📌 MAROKO133 Update gadget: ASUS GeForce RTX 5090 ROG MATRIX Hadir dengan Fitur Ant
Jakarta, Gizmologi – ASUS memperkenalkan teknologi baru bernama “Level Sense” melalui lini terbarunya, GeForce RTX 5090 ROG MATRIX. Fitur ini dirancang untuk mendeteksi kemiringan GPU secara real-time dan memberikan peringatan jika posisi kartu mulai menurun. Dengan inovasi ini, ASUS berupaya menjaga kestabilan performa sekaligus memperpanjang usia komponen, terutama bagi pengguna kelas enthusiast yang menggunakan GPU dengan ukuran masif.
Selain itu, ASUS menanamkan berbagai peningkatan struktural dan material dalam RTX 5090 ROG MATRIX, termasuk penggunaan lapisan PCB tembaga setebal 3 oz yang meningkatkan pembuangan panas dan efisiensi daya. Langkah ini memperlihatkan bahwa ASUS tidak hanya berfokus pada performa, tetapi juga pada ketahanan fisik dan pengalaman pengguna jangka panjang.
Baca Juga: ASUS Hadirkan Mini PC ROG GR70 Gaming, Performa Desktop dalam Ukuran Kompak
Fitur “Level Sense” Deteksi Kemiringan GPU Secara Real-Time
Fitur utama yang menjadi sorotan adalah Level Sense, sistem pemantauan kemiringan yang ditanam langsung di dalam GPU. RTX 5090 ROG MATRIX menyematkan sensor Bosch Sensortec BMI323, sebuah inertial measurement unit (IMU) berukuran mini yang menggabungkan akselerometer dan giroskop untuk mendeteksi pergeseran posisi. Sensor ini terhubung dengan perangkat lunak ASUS GPU Tweak, memungkinkan pengguna menerima notifikasi otomatis bila GPU mengalami penurunan posisi, bahkan dalam skala sangat kecil.
ASUS menjelaskan bahwa teknologi dari RTX 5090 ROG MATRIX ini bekerja terus-menerus selama sistem aktif, sehingga mampu memberikan deteksi dini terhadap potensi penurunan atau tekanan berlebih pada slot PCIe. Ini sangat relevan bagi pengguna yang jarang memindahkan desktop mereka dan tidak memperhatikan perubahan kecil pada posisi komponen internal. Dalam jangka panjang, fitur ini bisa membantu mencegah kerusakan motherboard akibat tekanan fisik yang tidak disadari.
Bagi model besar seperti ROG ASTRAL RTX 5090 yang memiliki bobot sekitar 3 kilogram, Level Sense menjadi fitur yang krusial. Meski desain pendingin besar memberikan performa termal luar biasa, beratnya tetap menjadi risiko mekanis. Dengan adanya deteksi otomatis ini, ASUS mencoba menghadirkan solusi yang bukan hanya teknologis, tetapi juga preventif terhadap kerusakan hardware.
Desain Kuat dengan PCB Tembaga dan Fokus pada Efisiensi
Selain fitur pendeteksi posisi, ASUS juga membekali RTX 5090 ROG MATRIX dengan sejumlah penyempurnaan pada desain papan sirkuitnya. Penggunaan lapisan tembaga 3 Oz pada PCB bertujuan untuk memperkuat daya tahan fisik sekaligus meningkatkan pembuangan panas dan stabilitas daya antar komponen. Pendekatan ini memungkinkan performa yang lebih konsisten, terutama dalam kondisi beban berat atau saat melakukan overclocking.
Meski demikian, peningkatan pada struktur PCB ini turut menambah bobot keseluruhan GPU RTX 5090 ROG MATRIX, yang menjadi alasan utama di balik integrasi fitur Level Sense. ASUS mengakui bahwa kartu grafis modern memang semakin besar dan kompleks, sehingga perhatian terhadap faktor mekanis kini sama pentingnya dengan performa dan efisiensi termal.
ASUS juga memastikan seluruh fungsionalitas GPU dapat diakses melalui perangkat lunak GPU Tweak, di mana pengguna bisa memantau suhu, beban kerja, kecepatan kipas, hingga stabilitas posisi kartu. Pendekatan ini menandakan upaya ASUS untuk memberikan kendali penuh kepada pengguna atas kondisi fisik dan performa sistem mereka.
Peluncuran Terbatas untuk Pasar Premium
ASUS memastikan bahwa GeForce RTX 5090 ROG MATRIX akan hadir dalam jumlah terbatas—hanya 1.000 unit yang akan dipasarkan di seluruh dunia. Dengan eksklusivitas ini, kartu grafis tersebut ditujukan bagi kalangan pengguna premium yang mengutamakan performa ekstrem dan keandalan jangka panjang.
Meski ASUS belum mengumumkan jadwal peluncuran pastinya, berbagai bocoran menunjukkan bahwa GPU ini akan segera hadir di pasar global dalam waktu dekat. Harga resmi pun belum diungkap, namun mengingat statusnya sebagai varian ROG MATRIX, angka yang ditawarkan diperkirakan akan berada di segmen tertinggi.
Di sisi lain, beberapa pengamat industri menilai bahwa langkah ASUS memperkenalkan fitur fisik seperti Level Sense adalah bentuk respons terhadap tren GPU berukuran besar yang semakin menjadi norma di pasar high-end. Jika terbukti efektif, teknologi serupa kemungkinan akan diadopsi oleh produsen lain di masa mendatang.
Dengan kehadiran ROG MATRIX RTX 5090, ASUS tidak hanya memperkuat posisinya di segmen GPU premium, tetapi juga memperkenalkan paradigma baru dalam menjaga integritas fisik perangkat keras. Di era di mana performa dan ukuran GPU terus meningkat, perhatian terhadap aspek mekanis seperti ini menjadi langkah yang patut diapresiasi.
Artikel berjudul ASUS GeForce RTX 5090 ROG MATRIX Hadir dengan Fitur Anti-Sag “Level Sense” yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id
🔗 Sumber: www.gizmologi.com
📌 MAROKO133 Eksklusif gadget: NVIDIA RTX 50 SUPER Blackwell Terancam Tertunda Akib
Jakarta, Gizmologi – Rumor terbaru dari industri hardware menyebutkan bahwa NVIDIA mungkin akan menghadapi penundaan serius untuk lini GeForce RTX 50 SUPER Blackwell, menyusul krisis pasokan DRAM yang tengah melanda pasar semikonduktor global.
Sumber seperti Uniko’s Hardware dan BenchLife.info mengindikasikan bahwa kekurangan modul GDDR7 berdensitas tinggi bisa mengacaukan jadwal peluncuran bahkan berpotensi menggagalkan seluruh rencana seri SUPER. Jika benar, hal ini akan menjadi kemunduran besar bagi NVIDIA, terutama karena persaingan dengan AMD dan Intel di pasar GPU konsumen semakin ketat.
Rencana awalnya, seri RTX 50 SUPER Blackwell dirancang untuk menjadi penyegaran di pertengahan siklus hidup produk, menghadirkan peningkatan kapasitas memori hingga 50% dibanding versi standar. Namun kini, situasinya berbalik: NVIDIA dikabarkan hanya akan melanjutkan produksi RTX 50 reguler yang menggunakan modul GDDR7 2 GB per chip, karena versi 3 GB lebih sulit diperoleh akibat lonjakan permintaan dari sektor AI.
Krisis DRAM kali ini memperlihatkan realitas baru di industri teknologi: AI bukan hanya mengubah tren pasar, tapi juga memengaruhi rantai pasokan secara langsung. NVIDIA, yang kini mendominasi pasar chip AI global, mungkin tengah “menyimpan” modul GDDR7 untuk lini RTX PRO Blackwell atau akselerator Rubin CPX, yang diklaim menggunakan hingga 128 GB GDDR7.
Baca Juga: ASUS GeForce RTX 5090 ROG MATRIX Hadir dengan Fitur Anti-Sag “Level Sense”
Rencana “SUPER” yang Kini Jadi Tanda Tanya
Sebelumnya, BenchLife.info sempat melaporkan bahwa NVIDIA menargetkan peluncuran refresh RTX 50 SUPER Series pada kuartal pertama hingga kedua 2026, dengan pengumuman awal di ajang CES 2026. Ada tiga model yang disebut akan menggantikan seri lama: RTX 5070 SUPER, RTX 5070 Ti SUPER, dan RTX 5080 SUPER. Ketiganya disebut membawa peningkatan utama di sisi kapasitas memori—dari 12 GB menjadi 18 GB untuk RTX 5070 SUPER, dan dari 16 GB menjadi 24 GB untuk dua model lainnya.
Namun, rumor dari RTX 50 SUPER terbaru membuat semua rencana tersebut tampak goyah. Dengan krisis DRAM yang masih berlanjut, besar kemungkinan NVIDIA akan menunda, atau bahkan membatalkan sepenuhnya rencana “SUPER refresh” ini. Bagi sebagian pengamat, langkah ini masuk akal secara bisnis, NVIDIA tentu akan lebih memilih mengalokasikan chip dan memori GDDR7 berkapasitas tinggi untuk produk server dan AI, yang memberikan keuntungan jauh lebih besar daripada GPU gaming.
Meski begitu, hal ini bisa memicu kekecewaan di kalangan gamer dan kreator konten. Seri SUPER selama ini dikenal sebagai “sweet spot” antara harga dan performa, menawarkan peningkatan signifikan tanpa harus menunggu generasi baru. Jika benar dibatalkan, pengguna PC enthusiast mungkin akan menghadapi masa jeda cukup panjang sebelum melihat evolusi nyata dari lini GeForce generasi berikutnya.
Fokus Beralih ke AI, Pasar Gaming Terancam?
Melihat tren saat ini, langkah NVIDIA memang semakin condong ke arah pasar enterprise dan AI. Produk seperti Rubin CPX GPU, yang dikembangkan khusus untuk model AI berskala besar, disebut menggunakan 128 GB GDDR7 memory, jumlah yang jelas jauh di atas kebutuhan gaming biasa. Dari perspektif bisnis, keputusan ini rasional: permintaan chip AI melonjak tajam, dan setiap modul GDDR7 berdensitas tinggi kini menjadi aset berharga yang lebih menguntungkan di segmen tersebut.
Namun, dari sisi konsumen, ini bisa jadi pukulan telak. Gamer yang selama ini menjadi basis loyal NVIDIA mungkin merasa diabaikan karena prioritas perusahaan bergeser dari kebutuhan gaming ke komputasi AI. Jika seri SUPER benar-benar batal, hal ini juga dapat memberi ruang bagi AMD Radeon RX 8000 Series untuk mengambil momentum pasar lebih cepat, apalagi AMD dikenal lebih stabil dalam strategi harga.
Meskipun semua informasi ini masih sebatas rumor, NVIDIA tengah menghadapi dilema besar antara menjaga reputasi di pasar gaming dan memenuhi permintaan masif di pasar AI. Hasil akhirnya bisa terlihat dalam beberapa bulan ke depan, dan mungkin di CES 2026, di mana perusahaan diharapkan memberi kejelasan soal masa depan lini GeForce “Blackwell”. Sampai saat itu, gamer tampaknya harus bersabar, atau mulai mempertimbangkan opsi lain di luar ekosistem hijau milik NVIDIA.
Artikel berjudul NVIDIA RTX 50 SUPER Blackwell Terancam Tertunda Akibat Krisis DRAM Global yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id
🔗 Sumber: www.gizmologi.com
🤖 Catatan MAROKO133
Artikel ini adalah rangkuman otomatis dari beberapa sumber terpercaya. Kami pilih topik yang sedang tren agar kamu selalu update tanpa ketinggalan.
✅ Update berikutnya dalam 30 menit — tema random menanti!
