š MAROKO133 Hot gadget: Sinopsis Predator: Badlands, Ketika Pemburu Menjadi Sosok
Jakarta, Gizmologi – 20th Century Studios mempersembahkan film Predator: Badlands, yang disutradarai kembali oleh Dan Trachtenberg. Ia sempat menyutradarai film semesta Predator lain sebelumnya yaitu Prey dan Predator: Killer of Killers.
Film Predator: Badlands merupakan babak terbaru dari semesta Predator yang kini berfokus pada sisi lain dari sang makhluk legendaris. Babak baru ini akan menggali lebih cerita dari semesta ini dengan menghadirkan kedalaman emosi di balik salah satu spesies paling ikonik di dunia fiksi ilmiah.
“Ini adalah film pertama dalam semesta Predator yang sepenuhnya berfokus pada spesies Yautja,” ujar Trachtenberg.
Baca Juga: Sinopsis Abadi Nan Jaya, Film Zombie dengan Kearifan Lokal Budaya Indonesia
Sinopsis Film Predator: Badlands, Berfokus ke Dek
Film Predator: Badlands membawa penonton ke planet berbahaya Genna, tempat seorang Predator muda bernama Dek berjuang untuk membuktikan dirinya. Dalam perjalanan tersebut ia menemukan sekutu tak terduga Thia, robot yang rusak.
Meski rusak, Thia merupakan robot yang berjiwa kuat. Bersama-sama, mereka menempuh perjalanan berbahaya melintasi planet Genna demi mencari lawan utama, makhluk tak terkalahkan bernama Kalisk.
“Untuk pertama kalinya, penonton akan mengikuti sudut pandang sang monster. Dek merupakan sosok terlemah di klannya, di ambang pengasingan, dan harus membuktikan dirinya dengan memburu makhluk paling berbahaya di galaksi,” jelas Trachtenberg.
Film ini dibintangi oleh pendatang baru Dimitrius Schuster-Koloamatangi sebagai Dek serta Elle Fanning sebagai Thia. Dimitrius Schuster-Koloamatangi berhasil menghadirkan performa fisik dan emosional luar biasa sehingga membuat sosok Yautja terasa hidup dan manusiawi. Sedangkan, Elle Fanning, yang merupakan penggemar dari Prey, juga sangat senang bergabung menjadi bagian dari film ini.
“Naskahnya sangat mengejutkan. Thia digambarkan sebagai robot yang tidak punya kaki dan berwujud āranselā. Ini merupakan tantangan baru bagiku dan semangat yang Trachtenberg miliki menjadi motivasi aku untuk total dalam peran ini,” ungkap Fanning.
Film Predator: Badlands juga memperkenalkan Kalisk sebagai lawan utama yang merupakan sosok makhluk yang tak terkalahkan. Untuk mewujudkan karakter ini, Creature DesignerĀ legendaris Alec Gillis, yang memulai karirnya dalam film AlienĀ dan PredatorĀ pertama di bawah bimbingan maestro efek spesial Stan Winston, kembali berkolaborasi dengan Trachtenberg setelah sebelumnya bekerja sama dalam film Prey.
Bersama tim WÄtÄ FX, Gillis merancang sosok Kalisk dengan inspirasi dari berbagai makhluk nyata maupun fiksi, termasuk karakter-karakter imajinatif dari film Hayao Miyazaki, video game legendaris Shadow of the Colossus, serta biota laut dalam dari dunia nyata. Dari sisi efek visual, Olivier Dumont (āDoctor Strange in the Multiverse of Madnessā) menghadirkan visual menakjubkan dengan bantuan studio legendaris seperti WÄtÄ Workshop, Framestore, dan ILM.
Dengan menghadirkan sudut pandang baru dari seorang Predator, Trachtenberg berharap penonton dapat membangun koneksi emosional dengan para karakter dalam film ini. Predator: Badlands diproduseri oleh John Davis, Dan Trachtenberg, Marc Toberoff, Ben Rosenblatt, dan Brent OāConnor.
Film Predator: Badlands sudah tayang di bioskop Indonesia. Film ini hadir dalam berbagai format premium seperti IMAX, 4DX, dan ScreenX di seluruh bioskop indonesia.
Artikel berjudul Sinopsis Predator: Badlands, Ketika Pemburu Menjadi Sosok yang Diburu yang ditulis oleh Zihan Fajrin pertama kali tampil di Gizmologi.id
š Sumber: www.gizmologi.com
š MAROKO133 Update gadget: Huawei Rilis Pesaing iPhone Air, Bawa Baterai 6500 mAh
Jakarta, Gizmologi ā Selain Samsung dan Apple, banyak produsen smartphone lainnya yang turut berpartisipasi untuk rilis produk dengan profil tertipis. Tak merasa cukup hadirkan smartphone lipat tiga, Huawei akhirnya ikut membawa opsi smartphone tipis. Lewat kehadiran Huawei Mate 70 Air yang memiliki proporsi bodi smartphone sedikit bongsorābahkan melampaui Galaxy S25 Ultra.
Memang, bila menilik histori jajaran seri Huawei Mate sebelumnya, dimensinya dibuat lebih bongsorāsetidaknya kalau dibandingkan dengan Huawei P (Pura) Series. Sehingga wajar bila desain Huawei Mate 70 Air juga tetap dibuat besar, termasuk lebih besar dari semua opsi smartphone tipis lain yang ada, seperti Galaxy S25 Edge, iPhone Air, hingga Motorola yang juga ikutan rilis keunggulan serupa.
Situasi yang masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, membuat smartphone rilisan Huawei termasuk Huawei Mate 70 Air, tidak bisa hadir dengan dukungan jaringan 5G. Begitu pula layanan Googleāmeski memang saat ini Huawei sudah semakin adaptif mengandalkan AppGallery bikinan mereka sendiri. Termasuk menyediakan sejumlah aplikasi yang umumnya membutuhkan layanan Google.
Baca juga: Huawei Watch GT 6 Hadir dengan Strap Brown Terbaru, Ini Keunggulannya
Layar & Baterai Huawei Mate 70 Air Dibuat Serba Lega
Mengejar desain bodi yang ramping, profil Huawei Mate 70 Air memang tergolong sangat tipis. Namun dalam satuan milimeter masih relatif jauh dibandingkan dua kompetitornya, yakni 6,6mm (vs 5,6mm pada iPhone Air dan 5,8mm pada Galaxy S25 Edge). Bobotnya juga jauh lebih berat, mencapai 208 gram. Meski memang, dimensinya dibuat jauh lebih bongsorātermasuk kapasitas baterainya yang bahkan jauh melebihi Galaxy S25 Ultra.
Yang membuat dimensi Huawei Mate 70 Air bongsor, tidak lain adalah layar 7 inci di sisi depan, menggunakan panel AMOLED dengan tingkat kecerahan maksimum hingga 4000 nits. Bisa dibilang cukup besar, bahkan setara dengan sejumlah tablet berdimensi kompak. Huawei pun memasangkannya dengan setup speaker stereo yang sudah membawa sertifikasi khusus, untuk volume dan efek stereo lebih maksimal.
Salah satu benefit lain dari dimensinya yang lebih bongsor, adalah kapasitas baterai bisa dibuat lebih lega. Ya, baterai Huawei Mate 70 Air mencapai 6500 mAh, jauh lebih lega dibandingkan milik Apple dan Samsung. Huawei juga memasangkannya dengan teknologi fast charging 66W. Sementara eksterior bodinya juga sudah mengusung standar IP68/69, membuatnya lebih tahan air.
Smartphone ini menjalankan HarmonyOS 5.1 terbaru, dan mulai membawa sejumlah fitur AI. Mulai dari AI Air Transmission untuk memindahkan file antar ekosistem perangkat Huawei lewat gestur tangan, AI noise reduction saat panggilan telepon, hingga AI face detection untuk mendeteksi wajah orang lain saat panggilan video berlangsung demi faktor keamanan.
Harga Mencapai Rp10 Juta
Bukan Snapdragon, bukan pula MediaTekāHuawei kembali sematkan cip rilisan sendiri, yakni Kirin 9020A/B, dipasangkan dengan RAM hingga 16GB. Sementara itu, opsi penyimpanan internalnya tersedia hingga 512GB. Dan keunggulan Huawei Mate 70 Air, ada pada setup kameranya yang tergolong komplit.
Selain kamera selfie 10.7MP yang disematkan di sisi depan, ada tiga sensor kamera pada modul kamera belakangnya. Kamera Huawei Mate 70 Air diperkuat sensor utama 50MP f/1.8 dengan OIS, telefoto 12MP RYYB dengan 3x optical zoom dan OIS, serta 8MP ultra-wide angle. Plus, seperti kebanyakan smartphone Huawei, ada color sensor khusus untuk meningkatkan akurasi foto.
Tersedia dalam tiga warna berbeda, harga Huawei Mate 70 Air dibanderol CNY4199, atau sekitar Rp9,8 jutaan. Sudah mulai dijual di negara asalnya, apakah Gizmo friends berminat dengan smartphone tipis-tapi-bongsor dari Huawei satu ini?
Artikel berjudul Huawei Rilis Pesaing iPhone Air, Bawa Baterai 6500 mAh yang ditulis oleh Prasetyo Herfianto pertama kali tampil di Gizmologi.id
š Sumber: www.gizmologi.com
š¤ Catatan MAROKO133
Artikel ini adalah rangkuman otomatis dari beberapa sumber terpercaya. Kami pilih topik yang sedang tren agar kamu selalu update tanpa ketinggalan.
ā Update berikutnya dalam 30 menit ā tema random menanti!
