MAROKO133 Breaking gadget: Samsung Galaxy AI Glasses Dikenalkan? Hasil Kerjasama Google da

📌 MAROKO133 Eksklusif gadget: Samsung Galaxy AI Glasses Dikenalkan? Hasil Kerjasam

Jakarta, Gizmologi – Samsung kembali memperluas ekosistem perangkat pintarnya dengan mengumumkan kehadiran Galaxy XR glasses, hasil kolaborasi bersama Google dan Qualcomm. Produk ini menjadi langkah awal dalam strategi jangka panjang perusahaan untuk masuk lebih dalam ke pasar Extended Reality (XR) dan perangkat wearable AI. Dalam pengumuman terbarunya, Samsung juga mengonfirmasi bahwa mereka tengah mengembangkan berbagai bentuk perangkat XR lainnya, termasuk AI glasses yang akan menjadi bagian penting dari portofolio teknologi masa depan mereka.

Langkah ini menandakan komitmen serius Samsung dalam menghadapi era komputasi spasial dan kecerdasan buatan yang semakin menyatu dengan kehidupan sehari-hari. Dengan basis teknologi Android XR, Samsung berharap dapat menghadirkan pengalaman cross-device yang lebih mulus, di mana perangkat seperti ponsel, tablet, dan kacamata pintar dapat saling berinteraksi tanpa hambatan. 

Kolaborasi ini juga memperkuat posisi Samsung sebagai pemain kunci di segmen wearable yang berbasis AI. Setelah sebelumnya sukses dengan seri Galaxy Watch dan Galaxy Buds, perusahaan asal Korea Selatan tersebut kini berupaya menghadirkan pengalaman baru di dunia XR dan lewat Galaxy XR yang menggabungkan gaya hidup, kecerdasan buatan, dan fungsionalitas digital secara menyeluruh.

Baca Juga: Samsung Hadirkan Galaxy XR, Pesaing Vision Pro yang Kompatibel dengan Semua Aplikasi Android

Kolaborasi dengan Google, Qualcomm, dan Brand Kacamata Gaya

Dalam rilis resminya, Samsung mengumumkan kerjasama strategis dengan Google, Qualcomm, serta dua merek kacamata gaya ternama, Warby Parker dan Gentle Monster, dan kabarnya ini untuk mengembangkan Galaxy XR. Kolaborasi ini tidak hanya berfokus pada teknologi, tetapi juga pada aspek desain dan gaya hidup. Gentle Monster, misalnya, dikenal lewat produk fashion eyewear berdesain futuristik, sementara Warby Parker telah lama menjadi pelopor kacamata gaya dengan harga terjangkau.

Perpaduan antara teknologi tinggi dan desain modis menjadi salah satu fokus utama proyek Galaxy XR. Samsung tampaknya tidak ingin AI glasses hanya menjadi alat teknologi, melainkan juga aksesori gaya yang bisa dipakai sehari-hari. Kerja sama dengan Google dan Qualcomm memungkinkan integrasi mendalam antara sistem operasi Android XR dan chip berbasis AI yang dikembangkan khusus untuk perangkat imersif.

Meski belum ada konfirmasi mengenai waktu peluncuran, laporan dari beberapa sumber industri menyebutkan bahwa AI glasses Samsung kemungkinan akan diperkenalkan pada 2026. Perusahaan diprediksi sedang melakukan tahap pengujian dan optimasi terhadap performa sistem operasi, tampilan visual, serta daya tahan baterai—tiga elemen penting dalam menentukan keberhasilan perangkat XR di pasar.

Tantangan di Pasar XR yang Semakin Kompetitif

Pasar XR global tengah memasuki fase baru dengan meningkatnya jumlah pemain besar yang berinvestasi di teknologi mixed reality. Selain Meta dan Apple, beberapa nama seperti HTC, Lenovo, hingga startup seperti Xreal sudah lebih dulu meluncurkan produk sejenis. Samsung harus mampu membedakan diri dengan menawarkan keunggulan dari sisi pengalaman pengguna dan integrasi ekosistem.

Jika merujuk pada pendekatan sebelumnya, Samsung kemungkinan akan mengandalkan kekuatan ekosistem Galaxy untuk memberikan pengalaman yang saling terhubung antara AI glasses dan perangkat lainnya seperti ponsel, tablet, dan smartwatch. Hal ini berpotensi menjadi nilai jual utama yang sulit ditandingi kompetitor, mengingat integrasi lintas perangkat adalah kelemahan umum di produk XR lain yang masih berdiri sendiri.

Namun, tantangan utamanya tetap pada sisi fungsionalitas dan harga. Kacamata pintar masih menghadapi dilema antara kenyamanan, daya tahan baterai, dan fitur yang benar-benar berguna dalam kehidupan sehari-hari. Produk seperti Ray-Ban Meta sudah lebih dulu menggabungkan fitur kamera, asisten suara, dan pemutar musik dalam bentuk ringan dan bergaya, sehingga Samsung harus mampu memberikan diferensiasi yang lebih kuat agar tidak sekadar menjadi alternatif.

Dengan pengalaman panjang di industri perangkat pintar dan semikonduktor, Samsung memiliki modal besar untuk menghadirkan produk XR yang kompetitif. Kolaborasi dengan Google juga membuka peluang integrasi lebih dalam dengan layanan seperti Gemini, Maps, dan Android AI, yang dapat memperkaya fungsi kacamata pintar tersebut.

Artikel berjudul Samsung Galaxy AI Glasses Dikenalkan? Hasil Kerjasama Google dan Qualcomm yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id

đź”— Sumber: www.gizmologi.com


📌 MAROKO133 Breaking gadget: Review vivo V60: Tetap Andalkan Tiga Kamera ZEISS, Ma

Setidaknya dalam beberapa bulan terakhir, ada cukup banyak festival atau konser musik yang digelar di sejumlah kota besar di Indonesia. Tentu, tidak sedikit yang ingin mengabadikannya lewat kamera smartphone, apa pun alasannya. Dan untuk mengakomodir tren tersebut, vivo hadirkan opsi smartphone kelas menengah yang pas, lewat kehadiran vivo V60 dengan tiga kamera ZEISS 50MP unggulannya.

“Sebelumnya kan juga sudah tiga kamera ZEISS 50MP?” Ya, betul. Bedanya, kalau yang kemarin membawa ultra-wide 50MP tanpa telefoto, kali ini vivo V60 hadir dengan sensor periskop 50MP yang bisa berikan zoom berkualitas di segmennya—bahkan menggunakan sensor yang sama persis seperti pada vivo X200, alias sudah kelas flagship. Nggak cuma untuk foto konser, juga bisa bikin foto potret lebih dramatis dari jarak jauh.

Tak hanya pada sektor kamera, chipset-nya juga (akhirnya) mendapatkan peningkatan, jadi yang pertama implementasikan seri-7 terbaru dari Qualcomm di Indonesia. Plus, baterai yang juga lebih besar membuatnya semakin pas untuk kreator. Tapi tentu saja, datang dengan beberapa kekurangan. Apa saja? Berikut review vivo V60 selengkapnya.

Desain

Mirip, namun juga begitu berbeda. Bila dilihat dari sisi depan, belakang dan samping, masih mudah dikenali sebagai vivo V Series. Namun ada penyegaran pada desain vivo V60 terutama bagian modul kameranya—tidak dapat dipungkiri, mengingatkan kepada bentuk kamera iPhone 16. Meski ada beberapa perbedaan seperti adanya lensa dan lampu tambahan di sebelahnya, serta logo ZEISS (yang tidak pas di tengah).

Secara dimensi, kurang lebih masih sama seperti V50 sebelumnya, termasuk ketebalan sekitar 7,8mm dan bobot kisaran 200 gram. Keempat sisi lengkung baik di sisi depan maupun belakang, memberikan impresi seolah lebih tipis baik saat dilihat maupun digenggam. Menariknya, walaupun dimensi masih serupa, kapasitas baterai vivo V60 naik 500 mAh, berkat teknologi silikon karbon terbaru.

vivo V60 Festive Purple menjadi hero color dengan warna merah yang, cukup mencolok, namun tidak begitu merona. Dibuat sedikit gelap supaya tetap terlihat elegan, dengan permukaan matte yang bisa sedikit menyamarkan bekas sidik jari. Masih sedikit licin sih kalau tangan sedang berkeringat, tetapi masih nyaman saat digunakan tanpa case.

Untuk aspek durabilitas, selain dirancang tahan jatuh (walaupun tanpa mengusung standar militer tertentu), juga tahan air dengan sertifikasi hingga IP69—lengkap dengan mode fotografi bawah air sampai opsi untuk mengeluarkan air dari dalam lubang speaker. Membuatnya tidak hanya stylish, namun juga rasa aman ketika dibawa beraktivitas sepanjang hari tanpa pelindung bodi tambahan sekalipun.

Layar

Dalam dimensinya yang cukup lebar, vivo V60 mengusung layar yang cukup besar, berukuran 6,77 inci dengan panel AMOLED 120Hz. Layar tersebut dipasangkan dengan keempat sisinya dibuat sedikit melengkung (micro quad-curved), membuatnya terlihat lebih premium, dan pada saat yang bersamaan juga tidak mengganggu pemakaian (seperti salah sentuh atau warna yang sedikit berubah). Bisa menyala cerah dengan klaim sampai 5000 nits, plus responsif terhadap sentuhan.

Keempat sisi bezel-nya bisa dibilang seragam ketebalannya. Dan untuk resolusi layar yang “hanya” full HD+ alias tidak sampai 1.5K, tak menjadi masalah bagi saya. Masih terlihat relatif tajam, dan sepertinya justru membuat lebih hemat daya dan tak mudah panas—karena ketika digunakan di luar ruangan secara intensif, layar vivo V60 bisa berikan tingkat kecerahan konsisten. Masih lebih baik dari generasi iPhone 16 yang lebih cepat meredup setelah sekian menit.

Profil warna dari pabrikan juga sudah tergolong pas, vibrant namun tidak berlebihan, dengan keseimbangan putih yang terlihat berada hampir tepat di tengah-tengah. Tentunya kamu bisa lakukan kustomisasi pada bagian ini. Proteksi ekstra dari SGS juga hadir untuk cegah mata lelah, sementara proteksi hardware juga hadir dari Schott Xensation. Dan menjadi smartphone vivo, kamu bisa ganti pelindung layar (& soft case) vivo V60 secara gratis lewat pusat perbaikan resmi.

Kustomisasi always-on display juga tentunya hadir. Sementara in-display fingerprint sensor pada vivo V60 tergolong instan dan akurat membaca sidik jari pengguna. Hanya saja, menurut saya peletakkannya agak sedikit terlalu ke bawah. Selebihnya, pada bagian ini, tergolong positif dan bisa mengimbangi desain smartphone yang sudah dirancang stylish meski mengusung baterai besar.

Kamera

Semakin “pro” tanpa menyandang embel-embel Pro pada penamaannya. Sejak pertama kali hadir, kamera vivo V Series memang selalu mengandalkan kemampuan portrait, dan konsumen Indonesia sudah lama tak kebagian versi Pro sejak terakhir kehadiran vivo V30 Pro. Kabar baiknya, setup kamera vivo V60 kini semakin komplit, berkat hadirnya sensor telephoto periskop yang membuatnya makin pas sebagai salah satu opsi “hape konser” terkini.

Ya, vivo V60 kini punya sensor telephoto 50MP Sony IMX882—sama seperti pada vivo X200, dengan OIS, 3x optical zoom, dan klaim 10x lossless zoom. Sensor ini melengkapi sensor utama IMX766 50MP OIS yang akhirnya menggantikan sensor OmniVision pada generasi sebelumnya. Apakah ada yang disederhanakan? Ada, yakni dengan sensor ultra-wide 8MP yang kini juga tanpa autofokus.

Saya pribadi sangat bisa menerima penyesuaian tersebut, karena digantikan dengan hadirnya sensor telefoto yang tergolong powerful di segmennya. Plus, walaupun resolusi jauh menurun, kamera ultra-wide vivo V60 masih bisa hasilkan foto berkualitas kok. Ingin group selfie? Bisa pakai kamera selfie 50MP JN1 yang punya sudut lebar 21mm plus mendukung autofokus.

Foto portrait kini semakin jago, dengan opsi hingga lima focal length berbeda sampai maksimum 100mm. Focal length pada mode foto standar juga semakin banyak—sesuatu yang bahkan tidak dimiliki oleh banyak flagship, memudahkan framing dari berbagai jarak. Setelah melalui sejumlah pembaruan software, kualitas foto vivo V60 semakin baik, terutama pada zoom lebih dari 3x. Jadi pastikan Gizmo friends lakukan update bila memang belum.

Overall, kamera vivo V60 bisa hasilkan foto yang tajam baik dari sensor utama, telefoto, hingga kamera selfie-nya, dengan reproduksi warna yang relatif mendekati asli, alias tak begitu saturated. Ada profil warna lain yang bisa Gizmo friends pilih, dan tentunya opsi Aura Light juga masih ada, pas untuk dikombinasikan dengan sensor telefotonya karena bisa menyala cukup cerah.

Sedikit kendala yang saya rasakan, terkadang ketika sudah intens mengambil foto portrait atau foto standar, ada beberapa foto yang gagal diproses, sehingga terlihat buram. Tergolong jarang, dan sepertinya hanya terjadi ketika smartphone sedang panas—skenario yang bisa dialami ketika, misalnya, memotret performans pada suatu festival musik saat siang hari sembari mengaktifkan hotspot. Juga ada beberapa hasil foto yang terlihat over-sharpened/over-processed.

Hasil foto lengkap dari …

Konten dipersingkat otomatis.

đź”— Sumber: www.gizmologi.com


🤖 Catatan MAROKO133

Artikel ini adalah rangkuman otomatis dari beberapa sumber terpercaya. Kami pilih topik yang sedang tren agar kamu selalu update tanpa ketinggalan.

✅ Update berikutnya dalam 30 menit — tema random menanti!

Author: timuna