📌 MAROKO133 Update startup: Kepercayaan Investor Naik, Nanovest Catat Lonjakan Vol
Sepanjang 2025 aktivitas investasi ritel di Indonesia mengalami peningkatan signifikan. Platform investasi digital Nanovest pun turut melaporkan pertumbuhan volume transaksi sebesar 95% dibandingkan tahun sebelumnya, menandakan semakin banyak investor yang memanfaatkan momentum pasar global yang berulang kali mencapai level all-time high (ATH).
“Tahun 2025 menjadi tonggak penting bagi Nanovest, lonjakan hampir 2x lipat pada volume trading menunjukkan bahwa semakin banyak investor Indonesia yang percaya pada potensi pasar global untuk diadopsi di Indonesia. Kami bangga menjadi platform yang memudahkan akses investasi terhadap saham AS, aset kripto, dan emas digital dalam satu aplikasi. Ke depan, kami akan terus memperkuat program edukasi dan inklusi serta menghadirkan pengalaman investasi yang lebih seamless untuk seluruh pengguna,” ujar Chief Marketing Officer Nanovest, Jovita Widjaja.
Kenaikan aktivitas ini sejalan dengan reli kuat di pasar saham AS, terutama pada indeks seperti S&P 500 dan Nasdaq yang beberapa kali mencetak ATH. Hal itu didorong oleh saham sektor teknologi dan perusahaan AI. Di sisi lain, aset kripto juga menunjukkan performa menonjol; Bitcoin sempat menyentuh ATH di kisaran US$126.000 pada kuartal III-2025 sebelum koreksi kembali ke sekitar US$100.000. Pada pasar komoditas, emas mencapai level US$4.381 per troy ounce pada Oktober 2025.
Di pasar domestik, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor 8.616 poin pada 2025, naik sekitar 45% dari titik terendah di April. Kombinasi lonjakan pasar global dan aktivitas lokal ini menjadi faktor pendorong meningkatnya volume transaksi di aplikasi investasi.
Nanovest menyatakan akan memperkuat program edukasi dan inklusi serta menghadirkan pengalaman investasi yang lebih mudah dan terjangkau, termasuk akses investasi mulai dari Rp5.000, sebagai upaya membantu investor ritel mengambil langkah awal ke pasar global. Perusahaan juga menyoroti pentingnya manajemen risiko dan diversifikasi antara aset tradisional dan digital di tengah potensi volatilitas.
Para analis memperingatkan bahwa meskipun tren bullish dapat berlanjut jika kebijakan moneter global longgar dan inovasi teknologi berlanjut, valuasi sejumlah saham AI kini melampaui puncak dot-com, memunculkan kekhawatiran potensi gelembung. Selain itu, utang nasional AS yang besar turut menjadi bahan pertimbangan investor sehingga emas tetap dianggap safe-haven.
Bryan Oskar, Senior Market Analyst Nanovest, menilai 2025 sebagai tahun penting bagi seluruh kategori aset.
“2025 bukan sekadar tahun rekor harga, melainkan tahun ketika aset tradisional (emas, saham) dan aset digital (Bitcoin, AI-related equities) berlari beriringan menuju puncak baru. Hal ini membuktikan bahwa diversifikasi modern tak lagi harus memilih salah satu, melainkan menggabungkan keduanya untuk hasil yang lebih optimal,” ungkapnya.
Dengan prospek 2026 yang diprediksi lebih dinamis, pesan kunci untuk investor adalah disiplin dalam pengelolaan dana dan risiko serta penyusunan portofolio yang cermat. Nanovest menegaskan komitmennya untuk menyediakan beragam pilihan aset, mulai dari saham global, kripto, dan emas digital, serta akses yang lebih sederhana bagi pengguna.
🔗 Sumber: dailysocial.id
📌 MAROKO133 Update startup: Green pilots & capitals emerge 🌱. Komdigi tightens
Dear subscribers,
This week’s roundup brings a wave of momentum across Southeast Asia’s tech and innovation landscape. From fresh climate-tech funding in Indonesia and Vietnam, to QRIS preparing cross-border expansion, and regulators tightening digital compliance, the region is buzzing with activity. Southeast Asia is entering 2025 with stronger infrastructure, sharper innovation, and growing global relevance.
We are also excited to invite you to an exclusive event: Indonesia Food Resilience Forum 2025. This forum will bring together key stakeholders to discuss innovative steps towards a sustainable food future for Indonesia.
Secure your spot at this strategic discussion by registering here: https://luma.com/75o04yki.
Best regards,
The DailySocial Team
🚨 What’s New
-
The Indonesian-Australian partnership KINETIK announced that five climate-tech startups from its KINETIK NEX programme have been awarded pilot‐funding after pitching at the [RE]Spark 2025 festival in Jakarta. KINETIK The winners, ranging from inclusive electric-mobility and solar water systems to solar-powered sago processing in remote Papua, will implement their innovations using a pooled fund of approximately IDR 1.6 billion. KINETIK The initiative underlines the focus on locally led green innovation across Indonesia’s diverse geographies.
-
Vietnamese VC firm Touchstone Partners has launched a US $10 million “Green Transition Fund” targeting early-stage climate tech startups throughout Southeast Asia. The fund exemplifies the region’s growing appetite for sustainability-driven venture capital and aligns with global net-zero ambitions. Deployment is anticipated to begin in December 2025.
👏 What’s Exciting
-
Indonesia’s digital payments system, the QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard), is set to expand cross-border into China and South Korea by 2026, according to Bank Indonesia. This move signals a major shift toward integrated regional payment infrastructure, enabling Indonesian consumers and merchants to transact seamlessly abroad.
-
The Indonesian regulatory authority Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) has threatened to block services such as ChatGPT and Cloudflare, Inc. for failing to register as private electronic system providers (PSE) under national law. The notification issued covers 25 organisations, signalling heightened digital-sovereignty enforcement in Indonesia’s tech ecosystem. Non-registration could lead to service termination, putting major global platforms on notice.
-
Logistics player J&T Express reported a record surge in parcel volumes during the year-end peak season: +78 % year-on-year in Southeast Asia and +83 % in new markets. The boom underscores sustained e-commerce momentum and logistical scaling across the region. Riders, fulfilment centres and tech infrastructure are all under pressure as growth accelerates.
Fazpass is positioning its Intelligent Authentication (FIA) as the future of OTP verification by addressing core business challenges with a shift to a Monthly Active User (MAU) pricing model. This approach offers companies predictable costs with unlimited OTPs, moving away from the variable, per-message charges of traditional vendors. Coupled with AI-driven authentication designed to improve success rates and reduce user friction, Fazpass aims to provide a more scalable, secure, and cost-effective verification solution for businesses in 2026 and beyond.For more capability information: https://fazpass.com.🚀 What’s Next
The 2025 Global Startup Ecosystem Report by Startup Genome highlights Southeast Asia’s accelerating momentum, with Jakarta jumping four positions to become the world’s #2 Emerging Startup Ecosystem. Unlike other climbers, Jakarta’s rise wasn’t driven by a major exit. Wuxi climbed to #1 after a 67% surge in $50M+ exits, and Riyadh leapt rankings thanks to rasan.co’s $1.1B exit. Jakarta’s improvement instead reflects broader, steady strengthening across early-stage activity, a rare organic shift in today’s exit-driven landscape.
