjadi identitas khas lini Moto G. Dengan kompetitor seperti Redmi dan Realme yang juga agresif merilis model serupa, kehadiran Moto G06 Power bisa menjadi langkah strategis Motorola untuk kembali mencuri perhatian konsumen.

Namun, di tengah antusiasme itu, sebagian pengguna mungkin menyoroti keputusan Motorola untuk tetap menggunakan Android 15, padahal Google telah merilis Android 16 sejak Juni lalu. Hal ini bisa menjadi catatan tersendiri bagi calon pembeli yang menginginkan pembaruan sistem operasi terbaru sejak awal, meskipun kemungkinan besar Motorola akan memberikan update ke versi terbaru di masa mendatang.

Baca Juga: Resmi di Indonesia, Berikut Harga Xiaomi 15T Series yang Kini Menyentuh Rp10 Jutaan

Fokus pada Daya Tahan dan Performa Harian

Moto G06 Power hadir dengan layar LCD 6,88 inci beresolusi 720 x 1640 piksel yang mendukung refresh rate 120Hz. Meskipun resolusinya masih tergolong HD+, refresh rate tinggi ini menawarkan pengalaman visual yang lebih mulus, terutama saat menggulir layar atau bermain game kasual. Motorola tampaknya lebih mengutamakan efisiensi daya ketimbang tampilan tajam beresolusi tinggi, mengingat segmen harga perangkat ini kemungkinan akan berada di kelas menengah bawah.

Dari sisi dapur pacu, smartphone ini ditenagai oleh chipset MediaTek Helio G81 Ultra, yang dipadukan dengan opsi RAM 4GB atau 8GB dan penyimpanan 64GB, 128GB, hingga 256GB. Kombinasi ini menjanjikan performa yang cukup solid untuk aktivitas sehari-hari seperti media sosial, streaming, hingga gaming ringan. Meski bukan chip kelas atas, Helio G81 Ultra dikenal hemat daya dan cukup stabil dalam pengelolaan suhu, yang menjadi nilai tambah bagi pengguna yang mengutamakan keandalan.

Untuk fotografi, Moto G06 Power dibekali kamera utama 50MP dan kamera selfie 8MP. Sementara sektor daya menjadi nilai jual utama dengan baterai 7.000 mAh yang mendukung pengisian cepat 18W. Kapasitas sebesar ini membuatnya menjadi salah satu smartphone dengan baterai terbesar di kelasnya, yang diklaim mampu bertahan hingga dua hari penggunaan normal dalam satu kali pengisian.

Strategi Motorola di Tengah Kompetisi Pasar Mid-Range

Kehadiran Moto G06 Power di India menandai langkah lanjutan Motorola dalam memperkuat portofolio lini G-Series yang dikenal dengan keseimbangan antara harga dan daya tahan. Di pasar seperti India, konsumen cenderung mencari smartphone dengan baterai besar dan build quality yang solid tanpa harus membayar mahal, dan di sinilah Moto G06 Power mencoba bermain.

Namun, tantangan tetap ada. Kompetitor seperti Xiaomi, Infinix, dan Realme kini juga menawarkan baterai jumbo dan layar 120Hz dengan harga kompetitif. Dalam konteks ini, Motorola perlu memastikan bahwa perangkatnya memiliki nilai tambah lain, seperti optimasi software khas Motorola yang ringan dan minim bloatware, serta dukungan update keamanan jangka panjang.

Sementara itu, absennya Android 16 saat peluncuran mungkin dianggap sebagai kekurangan kecil di tengah maraknya perangkat baru yang sudah mengusung sistem operasi terbaru. Meski demikian, pendekatan Motorola yang tetap mengutamakan kestabilan dan efisiensi bisa menjadi keunggulan tersendiri bagi pengguna yang lebih mengutamakan kepraktisan dibanding fitur eksperimental.

Nah, untuk pasar Indonesia kemungkinan besar Moto G06 Power ini akan segera hadir di tanah air. Salah satu bukti yang mendukung adalah Moto G06 Power sudah terdaftar TKDN dengan kode internal Lagos 25. Mengingat, nama Motorola memang sudah cukup dikenal di Indonesia, dan pada saat mereka comeback di pasar Indonesia, tergolong cukup banyak orang yang berani menggunakan smartphone dari Motorola.

Dengan spesifikasi yang ditawarkan, Moto G06 Power tampaknya dirancang untuk pengguna yang mencari smartphone tahan lama tanpa harus mengorbankan performa harian. Layar 120Hz, baterai besar, dan desain sederhana khas Motorola menjadi kombinasi yang cukup kuat di segmen ini.

Meski ada beberapa catatan seperti resolusi layar yang masih HD+ dan sistem operasi yang belum terbaru, Motorola tampaknya tetap percaya diri dengan daya tarik utama perangkat ini: daya tahan, efisiensi, dan pengalaman pengguna yang konsisten. Jika harga jualnya kompetitif, Moto G06 Power berpotensi menjadi salah satu opsi menarik di pasar mid-range India, sekaligus memperkuat citra Motorola sebagai produsen yang memahami kebutuhan pengguna harian.

Artikel berjudul Motorola Siapkan Moto G06 Power untuk Pasar India, Andalkan Baterai Jumbo dan Layar 120Hz yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id

đź”— Sumber: www.gizmologi.com


📌 MAROKO133 Hot gadget: Dicoding dan IBM Kolaborasi Kembangkan Keterampilan AI unt

Jakarta, Gizmologi – Perkembangan teknologi berbasis AI telah mendorong banyak negara untuk mempercepat transformasi pendidikan digital, termasuk Indonesia. Dalam konteks ini, kesenjangan keterampilan digital masih menjadi tantangan besar yang perlu diatasi agar sumber daya manusia Indonesia tidak tertinggal dari tren global. Menurut laporan Future of Jobs dari World Economic Forum, sekitar 39% keterampilan yang relevan saat ini diperkirakan tidak lagi dibutuhkan pada tahun 2030.

Sebagai respons terhadap hal tersebut, perusahaan teknologi dan institusi pendidikan mulai berperan aktif menghadirkan solusi pelatihan AI yang mudah diakses. Salah satu inisiatif terbaru datang dari Dicoding, platform edukasi teknologi asal Indonesia, yang bekerja sama dengan IBM SkillsBuild melalui program bertajuk PIJAK. Program ini bertujuan memperkuat keterampilan generative AI di kalangan siswa vokasi agar mereka siap menghadapi kebutuhan industri digital masa depan.

Peluncuran kolaborasi ini dilakukan di Politeknik Negeri Bandung dan menjadi bagian dari komitmen IBM untuk meningkatkan keterampilan 30 juta orang secara global pada tahun 2030, termasuk dua juta individu di bidang AI hingga 2026. Dengan langkah ini, IBM dan Dicoding menempatkan Indonesia sebagai salah satu fokus utama dalam pengembangan tenaga kerja digital global.

Baca Juga: Antusiasme Tinggi, Penjualan Perdana Xiaomi 15T Series Sukses Digelar di 14 Kota 

Program Pelatihan AI Lewat IBM SkillsBuild

Program PIJAK menawarkan kurikulum yang mencakup pengenalan Artificial Intelligence, Generative AI, hingga Etika AI, yang semuanya disampaikan dalam Bahasa Indonesia agar lebih mudah diakses siswa vokasi di seluruh daerah. Selain itu, siswa yang terpilih akan mengikuti pelatihan tambahan bertajuk Career Management Essentials untuk mendapatkan kredensial digital yang diakui pasar kerja.

CEO Dicoding, Narenda Wicaksono, menjelaskan bahwa kolaborasi dengan IBM menjadi langkah penting untuk memperluas literasi digital nasional. “Dengan memanfaatkan IBM SkillsBuild, kami berkomitmen menghadirkan pembelajaran AI berkelas dunia bagi siswa vokasi di seluruh Indonesia. PIJAK mencerminkan visi kami untuk memperluas literasi digital secara nasional,” ujarnya. Narenda juga menambahkan bahwa Dicoding, yang telah meluluskan lebih dari 190 ribu alumni, akan mengandalkan para ahli industri untuk memastikan kurikulum sesuai dengan kebutuhan pasar.

Dari sisi IBM, Roy Kosasih, Presiden Direktur IBM Indonesia, menegaskan bahwa kerja sama ini sejalan dengan visi perusahaan dalam memperkuat kapasitas AI di Indonesia. “Melalui PIJAK, kami memastikan para pelajar bisa mendapatkan akses tidak hanya ke pelatihan AI secara langsung, tetapi juga ke perangkat praktis untuk mempersiapkan karier mereka,” ujar Roy. IBM juga menilai bahwa kolaborasi semacam ini penting untuk menyelaraskan inisiatif industri dengan prioritas pemerintah dalam mendorong ekonomi digital nasional.

Peran AI dalam Dunia Pendidikan dan Industri

AI kini bukan hanya topik teknologi, tetapi juga faktor penentu daya saing industri. Laporan IBM terbaru menyebutkan bahwa 87% eksekutif global percaya AI akan memperkuat, bukan menggantikan, peran manusia di tempat kerja. Namun, 47% di antaranya juga menilai karyawan masih kekurangan keterampilan untuk mengimplementasikan teknologi tersebut secara efektif. Fakta ini menegaskan pentingnya pendidikan dan pelatihan berbasis AI sejak dini, terutama di level vokasi yang menjadi tulang punggung tenaga kerja teknis di masa depan.

Melalui program PIJAK, Dicoding dan IBM mencoba menjembatani kesenjangan tersebut. Dengan memanfaatkan komunitas Dicoding yang kini memiliki lebih dari satu juta anggota, inisiatif ini diharapkan dapat menjangkau siswa di sedikitnya 10 provinsi di Indonesia. Tidak hanya membentuk lulusan siap kerja, program ini juga ditujukan untuk mencetak wirausahawan digital yang mampu menciptakan solusi berbasis teknologi di komunitas masing-masing.

Selain peningkatan keterampilan teknis, program ini juga menekankan aspek etika penggunaan AI, mengingat teknologi ini semakin banyak digunakan di sektor publik dan swasta. Hal ini penting untuk memastikan penerapan AI dilakukan secara bertanggung jawab, tanpa menimbulkan bias atau dampak negatif terhadap privasi dan keberagaman.

Langkah Nyata Menuju Ekonomi Digital Indonesia

Kolaborasi antara Dicoding dan IBM menjadi contoh nyata bagaimana kemitraan antara sektor swasta global dan startup lokal dapat berkontribusi langsung terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Pendekatan ini bukan sekadar menyediakan pelatihan, tetapi juga membangun ekosistem pembelajaran yang berkelanjutan dan relevan dengan kebutuhan industri.

Program PIJAK sendiri diharapkan menjadi pondasi bagi percepatan adopsi AI di dunia pendidikan dan bisnis. Dengan dukungan kurikulum berstandar internasional dan kredensial digital yang diakui global, para siswa vokasi Indonesia kini memiliki peluang lebih besar untuk bersaing di dunia kerja yang semakin terdigitalisasi.

Namun, tantangan tetap ada, dan mulai dari ketersediaan infrastruktur digital yang merata hingga kesiapan institusi pendidikan dalam mengadopsi teknologi baru. Ke depan, keberhasilan program ini akan bergantung pada sinergi antara pemerintah, akademisi, dan industri untuk memastikan bahwa pelatihan AI benar-benar menciptakan dampak nyata bagi ekonomi nasional.

Artikel berjudul Dicoding dan IBM Kolaborasi Kembangkan Keterampilan AI untuk Siswa Vokasi Indonesia yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id

đź”— Sumber: www.gizmologi.com


🤖 Catatan MAROKO133

Artikel ini adalah rangkuman otomatis dari beberapa sumber terpercaya. Kami pilih topik yang sedang tren agar kamu selalu update tanpa ketinggalan.

✅ Update berikutnya dalam 30 menit — tema random menanti!

Author: timuna