📌 MAROKO133 Breaking gadget: Intel dan Apple Dikabarkan Bahas Potensi Investasi da
Jakarta, Gizmologi – Kabar terbaru dari Bloomberg menyebutkan bahwa Intel tengah menjajaki diskusi awal dengan Apple terkait kemungkinan investasi dan kerja sama strategis. Langkah ini muncul di tengah upaya Intel memperkuat posisi bisnisnya, khususnya di layanan foundry, setelah beberapa tahun tertinggal dari pesaing besar seperti TSMC dan Samsung.
Sementara itu, Apple sendiri masih mengandalkan TSMC untuk produksi chip custom seri Apple Silicon yang digunakan di jajaran Mac, iPhone, dan iPad. Kombinasi ketergantungan Apple pada TSMC serta peran Foxconn dalam perakitan di Taiwan, Tiongkok, dan India menciptakan risiko rantai pasok tersendiri, terutama jika ketegangan geopolitik atau tarif impor dari Amerika Serikat kembali diberlakukan.
Meski belum ada kesepakatan yang dipastikan, potensi kerja sama ini menimbulkan spekulasi besar. Di satu sisi, Intel bisa mendapatkan mitra kelas dunia untuk memperkuat lini foundry. Di sisi lain, Apple bisa memanfaatkan peluang ini untuk memperkuat komitmen produksinya di Amerika Serikat sekaligus meningkatkan hubungan dengan pembuat kebijakan di Washington.
Baca Juga: Qualcomm Debut Snapdragon 8 Elite Gen 5, Chipset Untuk Flagship Terbaik Sepanjang 2026
Fokus Apple pada Produksi Domestik
Dalam beberapa tahun terakhir, Apple menegaskan ambisinya untuk memperbesar kontribusi manufaktur domestik. Pada Agustus lalu, perusahaan menaikkan nilai komitmen investasinya menjadi 600 miliar dolar AS selama empat tahun, naik dari target sebelumnya yang berada di angka 500 miliar dolar AS. Dorongan ini sejalan dengan upaya pemerintah AS mempercepat kemandirian teknologi lewat CHIPS Act.
Jika Apple menjalin kemitraan dengan Intel, kerja sama itu kemungkinan besar akan lebih terarah pada layanan foundry ketimbang kembali menggunakan prosesor Intel. Apple telah menutup era Mac berbasis Intel sejak 2020 dengan peralihan penuh ke Apple Silicon. Sumber industri yang dikutip Business Korea menegaskan Apple tidak berencana kembali ke chip Intel, namun melihat Intel sebagai opsi alternatif produksi untuk mengurangi ketergantungan terhadap TSMC.
Dari sudut pandang Apple, kerja sama dengan Intel bukan hanya soal teknis, tetapi juga politis. Dukungan terhadap manufaktur chip dalam negeri dapat memperkuat posisi Apple di mata pemerintah AS, terutama dalam isu sensitif seperti lapangan kerja, keamanan rantai pasok, dan pengaruh geopolitik terhadap industri teknologi.
Intel Berburu Mitra Strategis
Intel sendiri tengah agresif mencari mitra untuk mendukung rencana transformasi bisnisnya. Perusahaan sudah mendapatkan dukungan besar dari berbagai pihak: pemerintah AS melalui CHIPS Act mengucurkan 10 miliar dolar AS untuk hampir 10% kepemilikan, NVIDIA membeli saham senilai 5 miliar dolar AS (sekitar 4%), sementara SoftBank menambahkan 2 miliar dolar AS lewat kemitraan Stargate dengan OpenAI dan Oracle.
Masuknya Apple sebagai investor potensial tentu akan memperkuat legitimasi rencana besar Intel. Selain modal, Apple membawa citra sebagai salah satu perusahaan teknologi paling berpengaruh, yang dapat menarik minat mitra lain sekaligus mempercepat transformasi bisnis Intel Foundry Services. Hal ini bisa menjadi langkah krusial untuk menyaingi dominasi TSMC di pasar global.
Namun, risiko juga tidak bisa diabaikan. Apple terkenal selektif dan memiliki standar tinggi terhadap mitra produksinya. Jika Intel gagal memenuhi ekspektasi, reputasi perusahaan bisa kembali dipertanyakan. Selain itu, ketergantungan Intel pada sokongan eksternal bisa menimbulkan persepsi bahwa perusahaan belum sepenuhnya mampu bangkit dengan kekuatan internal.
Secara keseluruhan, diskusi awal antara Intel dan Apple memperlihatkan dinamika baru dalam industri semikonduktor global. Intel berusaha mencari mitra kuat untuk mempercepat ambisi foundry, sementara Apple menimbang opsi alternatif produksi di tengah ketidakpastian geopolitik. Apakah kemitraan ini akan terwujud atau tidak, masih bergantung pada kesesuaian kepentingan kedua belah pihak. Namun satu hal jelas: langkah ini mencerminkan semakin pentingnya strategi rantai pasok chip di era persaingan teknologi yang kian ketat.
Artikel berjudul Intel dan Apple Dikabarkan Bahas Potensi Investasi dan Kerjasama Produksi Chip yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id
đź”— Sumber: www.gizmologi.com
📌 MAROKO133 Breaking gadget: Menangkap Keindahan Pulau Sumba Lewat Kamera Xiaomi 1
Jakarta, Gizmologi – Xiaomi baru saja merilis smartphone dengan setup kamera andalan secara global, lewat kehadiran Xiaomi 15T Series. Kabar baiknya, opsi baru ini siap diluncurkan di Indonesia 30 September mendatang. Dan tim Gizmologi sudah sempat menjajal kehebatan kamera Xiaomi 15T Pro langsung untuk mendokumentasikan keindahan pulau Sumba.
Ya, beberapa hari sebelum peluncuran globalnya, Xiaomi Indonesia mengajak Gizmologi serta beberapa rekan media maupun tech reviewer lainnya untuk mencoba kebolehan kamera Xiaomi 15T Series. Dipilih lokasi yang sangat eksotik, yakni pada wilayah Sumba Barat dan Sumba Timur. Untuk mencoba abadikan berbagai jenis momen berbeda mulai dari momen portrait sampai refleksi cahaya saat matahari mulai terbenam.
Kembali tersedia dalam dua varian, yang paling menarik perhatian adalah peningkatan sektor kamera milik Xiaomi 15T Pro, karena akhirnya sematkan sensor telefoto periskop dengan zoom lebih jauh. Kedua varian hadir dengan desain yang sedikit lebih segar, lewat modul kamera belakang yang dibuat sedikit berbeda. Lantas apa saja peningkatannya pada sektor kamera?
Baca juga: Xiaomi 17 Pro Series Jadi yang Pertama Pakai Snapdragon 8 Gen 5 Elite, Punya Layar Kedua di Belakang
Spesifikasi Kamera Xiaomi 15T Pro
Untuk memberikan kemampuan penangkapan foto dan video terbaik, tiga sensor kamera Xiaomi 15T Pro di belakang berikan focal length beragam. Sensor utamanya berjenis Light Fusion 900 23mm, tawarkan resolusi 50MP f/1.62 dengan OIS, yang setingkat atau sama seperti Xiaomi 15 standar. Lalu ada sensor ultra-wide 15mm 12MP f/2.2, dan tentunya sensor telefoto periskop baru 50MP f/3.0 yang tawarkan “Pro-grade Leica 5x Pro telephoto” dalam focal length 115mm, juga didukung OIS.
Sensor yang digunakan adalah Samsung JN5, sudah tergolong banyak diimplementasikan lewat smartphone lain, memiliki dimensi sensor yang juga cukup besar di kelasnya. Xiaomi tawarkan zoom berkualitas optikal hingga 10x. Sementara untuk zoom 20x dan lebih jauh, ada mode AI khusus yang mampu mengenali jenis obyek dan meningkatkan detail hingga reduksi noise secara otomatis.
Selain dari sensor, Xiaomi juga gunakan lensa Leica Summilux yang diperkuat dengan lapisan lensa anti-glare, infrared light filter, hingga lens edge ink coating khusus, untuk meningkatkan performa sensor agar bisa mereproduksi warna lebih akurat serta detail lebih baik termasuk dalam kondisi pencahayaan rendah.
Sejatinya tidak hanya kualitas fotonya saja yang diunggulkan—kemampuan perekaman videonya juga ikut ditingkatkan. Xiaomi 15T Pro mampu merekam video hingga 8K30 maupun 4K120, serta format 10-bit log dalam resolusi tertinggi 4K60. Dalam mode Pro, pengguna juga bisa import format LUT eksternal untuk efek warna berbeda. Sementara tiga mikrofon yang berada di sekeliling bodi diklaim punya rasio signal-to-noise lebih tinggi.
Berikan Kemudahan Membidik Momen dari Jarak Lebih Jauh
Berikut adalah beberapa momen yang berhasil tim Gizmologi tangkap menggunakan kamera Xiaomi 15T Pro, memanfaatkan semua sensor kamera yang disematkan ke dalam modul kamera belakangnya. Dengan kombinasi tiga sensor, smartphone ini bisa membidik beragam skenario dari beragam jarak berbeda. Mulai ultra-wide untuk sudut pandang ekstra lebar, hingga zoom lebih jauh sampai 10x.
Saya masih merasakan adanya tone warna yang memang terasa kustom, alias tidak 100% netral, baik ketika menggunakan opsi Leica Vibrant maupun Leica Authentic. Setidaknya, tone warna yang memang khas ini, tidak mempengaruhi warna kulit yang kemudian tak menjadi akurat. Lalu bagaimana dengan kualitas sensor telefoto kamera Xiaomi 15T Pro?
Saat pertama mencobanya, langsung kami bandingkan dengan iPhone 16 Pro Max yang punya tingkat pembesaran optik secara. Dan dalam berbagai skenario, sensor periskop milik Xiaomi 15T Pro tergolong bersaing, bahkan bisa berikan detail lebih baik. Dan yang paling saya suka, punya jarak fokus yang bisa jauh lebih dekat, sehingga tak perlu mundur terlalu jauh atau harus memotret obyek yang benar-benar jauh.
Hasil foto lebih banyak dari kamera Xiaomi 15T Pro, bisa kamu akses lewat album berikut ini ya. Xiaomi Indonesia bakal segera merilis Xiaomi 15T Series 30 September mendatang.
Artikel berjudul Menangkap Keindahan Pulau Sumba Lewat Kamera Xiaomi 15T Pro yang ditulis oleh Prasetyo Herfianto pertama kali tampil di Gizmologi.id
đź”— Sumber: www.gizmologi.com
🤖 Catatan MAROKO133
Artikel ini adalah rangkuman otomatis dari beberapa sumber terpercaya. Kami pilih topik yang sedang tren agar kamu selalu update tanpa ketinggalan.
✅ Update berikutnya dalam 30 menit — tema random menanti!