📌 MAROKO133 Breaking gadget: Infinix GT 30 Siap Hadir di Indonesia, HP Gaming deng
Jakarta, Gizmologi – Infinix GT 30 dikabarkan akan hadir di pasar Indonesia, hp ini menambahkan rangkaian seri GT 30. Sebelumnya pada Mei 2025, Infinix meluncurkan GT 30 Pro.
Di hp baru ini, Infinix memberikan dukungan AI untuk memberikan pengalaman dan performa bermain game. Desain dari Infinix GT 30 pun akan menjadi perhatian karena mengusung desain mecha yang khas dari Infinix GT Verse.
”Peluncuran GT 30 secara global beberapa waktu lalu mendapatkan antisipasi kuar biasa di berbagai negara, khususnya Indonesia,” ujar Sergio Ticoalu, Head of Marketing Infinix Indonesia.
Baca Juga: Infinix HOT 60 Pro+ vs Oppo A5 2025: Persaingan Duo Smartphone Harga Rp2,5 Jutaan
Infinix GT 30 Tawarkan Kemampuan AI untuk Gaming
Sebelum resmi dirilis, perusahaan memberikan beberapa bocoran mengenai Infinix GT 30. Hp baru Infinix ini dibekali MediaTek Dimensity 7400 5G yang memberikan ketangguhan di berbagai skenario penggunaan dengan penggunaan daya yang lebih efisien.
Hp gaming Infinix ini menghadirkan teknologi AI ke dalam FPS, bernama AI-powered FPS. Teknologi ini memberikan pengalaman bermain anti frame drop, bahkan dalam sesi gaming intensif.
Teknologi ini bisa dirasakan pada layar 1.5K AMOLED dengan refresh rate 144Hz. Layar Infinix GT 30 memiliki tingkat kecerahan hingga 4.500 nits yang bisa memberikan detail tajam.
Kombinasi fitur ini juga akan membuat pengalaman gaming dan multimedia akan semakin imersif di berbagai skenario. Infinix GT 30 5G diberikan balutan desain Cyber Mecha Body dan aksen Mechanical Light Waves.
Selain itu, fitur GT Trigger yang sebelumnya diperkenalkan pada Infinix GT 30 Pro, kini juga dibenamkan di Infinix GT 30. Kehadiran tombol kapasitif ini menghadirkan kontrol fisik setara konsol dengan respons instan, memberikan akurasi lebih tinggi pada setiap pergerakan.
Peluncuran GT 30 sekaligus menjadi momentum kolaborasi perdana Infinix dengan mobile game first-person shooter Garena Delta Force di Indonesia. Infinix GT 30 akan tersedia mulai 25 September melalui Infinix Official Store, baik online maupun offline, dengan detail harga serta promosi khusus yang akan diumumkan pada saat peluncuran di 24 Agustus 2025.
Adapun harga dari Infinix GT 30 Pro mulai dari Rp3.999 juta hingga Rp4.699 juta. Perkiraan untuk harga Infinix GT 30 mungkin lebih terjangkau dibanding varian Pro.
Bagi kalian yang mungkin ingin spesifikasi yang lebih bisa memilih GT 30 Pro. Hp ini hadir dengan chipset MediaTek Dimensity 8350 Ultimate 5G dengan dua varian dan ruang penyimpanan.
Untuk baterainya, GT 30 Pro hadir dengan baterai berkapasitas besar 5500mAh dengan 45W All-Round FastCharge dan 30WÂ wireless charging. Kombinasi MagCharge Cooler dan MagCase membantu menjaga suhu tetap stabil saat bermain sambil mengisi daya.
GT 30 Pro juga menghadirkan hp barunya dengan layar lebar 6,78 inci AMOLED dengan resolusi 1,5K. Layar ini hadir dengan refresh rate 144Hz dan touch sampling rate 2160Hz, serta tingkat kecerahan hingga 1600 nits.
Artikel berjudul Infinix GT 30 Siap Hadir di Indonesia, HP Gaming dengan AI yang ditulis oleh Zihan Fajrin pertama kali tampil di Gizmologi.id
đź”— Sumber: www.gizmologi.com
📌 MAROKO133 Update gadget: Pimax Resmikan Lini Headset Micro-OLED, Siap Bawa VR ke
Jakarta, Gizmologi – Pimax mengumumkan Dream Air SE, Dream Air, dan Crystal Super Micro-OLED yang merupakan perusahaan menegaskan ambisinya menghadirkan headset VR berbasis Micro-OLED dalam skala komersial, bukan sekadar prototipe. Kehadiran ini diyakini bisa menjadi titik balik bagi standar kualitas visual di dunia VR.
Meski begitu, langkah Pimax tidak datang tanpa tantangan. Pasar headset VR masih terbilang niche, dengan pengguna terbatas pada gamer, kreator, dan kalangan profesional. Persaingan juga semakin ketat, mengingat raksasa seperti Meta, Apple, hingga Sony memiliki strategi dan ekosistem masing-masing. Pertanyaannya, apakah Pimax bisa bertahan sekaligus menarik perhatian publik yang lebih luas?
Baca Juga: Nothing Ear 3 Bawa Fitur Super Mic, Inovasi Baru dalam Sebuah Earphone TWS
Tiga Model dengan Pendekatan Berbeda
Pimax memperkenalkan tiga model sekaligus, masing-masing dengan spesifikasi yang disesuaikan untuk segmen berbeda. Dream Air SE, misalnya, hadir sebagai opsi paling ringan dengan bobot di bawah 140 gram. Headset ini membawa resolusi 2560 Ă— 2560 per mata, dilengkapi Tobii eye-tracking, dynamic foveated rendering, 6DOF SLAM tracking, serta spatial audio. Dibanderol $899, perangkat ini ditujukan untuk gamer dan kreator yang ingin mencoba Micro-OLED VR tanpa harga terlalu tinggi.
Model berikutnya, Dream Air, menempati posisi unik dengan klaim sebagai headset VR 8K terkecil di dunia. Resolusi yang ditawarkan mencapai 3840 × 3552 per mata, menghasilkan lebih dari 27 juta piksel gabungan. Dengan bobot hanya 170 gram dan FOV horizontal 110° serta diagonal 120°+, Dream Air mencoba menggabungkan portabilitas dengan kualitas visual maksimal.
Sementara itu, Crystal Super Micro-OLED menjadi flagship Pimax. Model ini menghadirkan sudut pandang lebih luas, yakni 116° horizontal dan 128°+ diagonal—terlebar yang pernah dicapai headset Micro-OLED. Dengan dukungan sistem modular, pengguna dapat mengganti optical engine sesuai kebutuhan, baik untuk ultrawide, kejernihan 57 PPD, maupun Micro-OLED. Produk ini tampaknya lebih ditargetkan bagi penggemar berat dan pengguna profesional seperti komunitas sim racing atau simulasi penerbangan.
Tantangan Pasar dan Prospek Industri
Pimax membuka pre-order untuk ketiga model tersebut, dengan pengiriman dijadwalkan mulai akhir tahun ini. Sebagai insentif, pembeli awal akan mendapat aksesori tambahan seperti frame lensa resep dan salinan gratis gim Le Mans Ultimate. Selain itu, perusahaan menawarkan dukungan berkelanjutan melalui program Pimax Prime, yang mencakup layanan serta pembaruan perangkat lunak.
Bagi industri VR, langkah Pimax ini bisa dipandang sebagai bukti bahwa Micro-OLED bukan lagi sekadar konsep. Teknologi yang selama ini hanya diperlihatkan lewat prototipe akhirnya hadir dalam produk komersial. Jika berhasil, ini bisa membuka jalan bagi adopsi lebih luas, termasuk pada segmen arus utama. Namun, tantangan tetap ada—mulai dari harga yang relatif tinggi, keterbatasan konten yang benar-benar mendukung VR, hingga daya tarik pasar yang masih terbatas dibanding perangkat konvensional.
Selain itu, Pimax harus bersaing dengan nama besar yang sudah lebih mapan. Meta dengan Quest, Apple dengan Vision Pro, hingga Sony dengan PlayStation VR2 memiliki ekosistem yang kuat, baik dari sisi perangkat keras maupun perangkat lunak. Dalam konteks ini, Pimax berada pada posisi underdog, dengan fokus lebih pada spesifikasi teknis dan komunitas enthusiast. Keberhasilan mereka akan sangat bergantung pada bagaimana membangun dukungan ekosistem dan menjawab kebutuhan nyata pengguna.
Pimax mungkin belum sebesar kompetitornya, namun upaya membawa Micro-OLED ke ranah VR komersial adalah langkah yang patut dicatat. Dengan lini Dream Air SE, Dream Air, dan Crystal Super, perusahaan menempatkan diri sebagai pionir dalam menghadirkan pengalaman visual yang lebih tajam dan imersif. Kini tinggal menunggu apakah strategi ini cukup untuk membuat pasar melihat VR bukan hanya sebagai eksperimen, melainkan kebutuhan hiburan dan produktivitas masa depan.
Artikel berjudul Pimax Resmikan Lini Headset Micro-OLED, Siap Bawa VR ke Level Baru yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id
đź”— Sumber: www.gizmologi.com
🤖 Catatan MAROKO133
Artikel ini adalah rangkuman otomatis dari beberapa sumber terpercaya. Kami pilih topik yang sedang tren agar kamu selalu update tanpa ketinggalan.
✅ Update berikutnya dalam 30 menit — tema random menanti!