MAROKO133 Eksklusif gadget: REDMAGIC Perkenalkan Pendingin Cair Aktif Pertama di Smartphon

📌 MAROKO133 Breaking gadget: REDMAGIC Perkenalkan Pendingin Cair Aktif Pertama di

Jakarta, Gizmologi – REDMAGIC menghadirkan terobosan yang sebelumnya hanya ditemukan di PC gaming atau server AI, sistem pendingin cair aktif. Dalam konferensi REDMAGIC Gaming and Liquid Cooling Technology di Shenzhen, perusahaan menunjukkan ambisinya: mengubah ponsel menjadi mesin berperforma tinggi yang tahan terhadap panas ekstrem dalam sesi gaming panjang.

Selama ini, pendinginan pada smartphone bertumpu pada vapor chamber atau graphene, yang sejatinya tetap bersifat pasif. REDMAGIC mencoba pendekatan berbeda dengan menghadirkan mekanisme mirip PC rakitan dengan cairan dipompa melalui jalur mikro, melewati area panas, lalu dialirkan ke pendingin udara untuk membuang panas secara aktif.

Namun, inovasi sebesar ini juga membawa risiko. Miniaturisasi pompa, keamanan terhadap benturan, hingga ketahanan terhadap kebocoran fluida menjadi pertanyaan besar. Pasar smartphone gaming sangat kompetitif, dan keberanian REDMAGIC ini berpotensi menjadi pembeda atau sekadar eksperimen yang sulit diterapkan secara luas.

Baca Juga: Bocoran Xbox Magnus dan PlayStation 6, Dua Visi Berbeda Menuju Perang Konsol 2027

Pendinginan Cair Aktif Jadi Langkah Berani yang Mendekatkan Smartphone ke PC

Sistem pendinginan baru REDMAGIC bukan sekadar “liquid cooling” dalam istilah pemasaran. Ia benar,benar aktif, dilengkapi pompa piezoelectric keramik yang diproduksi khusus setelah ribuan iterasi desain. Jalur cairan dipahat dengan presisi laser hingga tingkat mikron untuk memastikan aliran tetap lancar dalam ruang yang sempit. Cairan pendingin yang digunakan mirip dengan server AI dan berbasis fluorinated liquid yang mampu bekerja dari ,40°C hingga 70°C tanpa menghantarkan listrik.

Tantangan utamanya adalah keamanan. Berbeda dengan PC yang statis, smartphone rawan jatuh. REDMAGIC mengklaim telah menggunakan membran anti,puncture dan metode bonding suhu rendah agar sistem tetap tertutup aman dalam ribuan simulasi jatuh. Ini menjawab kekhawatiran soal durability, meski masih akan diuji oleh pemakaian dunia nyata ketika dirilis ke konsumen.

Bagi pengguna, pertanyaan paling sederhana adalah: apakah teknologi serumit ini layak? Jika memberikan stabilitas 90fps selama dua jam pada judul berat seperti Wuthering Waves, seperti yang diklaim maka para gamer hardcore mungkin akan melihat ini sebagai standar baru, bukan gimmick.

REDMAGIC 11 Pro: Gaming Mobile dengan Dual,Track Cooling

Teknologi pendingin ini akan debut di seri REDMAGIC 11 Pro, dipadukan dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 dan sistem dual,track cooling yang mengombinasikan pendinginan cair aktif dan Turbo Fan 4.0. Kipas internal dipertahankan, berputar hingga 24.000 rpm, sementara udara dialirkan melalui duct besar yang terintegrasi dengan heat sink vapor chamber 4D. Kombinasi ganda ini dirancang untuk mencegah thermal throttling musuh utama performa mobile gaming.

REDMAGIC mengklaim perangkatnya dapat menjalankan lebih dari 200 judul game pada resolusi 2K dan refresh rate 144 Hz. Bagi skena esports, kestabilan ini sangat penting. Tidak heran, perangkat mereka sudah digunakan resmi di enam liga esports China, termasuk CrossFire Mobile Pro League dan League of Legends Mobile Super League. Menurut Tencent, tingkat crash dan disconnect berkurang signifikan saat menggunakan REDMAGIC.

Satu pencapaian menarik lainnya adalah rating IPX8 yang menjadi sesuatu yang hampir mustahil untuk perangkat dengan kipas fisik yang menyedot udara. REDMAGIC menjadikannya smartphone gaming pertama yang mendukung pendinginan aktif dan tetap tahan air, meskipun ini masih akan dipertanyakan efektivitasnya dalam penggunaan harian.

Meski inovasi ini tampak menjanjikan, kenyataan pasar akan menentukan apakah pendinginan cair aktif bisa bertahan atau hanya menjadi headline teknologi. Produsen lain seperti ASUS ROG atau Lenovo Legion mungkin akan menilai apakah pendekatan agresif ini layak diikuti, atau terlalu riskan secara biaya dan servis. Jika sistem ini bocor, performa bukan lagi masalah, tetapi keselamatan perangkat menjadi taruhannya.

Bagi ekosistem mobile gaming, kehadiran teknologi semacam ini bisa mempercepat lahirnya generasi baru game dengan kebutuhan daya komputasi lebih tinggi, mendekati kualitas konsol atau PC. Namun untuk pengguna biasa, efisiensi termal tetap harus bersanding dengan kenyamanan, baterai, dan umur pakai.

REDMAGIC memilih jalan paling ekstrem: mendorong batas fisik smartphone untuk membuktikan bahwa kata “Pro” bukan hanya soal benchmark, tetapi endurance dalam tekanan panas. Keberhasilan atau kegagalan mereka akan menjadi bab penting dalam sejarah perangkat gaming berbasis ARM, dan mungkin, permulaan era smartphone yang benar-benar dirancang seperti PC saku.

Artikel berjudul REDMAGIC Perkenalkan Pendingin Cair Aktif Pertama di Smartphone, Tantangan Baru untuk Performa Mobile Gaming yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id

🔗 Sumber: www.gizmologi.com


📌 MAROKO133 Breaking gadget: Google Pixel 10 Pro Terbakar Akibat Pengujian Daya Ta

Jakarta, Gizmologi – Google, melalui Pixel 10 Pro Fold, berupaya meyakinkan publik bahwa perangkat lipat generasi terbaru ini hadir dengan konstruksi lebih kokoh dibanding pendahulunya. Namun, uji ketahanan ekstrem yang dilakukan belum lama ini justru menghadirkan kejadian tak terduga, menimbulkan pertanyaan baru tentang seberapa tahan perangkat lipat terhadap tekanan fisik di dunia nyata.

Pixel 10 Pro Fold sempat dipuji atas desain engsel yang lebih solid, peningkatan material, dan klaim ketahanan pada bagian layar lipat. Namun, perangkat ini tetap membawa warisan problematis dari generasi sebelumnya: titik lemah di jalur antena. Ponsel lipat, dengan kombinasi engsel kompleks dan struktur panel yang lebih rapuh dibanding ponsel slab konvensional, memang cenderung menghadapi dilema antara desain tipis dan kekuatan struktural.

Meski produsen sering menekankan bahwa pengujian ekstrem tidak merepresentasikan penggunaan sehari-hari, insiden terbaru ini tetap memicu reaksi luas. Banyak pengguna mempertanyakan sejauh mana garansi dan klaim ketahanan dapat dipercaya, terutama bagi perangkat premium dengan harga tinggi. Bagi Google, insiden ini menjadi ujian reputasi, antara realitas hardware dan pesan pemasaran.

Baca Juga: realme 15 Pro Game of Thrones Limited Edition Cuma Diproduksi 5000 Unit, Harga Rp7,999 Juta

Uji Bend Test, Retak di Titik Sama, Masalah Lama Belum Tuntas

Uji ketahanan dilakukan oleh Zack Nelson dari kanal YouTube JerryRigEverything, yang dikenal rutin menguji daya tahan perangkat dengan metode gores, bakar, dan tekuk. Pixel 10 Pro Fold dapat melewati sebagian pengujian termasuk uji gores dan engsel.

Patah tersebut menunjukkan struktur bagian samping belum sepenuhnya diperkuat, meskipun Google mengklaim adanya peningkatan internal. Jalur antena, yang membutuhkan celah struktural untuk transmisi sinyal, tampaknya tetap menjadi titik rentan. Hal ini memicu perbandingan dengan pesaing seperti Samsung Galaxy Z Fold atau OnePlus Open, yang dalam beberapa kasus mampu bertahan dari tekanan serupa meski tetap mengalami deformasi.

Namun, penting dicatat bahwa bend test seperti ini bersifat ekstrem dna memang tidak menyerupai tekanan reguler seperti jatuh dari meja atau duduk di atas ponsel dalam saku. Dalam skenario sehari-hari, pengguna tidak akan sengaja menekuk perangkat dengan kekuatan penuh. Meski begitu, fakta bahwa smartphone senilai ribuan dolar dapat patah dengan tekanan tangan tetap menimbulkan kekhawatiran soal durabilitas struktural.

Terjadi Ledakan Baterai, Menjadi Kejadian Langka

Salah satu yang membuat insiden Pixel 10 Pro Fold berbeda dari perangkat lipat lain adalah reaksi baterainya. Setelah kerangka patah, baterai internal langsung meledak dan mengeluarkan asap pekat sesuatu yang belum pernah terjadi pada perangkat lipat dalam pengujian JerryRigEverything. Ini bukan sekadar kegagalan struktural, tetapi potensi risiko keselamatan jika kerusakan fisik mencapai sel baterai Lithium-ion.

Dari perspektif teknis, baterai dari Pixel 10 Pro ini menggunakan baterai Lithium, dan memang sangat sensitif terhadap penetrasi atau tekanan ekstrem. Saat lapisan internal terkompresi atau short-circuit, reaksi termal dapat terjadi dengan cepat. Namun, insiden ini tetap jarang terjadi tanpa pemicu ekstrem. Dalam penggunaan normal, kemungkinan ledakan semacam ini sangat rendah selama perangkat tidak dihancurkan secara paksa.

Google sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait ledakan dalam uji ketahanan Pixel 10 Pro. Beberapa analis berpendapat, insiden ini lebih merupakan konsekuensi dari uji destruktif ketimbang cacat desain langsung. Meski demikian, publik tetap menuntut transparansi: pengguna ingin tahu apakah perlindungan terhadap baterai sudah dirancang untuk skenario tak terduga seperti jatuh keras atau tekanan ekstrem.

Uji ekstrem bukanlah tolok ukur mutlak, tetapi menjadi cermin penting terhadap batas fisik desain modern. Bagi produsen, durabilitas bukan hanya soal engsel atau layar fleksibel, melainkan keamanan menyeluruh, termasuk manajemen risiko baterai. Bagi konsumen, ini menjadi pengingat bahwa perangkat lipat, sekuat apapun klaimnya, tetap membutuhkan perlakuan ekstra hati-hati.

Artikel berjudul Google Pixel 10 Pro Terbakar Akibat Pengujian Daya Tahan yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id

🔗 Sumber: www.gizmologi.com


🤖 Catatan MAROKO133

Artikel ini adalah rangkuman otomatis dari beberapa sumber terpercaya. Kami pilih topik yang sedang tren agar kamu selalu update tanpa ketinggalan.

✅ Update berikutnya dalam 30 menit — tema random menanti!

Author: timuna