π MAROKO133 Update gadget: vivo X300 Ultra Mulai Terungkap Lewat Bocoran Baru, Sia
Jakarta, Gizmologi – vivo tampaknya bersiap memperluas lini X300 mereka dengan kehadiran vivo X300 Ultra, yang akan menjadi model penutup sekaligus penerus X200 Ultra. Meski belum ada informasi resmi dari vivo, sejumlah bocoran mulai memberi gambaran arah pengembangan perangkat ini. Ditambah lagi, posisi Ultra dalam seri X vivo selalu menjadi sorotan karena menghadirkan spesifikasi paling ambisius, terutama pada sektor kamera dan baterai. Maka tak heran jika kabar awal terkait X300 Ultra langsung menarik perhatian pasar.
Namun, semua informasi sejauh ini masih berdasarkan rumor dan tipster. Artinya, selalu ada kemungkinan perubahan menjelang pengumuman resmi. Para penggemar ponsel flagship tentu berharap vivo benar-benar meningkatkan pengalaman pengguna, terutama setelah X200 Ultra sebelumnya menuai respons positif berkat kamera telefoto dan baterai masifnya. Tetapi di saat yang sama, ekspektasi yang terlalu tinggi juga berisiko menciptakan kekecewaan jika fitur yang dibocorkan tidak menjadi kenyataan di versi final.
View this post on Instagram
Melihat tren industri, persaingan flagship di 2026 akan semakin ketat dengan fokus pada kapasitas baterai besar, kemampuan kamera ekstrem, serta efisiensi chipset generasi baru. Jika vivo benar-benar merilis X300 Ultra dengan peningkatan signifikan, perangkat ini berpeluang menjadi salah satu penantang serius bagi kompetitor besar seperti Samsung dan Xiaomi. Namun semua kembali pada bagaimana vivo mengeksekusi produk ini secara final.
Baca Juga:Duo 200MP Resmi di Indonesia, Harga vivo X300 Series Mulai Rp14,999 Juta!
Bocoran Spesifikasi Awal: Baterai 7.000mAh dan Dua Kamera 200MP
Salah satu informasi paling menarik dari bocoran terbaru adalah kapasitas baterai vivo X300 Ultra yang disebut mencapai 7.000mAh. Jika benar, ini akan menjadi baterai terbesar yang pernah digunakan vivo di lini flagship mereka. Sebagai perbandingan, X200 Ultra sebelumnya membawa baterai 6.000mAh, sedangkan X300 Pro yang baru diumumkan mengusung kapasitas 6.510mAh. Peningkatan ini tidak hanya mengisyaratkan daya tahan lebih panjang, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang bobot dan ketebalan ponsel, dua aspek yang biasanya terdampak signifikan oleh peningkatan kapasitas baterai.
Di sektor kamera, vivo kembali berambisi dengan menghadirkan dua sensor 200MP sekaligus. Pendekatan ini mengikuti jejak X200 Ultra yang juga menonjol berkat kamera telefoto jarak jauh. Selain itu, X300 Ultra dikabarkan akan memakai sensor ultrawide 50MP yang ukurannya lebih besar dari generasi sebelumnya. Kombinasi ini menunjukkan bahwa vivo masih menjaga fokus utama mereka pada fotografi mobile. Meski begitu, penggunaan resolusi besar tidak otomatis menjamin kualitas foto lebih baik, bergantung pada pemrosesan gambar dan performa ISP di dalam chipset yang digunakan.
Tidak hanya itu, bocoran lain menyebutkan bahwa X300 Ultra akan tersedia secara global. Jika ini benar, vivo tampaknya ingin membawa pengalaman kamera kelas Ultra ke pasar yang lebih luas, setelah beberapa model Ultra sebelumnya terbatas pada pasar tertentu.
Peluncuran Diperkirakan Pada Kuartal Pertama 2026
Menurut sumber bocoran, vivo X300 Ultra dijadwalkan meluncur pada kuartal pertama 2026. Periode ini cukup masuk akal mengingat X200 Ultra juga dirilis pada April tahun ini, yang menempatkan X300 Ultra dalam siklus rilis tahunan vivo. Jika vivo mempertahankan strategi tersebut, pengumuman resmi kemungkinan terjadi antara Februari hingga April tahun depan.
Meski jadwal ini terdengar realistis, masih ada ruang keraguan. Tahun 2026 akan menjadi periode penting bagi banyak produsen smartphone yang bersiap memperkenalkan teknologi baru, terutama dalam hal efisiensi chip, kamera berbasis AI, dan material bodi yang lebih ringan. Tekanan kompetitif ini bisa saja membuat vivo menunda atau menyesuaikan jadwal rilis.
Pada akhirnya, vivo X300 Ultra tampak menjanjikan dari bocoran awal, tetapi konsumen tetap harus bersikap realistis hingga vivo memberikan konfirmasi resmi. Jika semua rumor ini benar, perangkat tersebut berpotensi menjadi salah satu flagship paling menarik di 2026, terutama bagi pengguna yang mengutamakan fotografi dan daya tahan baterai luar biasa.
Artikel berjudul vivo X300 Ultra Mulai Terungkap Lewat Bocoran Baru, Siap Jadi Flagship Terbesar vivo di 2026 yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id
π Sumber: www.gizmologi.com
π MAROKO133 Hot gadget: iPhone Air Lesu di Pasaran, Produsen Android Ikut Mundur d
Jakarta, Gizmologi – Tren smartphone ultra tipis seperti iPhone Air hingga Samsung Galaxy S25 Edge memang sempat digadang-gadang sebagai babak baru dalam desain mobile premium. Konsep perangkat yang lebih ringan, lebih ramping, dan tetap bertenaga sempat menarik perhatian industri, terutama setelah Apple memperkenalkan iPhone Air.
Namun kenyataannya tidak semanis ekspektasi. Penjualan iPhone Air dilaporkan jauh dari kata memuaskan, dan kondisi ini mulai terasa dampaknya ke seluruh ekosistem. Beberapa pabrikan Android besar disebut ikut meninjau ulang strategi mereka, memunculkan pertanyaan apakah segmen ultra slim benar-benar layak dilanjutkan atau justru menjadi eksperimen yang gagal.
Laporan terbaru DigiTimes menyebutkan bahwa sejumlah brand besar asal Tiongkok seperti Xiaomi, Oppo, dan vivo telah membatalkan rencana meluncurkan smartphone ultra slim yang tadinya diposisikan untuk menyaingi iPhone Air. Keputusan ini disebut bukan hanya berdasarkan performa penjualan Apple, tetapi juga tantangan teknis dalam menghadirkan spesifikasi tinggi tanpa mengorbankan kapasitas baterai atau kemampuan pendinginan. Di tengah kompetisi yang makin ketat, perangkat tipis tanpa daya tahan optimal tentu sulit bersaing dengan flagship reguler.
Fenomena ini menjadi cerminan bahwa pasar smartphone saat ini lebih menilai fungsi dan performa ketimbang desain ekstrem. Walau perangkat ultra slim punya daya tarik visual, kompromi teknisnya cenderung terlalu besar untuk sebagian besar pengguna.
Dengan minimnya minat pasar, produsen pun lebih memilih mengalihkan fokus ke lini flagship konvensional dan foldable yang pertumbuhannya jauh lebih jelas.
Baca Juga:POCO Pad M1 & X1 Resmi Hadir di Indonesia, Ini Daftar Harganya!
Produksi iPhone Air Dipangkas dan Desainer Air Dipecat, Efek Domino?
Indikasi merosotnya performa iPhone Air makin terlihat dari informasi rantai pasokan. Menurut laporan yang sama, Foxconn dikabarkan mengurangi lini produksi iPhone, sementara Luxshare bahkan menghentikan produksi iPhone sepenuhnya. Langkah drastis ini menguatkan asumsi bahwa permintaan terhadap model tertentu, termasuk Air, dan tidak sesuai ekspektasi awal. Kondisi ini menjadi tamparan bagi Apple, terutama karena seri Air semula diproyeksikan sebagai alternatif iPhone Pro untuk pasar yang mendambakan perangkat premium dengan bodi super ringan.
Selain itu, kabar hengkangnya desainer utama iPhone Air semakin memperkeruh situasi. Apple disebut menunda pengembangan penerus Air, kemungkinan karena strategi produk yang harus dievaluasi ulang. Dari perspektif perusahaan, melanjutkan proyek yang tidak memiliki performa pasar solid tentu berisiko besar. Pada akhirnya, langkah mundur ini menunjukkan bahwa Apple pun belum menemukan formula ideal untuk perangkat ultra slim tanpa harus mengorbankan fitur penting.
Namun, bagi sebagian pengguna, pendekatan Apple tetap memiliki daya tarik tersendiri. Desain elegan dan bobot ringan adalah nilai tambah yang tidak dimiliki banyak perangkat lain. Sayangnya, nilai tambah tersebut tampaknya belum cukup kuat untuk menarik massa pasar secara signifikan.
Fenomena buruk di segmen ultra slim ternyata tidak hanya menimpa Apple. Samsung, yang sebelumnya dikabarkan menyiapkan Galaxy S25 Edge sebagai penerus seri Edge yang lebih ramping, juga disebut membatalkan pengembangan perangkat tersebut. Laporan ini memperkuat analisis bahwa minat konsumen terhadap desain ultra tipis cenderung stagnan. Bahkan brand sebesar Samsung pun memilih menahan diri daripada memaksakan produk yang berpotensi gagal secara komersial.
Samsung tampaknya memilih fokus ke seri S25 utama dan perangkat foldable yang memberikan diferensiasi lebih jelas. Langkah ini cukup logis mengingat pasar foldable terbukti memiliki pertumbuhan stabil dan margin keuntungan lebih tinggi. Dibandingkan mengejar desain ultra slim yang penuh kompromi, foldable menawarkan inovasi yang lebih mudah βdijualβ ke konsumen.
Pada akhirnya, kegagalan iPhone Air dan batalnya proyek ultra slim di berbagai brand menjadi sinyal bahwa inovasi hardware tidak bisa lagi hanya mengandalkan desain ekstrem. Pasar kini mencari keseimbangan antara estetika, daya tahan, dan performa. Jika tidak bisa menghadirkan ketiganya dalam satu paket, inovasi tersebut tampaknya belum siap menjadi arus utama.
Artikel berjudul iPhone Air Lesu di Pasaran, Produsen Android Ikut Mundur dari Segmen Ultra Slim yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id
π Sumber: www.gizmologi.com
π€ Catatan MAROKO133
Artikel ini adalah rangkuman otomatis dari beberapa sumber terpercaya. Kami pilih topik yang sedang tren agar kamu selalu update tanpa ketinggalan.
β Update berikutnya dalam 30 menit β tema random menanti!
