MAROKO133 Breaking gadget: Laporan Cloudflare 2025, AI Generatif Berkembang Beriringan den

📌 MAROKO133 Breaking gadget: Laporan Cloudflare 2025, AI Generatif Berkembang Beri

Jakarta, Gizmologi – Perusahaan cloud konektivitas Cloudflare baru saja merilis laporan hasil riset terbaru bertajuk “The 2025 Cloudflare Radar Year” yang berisi deretan tren di internet selama tahun 2025. Bukan hanya menghadirkan aplikasi yang jadi favorit, tapi juga adanya ancaman kejahatan siber yang terjadi sepanjang tahun.

Sorotan laporan tahun keenam Cloudflare berfokus pada layanan internet paling populer khususnya dalam tren internet, pola lalu lintas, dan wawasan keamanan paling signifikan dari tahun lalu. Intenet dianggap telah memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat global saat ini, didorong oleh pertumbuhan yang signifikan dan perubahan teknologi besar.

“Internet tidak hanya berubah, tetapi juga mengalamai perubahan mendasar. Mulai dari AI, hingga ancaman yang lebih kreatif dan caggih, setiap hari selalu berbeda,” ungkap Matthew Prince, CEO Cloudlfare.

Ringkasan laporan antara lain, adanya peningkatan lalu lintas internet global yang pesat hingga 19% dari tahun ke tahun, disertai perubahan substansial serta kemampuan canggih yang diperkenalkan pada AI. Pada saat yang sama, terdapat tonggak dalam bidang keamanan, yakni enkripsi pascakuantum kni mengamankan 52% dari seluruh lalu lintas manusia untuk memastikan pengguna internet terlindungi dari ancamana di masa mendatang. Hanya saja pertumbuhan yang terjadi seiring dengan peningkatan dramatis dalam peperangan siber yang menyebabkan lebih dari 25 serangan DDoS.

“Meskipun kami merayakan beberapa pencapaian penting internet tahun ini, kami juga memblokir serangan yang mendefinisikan ulang arti ‘skala’, dan menyaksikan model bisnis tradisional pembuatan konten online menghadapi tantangan yang berat,” lanjut Matthew.

Baca juga: Cloudflare One Ditingkatkan, Alat Zero Trust untuk Adopsi AI

Cloudflare Catat Bahwa Google dan Meta Masih Mendominasi 

Bagi Cloudflare. laporan tahunan mereka bukan hanya membagikan informasi penting mengenai lanskap internet yang terus berubah, tapi juga usaha untuk membantu menjaga dunia online agar lebih mendapatkan informasi, tangguh, dan aman.

Matthew punya pandangan soal peran perusahaannya secara umum, “Dengan sebagian besar internet mengalir melalui jaringan Cloudflare per detik setiap hari, kami percaya bahwa kami memiliki tanggung jawab khusus untuk membantu menavigasi perubahan ini dan membangun internet yang lebih baik untuk semuar orang.”

Perusahaan seperti Google dan Meta dilaporkan masih mendominasi penggunaan layanan internet dunia secara berturut-turut selama empat tahun. Perusahaan layanan lain seperti Apple, Microsoft, Instagram, AWS, Youtube, TikTok, Amazon, dan WhatsApp beturut-turut berada di posisi 10 besar.

ChatGPT mempertahankan posisi nomor satu dalam kategori AI Generatif yang semakin berkembang pesat. Layanan lain seperti Claude, Perplexity ikut membuntuti. Sementara Google Gemini masih belum mampu menyodok di 3 besar meskipun layanan umum dari Google masih jadi paling dominan.

Terjadi situasi dinamis dalam bidang kejahatan siber. Tahun 2025, untuk pertama kalinya organisasi masyarakat sipil dan nirlaba menjadi yang paling banyak diserang kejahatan digital ini. Disinyalir karena sifat sensitif dan potensial nilai finansial dari data pengguna mereka. Hal semacam ini perlu menjadi pengingat bahwa penyimpanan data di internet masih menjadi isu penting dan perlu penanganan serius dari pemilik layanan.

Sementara itu dalam bidang layanan, wilayah Eropa masih memimpin di dunia dalam kecepatan dan kualitas internet. Negara-negara Eropa mendominasi metrik global, mencapai kecepatan unduhan rata-rata tertinggi (semua di atas 200 Mbps). Dengan Spanyol menjadi yang teratas untuk kategori ini di seluruh dunia.

Artikel berjudul Laporan Cloudflare 2025, AI Generatif Berkembang Beriringan dengan Peningkatan Kejahatan Siber yang ditulis oleh Ronggo pertama kali tampil di Gizmologi.id

🔗 Sumber: www.gizmologi.com

📌 MAROKO133 Eksklusif gadget: GSMA Meyakini Indonesia Dapat Memimpin Transformasi

Jakarta, Gizmologi – Asosiasi operator global, GSMA, menghimbau percepatan transformasi dan meningkatkan inovasi digital di Indonesia yang dapat didorong melalui hadirnya investasi. Hal tersebut disampaikan dalam Digital Nation Summit (DNS) (10/12) di Jakarta.

Dalam laporan GSMA Intelligence ditemukan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat berminat pada transformasi digital. Menurut survei terbaru terhadap lebih dari 580 perusahaan di ASEAN, perusahaan di Indonesia memperkirakan anggaran rata-rata 10 persen untuk transformasi digital selama 2025-2030, melebihi anggaran rata-rata di ASEAN (10 persen) dan global (9,8 persen).

Dua pertiga responden menjadikan teknologi AI sebagai salah satu bidang yang memerlukan pengeluaran terbanyak. Sedangkan lebih dari setengah menganggap bahwa Internet of Things yang didukung 5G berperan penting bagi pertumbuhan masa depan.

“Skala Indonesia, semangat kewirausahaan dan penduduk usia muda yang terhubung memberikan peluang besar kepada negara ini untuk memimpin. Prioritas saat ini adalah investasi pada bidang tepat, spektrum yang terjangkau dan bisa diprediksi, backhaul tangguh, pusat data yang berkelanjutan dan siap AI dipadukan perlindungan nyata bagi konsumen,” ujar Julian Gorman, Pimpinan GSMA Asia Pasifik.

GSMA Intelligence juga melihat bahwa gelombang baru investasi 5G di Indonesia dapat menambahkan produk domestik bruto sebesar US$41 miliar bagi perekonomian Indonesia selama tahun 2024-2030.

Perusahaan operator seluler telah menginvestasikan hampir AS$29 miliar untuk infrastruktur jaringan dan layanan di Indonesia sejak tahun 2015. Dengan bidang investasi yang tepat, industri ini – termasuk operator dan mitra ekosistem -diperkirakan akan menambah investasi AS$16 miliar pada tahun 2024-2030 dengan fokus yang kuat pada peluncuran 5G.

Baca juga: Laporan Opensignal: Pengalaman Penggunaan Jaringan Seluler Indonesia, Telkomsel Masih Berjaya

Lima Pilar Penting dalam Laporan GSMA

Percepatan transformasi dan inovasi digital di sebuah negara tidak lepas dari faktor pendukung di dalamnya. Laporan Digital Nations dari GSMA melacak kemajuan lima pilar di negara-negara Asia Pasifik, yaitu infrastruktur, inovasi, tata kelola data, keamanan, dan sumber daya manusia, dengan menyoroti di mana saja investasi dapat menghasilkan dampak terbesar.

Indonesia berada di peringkat tengah di antara 21 negara yang dijadikan tolok ukur. Selain menunjukkan kekuatan Indonesia dalam hal sumber daya manusia, keahlian digital, dan keamanan siber, laporan ini juga menyoroti bidang-bidang yang perlu ditingkatkan terkait inovasi dan investasi.

Penundaan alokasi spektrum pita menengah, cakupan yang tidak merata di wilayah pedesaan, dan keterbatasan kemampuan siap AI berisiko memperlambat momentum di saat permintaan kian meningkat.

Kepercayaan konsumen juga mengalami tekanan. Wawasan Indonesia di Laporan Penipuan Konsumen ASEAN 2025 mirip dengan yang terlihat di ASEAN, di mana 45% orang dewasa melaporkan pernah menjadi korban seumur hidup dan 68% korban kehilangan uang. Khususnya di Indonesia, kontak penipuan terutama dilakukan melalui perangkat seluler, dengan pesan OTT (50%) dan panggilan suara (44%), keduanya melebihi rata-rata persentase di ASEAN.

Kabar baiknya yakni 81% masyarakat Indonesia mendukung operator seluler yang hanya menyediakan sejumlah kecil sinyal jaringan untuk tujuan tertentu (misalnya verifikasi penggantian SIM dan nomor telepon) di saat-saat yang berisiko tinggi, untuk menghentikan penipuan – sehingga mendukung penggunaan API anti penipuan milik GSMA Open Gateway dengan lebih luas.

Artikel berjudul GSMA Meyakini Indonesia Dapat Memimpin Transformasi Digital, Asalkan Ada Investasi yang Tepat! yang ditulis oleh Ronggo pertama kali tampil di Gizmologi.id

🔗 Sumber: www.gizmologi.com