MAROKO133 Breaking gadget: Google dan Apple Siapkan Cara Pindah OS yang Lebih Mulus Wajib

📌 MAROKO133 Eksklusif gadget: Google dan Apple Siapkan Cara Pindah OS yang Lebih M

Jakarta, Gizmologi – Persaingan antara Google dan Apple memang tak pernah berhenti, tetapi satu hal menarik justru muncul dari laporan terbaru,  kedua raksasa teknologi ini dikabarkan sedang bekerja sama untuk mempermudah proses berpindah antara Android dan iOS. Langkah ini cukup mengejutkan mengingat keduanya selama ini punya ekosistem yang cenderung tertutup, terutama Apple. Namun rupanya, dorongan regulasi dan tuntutan pengguna membuat keduanya meninjau ulang pengalaman migrasi yang selama ini cukup merepotkan.

Saat ini, proses berpindah perangkat masih bergantung pada aplikasi tambahan seperti Move to iOS atau Android Switch. Meski berfungsi, pengalaman pengguna tidak selalu mulus, data tidak selalu lengkap, beberapa jenis file tidak ikut berpindah, dan prosesnya bisa memakan waktu. Kerja sama baru ini diharapkan bisa mengubah itu semua. Baik Android maupun iOS nantinya akan memiliki fitur bawaan untuk migrasi dua arah yang diklaim lebih cepat, lebih lengkap, dan lebih stabil.

Hal ini juga mencerminkan pola baru di industri smartphone: perusahaan tidak lagi hanya menjual perangkat, tetapi pengalaman pengguna. Jika migrasi OS menjadi lebih mudah, keputusan membeli smartphone bisa lebih bebas tanpa takut “terkunci” di satu ekosistem saja. Tentu ini menguntungkan pengguna, meski di sisi lain bisa mengurangi eksklusivitas yang menjadi kekuatan Apple selama ini.

Baca Juga: iPhone 17 Pro Max Siap Jadi Kamera Utama Major League Soccer!

Fitur Migrasi Baru Akan Hadir di Android dan iOS

Laporan menyebutkan bahwa fondasi fitur baru ini sudah terlihat di Android Canary build terbaru. Meski masih diperuntukkan bagi developer, kehadirannya menandai bahwa Google sudah mulai mengintegrasikan migrasi OS langsung di level sistem. Artinya, kelak proses pindah OS tidak lagi memerlukan aplikasi terpisah, melainkan berjalan langsung dari menu pengaturan perangkat.

Apple juga disebut akan menghadirkan fungsi serupa melalui pembaruan iOS 26. Yang menarik, lebih banyak jenis data akan dapat dipindahkan, termasuk yang sebelumnya sulit ditransfer. Jika benar, ini bisa menjadi pembaruan terbesar untuk migrasi data lintas sistem dalam satu dekade terakhir.

Menuju Pengalaman Lintas Platform yang Lebih Terbuka

Meski tujuannya baik, ada beberapa hal yang patut dicermati. Pertama, integrasi ini mungkin butuh waktu panjang sebelum benar-benar stabil. Pembaruan besar seperti ini sering membutuhkan fase beta berbulan-bulan. Kedua, belum jelas apakah fitur migrasi ini akan berlaku penuh di semua region, mengingat Apple dan Google kadang menerapkan batasan tertentu tergantung kebijakan negara.

Tetap saja, bagi pengguna, kabar ini jelas menggembirakan. Jika benar terealisasi, pindah dari iPhone ke Android atau sebaliknya memang akan terasa lebih natural, tanpa drama kehilangan chat atau foto yang tidak ikut tersalin. Tinggal berharap saja kemitraan langka antara dua rival ini tidak memakan waktu terlalu lama sampai siap dirilis ke publik.

Artikel berjudul Google dan Apple Siapkan Cara Pindah OS yang Lebih Mulus yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id

🔗 Sumber: www.gizmologi.com


📌 MAROKO133 Hot gadget: Prediksi Besar Trend Micro untuk 2026, Era Kejahatan Siber

Jakarta, Gizmologi – Laporan berjudul The AI-fication of Cyberthreats menjelaskan bagaimana sistem agentik dan AI generatif akan memperluas skala serangan. Mulai dari malware yang menulis ulang dirinya sendiri, hingga social engineering berbasis deepfake yang semakin sulit dikenali, ancaman cyber diprediksi makin cepat dan presisi. Masalahnya tidak sekadar pada meningkatnya serangan, tetapi pada bagaimana batas antara inovasi teknologi dan eksploitasi semakin kabur.

Bagi organisasi, kondisi ini menjadi wake-up call bahwa pertahanan reaktif tidak lagi memadai. Perusahaan dituntut untuk memasukkan keamanan ke dalam setiap lapisan sistem, mulai dari pengembangan AI, operasional cloud, hingga manajemen rantai pasokan. Tanpa strategi yang adaptif dan visibilitas yang solid, mereka akan tertinggal di tengah laju otomatisasi ancaman.

Baca Juga: Susah Sinyal, Menkomdigi Pastikan Wilayah Banjir Sumatra Bisa Pulih 90%

AI Sebagai Motor Penggerak Kejahatan Siber Baru

Trend Micro menyoroti bagaimana AI kini dapat menjalankan seluruh tahapan serangan secara mandiri. Agen AI mampu melakukan pengintaian, menemukan kerentanan, hingga memonetisasi data curian. Lingkungan hybrid cloud, rangkaian software open source, dan infrastruktur AI menjadi target utama karena sifatnya yang kompleks dan sering kali minim pengawasan mendalam.

Ancaman yang paling mencolok dari awasan Trend Micro adalah evolusi ransomware menjadi ekosistem otonom. Serangan bukan lagi sekadar enkripsi data, melainkan mencakup identifikasi target, eksploitasi otomatis, hingga negosiasi melalui “extortion bots”. Dengan kata lain, kecepatan dan kegigihan serangan nantinya tidak lagi dibatasi oleh waktu atau tenaga manusia seperti di masa lalu.

Dampak ke Perusahaan dan Strategi Bertahan Menghadapi 2026

Selain serangan agresif, Trend Micro menegaskan bahwa tantangan lain datang dari potensi penyusupan AI dan modul berbahaya ke dalam workflow perusahaan. Kode sintetis, model AI yang dirusak, dan paket open source yang dimanipulasi dapat menyusup secara halus tanpa terdeteksi. Bahkan, strategi spionase “harvest-now, decrypt-later” yang memanfaatkan kemajuan komputasi kuantum masa depan, dan diprediksi makin banyak dilakukan kelompok kriminal dan negara.

Trend Micro menyarankan pergeseran budaya keamanan dari sekadar “melindungi” menjadi “membangun ketahanan”. AI harus digunakan secara etis dan diawasi manusia, sementara sistem keamanan harus semakin otomatis namun tetap memiliki validasi manusia. Organisasi yang mampu menyeimbangkan kecepatan inovasi dengan tata kelola yang kuat disebut akan lebih mudah bertahan di era ancaman otonom ini.

Dengan ancaman yang semakin kompleks, tahun 2026 akan menjadi titik penting. Keamanan bukan lagi urusan divisi IT semata, tetapi fondasi strategis dalam menjaga kepercayaan dan kelangsungan bisnis di dunia digital yang semakin mandiri.

Artikel berjudul Prediksi Besar Trend Micro untuk 2026, Era Kejahatan Siber yang Terotomatisasi yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id

🔗 Sumber: www.gizmologi.com


🤖 Catatan MAROKO133

Artikel ini adalah rangkuman otomatis dari beberapa sumber terpercaya. Kami pilih topik yang sedang tren agar kamu selalu update tanpa ketinggalan.

✅ Update berikutnya dalam 30 menit — tema random menanti!

Author: timuna