📌 MAROKO133 Eksklusif gadget: Lintasarta Umumkan Deretan 10 Startup Terbaik dari S
Jakarta, Gizmologi – Lintasarta mengumumkan 10 startup terbaik dari Semesta AI 2025, program akselerator kolaborasi dengan KUMPUL, di acara Pitch Day Semesta AI 2025, Selasa (21/10). Program ini dihadirkan menjadi wadah nyata untuk menghubungkan inovasi lokal dengan kebutuhan industri.
”Semesta AI dirancang untuk melahirkan inovasi yang relevan dengan kebutuhan nyata industry di Indonesia dan kehadiran 10 startup terbaik ini membuktikan bahwa talenta lokal mampu menciptakan Solusi AI yang berdampak nyata bagi transformasi digital Indonesia,” ujar Bayu Hanantasena, President Director & CEO Lintasarta.
Dengan diumumkannya 10 startup terbaik ini, Lintasarta menegaskan peranannya dalam mewujudkan ekosistem AI nasional yang makin berkembang. Program ini juga didukung oleh Kementerian Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
Baca Juga: Riset AWS: Adopsi AI di Indonesia Meningkat Pesat, Startup Lebih Gesit Berinovasi
10 Startup Terbaik di Semesta AI 2025
Peserta program Semesta AI 2025 telah melalui proses seleksi yang ketat sejak pendaftaran dibuka pada akhir 2024. Program ini menarik 155 startup dari berbagai daerah di Indonesia.
Dari 50 startup terpilih disaring lagi menjadi 20 startup terbaik untuk mengikuti program mentoring intensif yang difasilitasi oleh Lintasarta. Sementara 30 peserta lain mendapatkan pendampingan teknis untuk pengembangan solusi berbasis AI.
Selama program ini berlangsung, 20 startup terpilih telah menjalani kurikulum intensif yang berfokus pada pengembangan solusi AI berbasis use case lokal dari sektor-sektor strategis seperti keuangan, manufaktur, kesehatan, dan layanan publik. Saat ini program telah memasuki tahap pemilihan Top Ten Semesta AI, yaitu 10 startup terbaik yang akan mendapatkan insentif GPU Merdeka, akses di Lintasarta Marketplace (LAMPU) serta kolaborasi untuk mengimplementasikan solusi bersama ke lebih dari 2.300 pelanggan korporasi Lintasarta.
Sepuluh startup tersebut ada BETA-UAS, merupakan layanan drone-as-a-service untuk sektor sumber daya alam, dengan dukungan IoT, cloud, dan AI untuk pemetaan, monitoring, serta predictive maintenance. Kedua ada Lunash, dashboard berbasis AI untuk memprediksi risiko, melacak debitur yang sulit dijangkau, dan mengotomasi komunikasi.
Startup terbaik menurut Lintasarta berikutnya ialah Sokratech, platform no-code untuk sistem anti-fraud memungkinkan tim risiko membangun dan menguji workflow secara real-time. Di peringkat empat ada Momofin, solusi keamanan dokumen digital berbasis AI dengan QR-certified PDF, e-signature, dan audit trail untuk e-KYC.
Algobash, juga menjadi startup terbaru di program Semesta AI 2025. Algobash merupakan platform asesmen rekrutmen end-to-end berbasis AI yang membantu perusahaan menemukan talenta sesuai kebutuhan.
Di peringkat keenam ada Fineksi, analisis data komprehensif berbasis AI untuk mendukung lembaga keuangan dalam membuat keputusan kredit yang lebih akurat. Startup selanjutnya ialah Momentum Teknodata Semesta, Big Data AI untuk berbagai kebutuhan, mengubah data mentah menjadi insight bisnis yang mendorong pertumbuhan berkelanjutan.
Startup terbaik kedelapan ada Simplify AI, middleware berbasis AI yang mempercepat modernisasi sistem enterprise hingga 85%. Di urutan kesembilan ada Doctortool, ekosistem kesehatan terpadu yang dirancang untuk mempermudah pengelolaan data medis dengan cara paling efisien dan Safelog AI diurutan kesepuluh, adalah alat background checking berbasis AI untuk meningkatkan kepatuhan dan mencegah fraud dalam perekrutan.
”Potensi talenta AI Indonesia sangat besar. Melalui Semesta AI 2025, kami ingin mempercepat terbentuknya ekosistem AI nasional yang inklusif, inovatif, dan berdaulat. Kolaborasi dengan para startup ini adalah langkah strategis untuk menghadirkan solusi AI yang bisa diadopsi lintas sektor dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia,” tutup Bayu.
Artikel berjudul Lintasarta Umumkan Deretan 10 Startup Terbaik dari Semesta AI 2025 yang ditulis oleh Zihan Fajrin pertama kali tampil di Gizmologi.id
đź”— Sumber: www.gizmologi.com
📌 MAROKO133 Update gadget: ASUS ROG Xbox Ally X Tunjukkan Performa Lebih Baik di L
Jakarta, Gizmologi – ASUS ROG Ally Xbox dan ROG Xbox Ally X merupakan hasil kolaborasi dengan Microsoft yang mencoba menghadirkan pengalaman gaming portabel berbasis Windows sebagai tandingan langsung untuk Steam Deck dari Valve.Â
Microsoft sendiri menegaskan bahwa mereka telah melakukan banyak optimalisasi agar Windows bisa berjalan lebih efisien di perangkat handheld, terutama pada aspek kontrol sentuh dan manajemen daya. Namun, hasil uji terbaru menunjukkan bahwa sistem operasi berbasis Linux masih unggul dalam beberapa aspek performa dan stabilitas.
Temuan tersebut datang dari kanal YouTube Cyber Dopamine, yang melakukan pengujian pada ROG Xbox Ally X menggunakan Bazzite, distro Linux yang meniru pendekatan SteamOS milik Valve. Dalam pengujiannya, Cyber Dopamine menemukan bahwa fungsi sleep dan resume berjalan lebih cepat dan lebih stabil di Linux dibandingkan Windows. Selain itu, sejumlah game juga menunjukkan peningkatan frame rate yang cukup signifikan ketika dijalankan melalui lapisan kompatibilitas Steam Proton.
Hasil pengujian ini menjadi menarik karena mengindikasikan bahwa, meski Microsoft dan ASUS mengklaim Windows dioptimalkan khusus untuk gaming handheld, Linux justru mampu memberikan pengalaman lebih efisien dalam beberapa skenario. Kondisi ini juga menegaskan bahwa perbedaan arsitektur sistem operasi dapat memengaruhi cara perangkat keras seperti ROG Ally memanfaatkan daya dan sumber daya CPU/GPU yang tersedia.
Baca Juga: ASUS ROG Xbox Ally Resmi Meluncur di Indonesia, Bawa Pengalaman Handnheld Gaming Baru
Linux Bazzite Tawarkan Respons Lebih Cepat dan Efisiensi Lebih Baik
Dalam pengujian yang dilakukan, Bazzite menunjukkan keunggulan nyata dalam kecepatan sistem, terutama pada saat perangkat beralih dari mode sleep ke aktif kembali. Cyber Dopamine mencatat bahwa ROG Xbox Ally X mampu menyala dari mode tidur jauh lebih cepat di Linux, bahkan ketika sedang menjalankan game.
Sebaliknya, versi Windows terkadang mengalami kendala, di mana kontroler gagal terdeteksi setelah perangkat dinyalakan kembali, masalah yang juga sering dilaporkan oleh pengguna lain di forum seperti Reddit.
Lebih jauh lagi, pengujian performa menunjukkan bahwa Linux mampu menghasilkan frame rate lebih tinggi di sejumlah game. Misalnya, pada pengaturan 17W TDP, game Kingdom Come: Deliverance 2 berjalan di sekitar 47 FPS di Windows, sedangkan di Bazzite bisa mencapai 62 FPS. Di tingkat daya yang lebih rendah, selisihnya tetap terlihat, dengan 35 FPS di Windows dan 37 FPS di Bazzite pada 13W. Game Hogwarts Legacy juga menunjukkan peningkatan serupa, dari 50 FPS di Windows menjadi 62 FPS di Linux dengan pengaturan daya sama.
Selain angka performa mentah, stabilitas frame rate juga lebih baik di Linux. Cyber Dopamine mencatat bahwa frame pacing di Bazzite terasa lebih konsisten, dengan minim sekali penurunan frame mendadak yang biasanya terlihat saat menjalankan game di Windows. Ini berarti pengalaman bermain terasa lebih halus, terutama di game dengan visual berat.
Windows Masih Unggul di Fitur, Tapi Linux Menarik untuk Eksperimen
Meskipun Bazzite memberikan hasil yang mengesankan, sistem operasi ini belum sepenuhnya kompatibel dengan semua fitur perangkat ROG Xbox Ally X. Beberapa fungsi seperti pengaturan LED pada joystick dan kontrol RGB belum berfungsi sempurna. Namun, tim pengembang Bazzite menyebut bahwa dukungan penuh akan segera hadir, termasuk peningkatan integrasi dengan komponen perangkat keras milik ASUS.
Sementara itu, Windows masih menawarkan keunggulan tersendiri dalam hal ekosistem aplikasi dan dukungan fitur resmi. Integrasi dengan Xbox Game Pass, dukungan penuh terhadap aplikasi pihak ketiga, dan akses terhadap driver resmi membuat Windows tetap menjadi pilihan utama bagi sebagian besar pengguna. Selain itu, gamer yang lebih mengutamakan kemudahan dan kestabilan jangka panjang kemungkinan besar masih akan memilih Windows sebagai sistem utama mereka.
Namun, hasil pengujian ini membuka diskusi baru mengenai potensi Linux sebagai alternatif serius di dunia gaming handheld. Dengan performa lebih efisien dan pengelolaan daya yang lebih baik, Bazzite dan distribusi Linux serupa bisa menjadi pilihan menarik bagi gamer yang ingin memaksimalkan kinerja perangkat mereka.
Apalagi, dengan semakin berkembangnya dukungan dari komunitas open-source, masa depan sistem operasi alternatif di perangkat gaming portabel seperti ROG Xbox Ally X terlihat semakin menjanjikan.
Uji performa ini memperlihatkan bahwa Linux, yang selama ini dianggap kurang ramah bagi gamer, kini mampu menyaingi bahkan melampaui Windows dalam konteks efisiensi dan stabilitas. ASUS dan Microsoft mungkin masih memegang keunggulan lewat dukungan resmi dan kenyamanan ekosistemnya, tetapi langkah komunitas open-source membuktikan bahwa ada ruang besar untuk inovasi di luar batas sistem operasi konvensional.
Artikel berjudul ASUS ROG Xbox Ally X Tunjukkan Performa Lebih Baik di Linux Dibanding Windows? Begini Penjelasannya yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id
đź”— Sumber: www.gizmologi.com
🤖 Catatan MAROKO133
Artikel ini adalah rangkuman otomatis dari beberapa sumber terpercaya. Kami pilih topik yang sedang tren agar kamu selalu update tanpa ketinggalan.
✅ Update berikutnya dalam 30 menit — tema random menanti!
