đ MAROKO133 Update gadget: Review vivo V60: Tetap Andalkan Tiga Kamera ZEISS, Maki
Setidaknya dalam beberapa bulan terakhir, ada cukup banyak festival atau konser musik yang digelar di sejumlah kota besar di Indonesia. Tentu, tidak sedikit yang ingin mengabadikannya lewat kamera smartphone, apa pun alasannya. Dan untuk mengakomodir tren tersebut, vivo hadirkan opsi smartphone kelas menengah yang pas, lewat kehadiran vivo V60 dengan tiga kamera ZEISS 50MP unggulannya.
âSebelumnya kan juga sudah tiga kamera ZEISS 50MP?â Ya, betul. Bedanya, kalau yang kemarin membawa ultra-wide 50MP tanpa telefoto, kali ini vivo V60 hadir dengan sensor periskop 50MP yang bisa berikan zoom berkualitas di segmennyaâbahkan menggunakan sensor yang sama persis seperti pada vivo X200, alias sudah kelas flagship. Nggak cuma untuk foto konser, juga bisa bikin foto potret lebih dramatis dari jarak jauh.
Tak hanya pada sektor kamera, chipset-nya juga (akhirnya) mendapatkan peningkatan, jadi yang pertama implementasikan seri-7 terbaru dari Qualcomm di Indonesia. Plus, baterai yang juga lebih besar membuatnya semakin pas untuk kreator. Tapi tentu saja, datang dengan beberapa kekurangan. Apa saja? Berikut review vivo V60 selengkapnya.
Desain
Mirip, namun juga begitu berbeda. Bila dilihat dari sisi depan, belakang dan samping, masih mudah dikenali sebagai vivo V Series. Namun ada penyegaran pada desain vivo V60 terutama bagian modul kameranyaâtidak dapat dipungkiri, mengingatkan kepada bentuk kamera iPhone 16. Meski ada beberapa perbedaan seperti adanya lensa dan lampu tambahan di sebelahnya, serta logo ZEISS (yang tidak pas di tengah).
Secara dimensi, kurang lebih masih sama seperti V50 sebelumnya, termasuk ketebalan sekitar 7,8mm dan bobot kisaran 200 gram. Keempat sisi lengkung baik di sisi depan maupun belakang, memberikan impresi seolah lebih tipis baik saat dilihat maupun digenggam. Menariknya, walaupun dimensi masih serupa, kapasitas baterai vivo V60 naik 500 mAh, berkat teknologi silikon karbon terbaru.
vivo V60 Festive Purple menjadi hero color dengan warna merah yang, cukup mencolok, namun tidak begitu merona. Dibuat sedikit gelap supaya tetap terlihat elegan, dengan permukaan matte yang bisa sedikit menyamarkan bekas sidik jari. Masih sedikit licin sih kalau tangan sedang berkeringat, tetapi masih nyaman saat digunakan tanpa case.
Untuk aspek durabilitas, selain dirancang tahan jatuh (walaupun tanpa mengusung standar militer tertentu), juga tahan air dengan sertifikasi hingga IP69âlengkap dengan mode fotografi bawah air sampai opsi untuk mengeluarkan air dari dalam lubang speaker. Membuatnya tidak hanya stylish, namun juga rasa aman ketika dibawa beraktivitas sepanjang hari tanpa pelindung bodi tambahan sekalipun.
Layar
Dalam dimensinya yang cukup lebar, vivo V60 mengusung layar yang cukup besar, berukuran 6,77 inci dengan panel AMOLED 120Hz. Layar tersebut dipasangkan dengan keempat sisinya dibuat sedikit melengkung (micro quad-curved), membuatnya terlihat lebih premium, dan pada saat yang bersamaan juga tidak mengganggu pemakaian (seperti salah sentuh atau warna yang sedikit berubah). Bisa menyala cerah dengan klaim sampai 5000 nits, plus responsif terhadap sentuhan.
Keempat sisi bezel-nya bisa dibilang seragam ketebalannya. Dan untuk resolusi layar yang âhanyaâ full HD+ alias tidak sampai 1.5K, tak menjadi masalah bagi saya. Masih terlihat relatif tajam, dan sepertinya justru membuat lebih hemat daya dan tak mudah panasâkarena ketika digunakan di luar ruangan secara intensif, layar vivo V60 bisa berikan tingkat kecerahan konsisten. Masih lebih baik dari generasi iPhone 16 yang lebih cepat meredup setelah sekian menit.
Profil warna dari pabrikan juga sudah tergolong pas, vibrant namun tidak berlebihan, dengan keseimbangan putih yang terlihat berada hampir tepat di tengah-tengah. Tentunya kamu bisa lakukan kustomisasi pada bagian ini. Proteksi ekstra dari SGS juga hadir untuk cegah mata lelah, sementara proteksi hardware juga hadir dari Schott Xensation. Dan menjadi smartphone vivo, kamu bisa ganti pelindung layar (& soft case) vivo V60 secara gratis lewat pusat perbaikan resmi.
Kustomisasi always-on display juga tentunya hadir. Sementara in-display fingerprint sensor pada vivo V60 tergolong instan dan akurat membaca sidik jari pengguna. Hanya saja, menurut saya peletakkannya agak sedikit terlalu ke bawah. Selebihnya, pada bagian ini, tergolong positif dan bisa mengimbangi desain smartphone yang sudah dirancang stylish meski mengusung baterai besar.
Kamera
Semakin âproâ tanpa menyandang embel-embel Pro pada penamaannya. Sejak pertama kali hadir, kamera vivo V Series memang selalu mengandalkan kemampuan portrait, dan konsumen Indonesia sudah lama tak kebagian versi Pro sejak terakhir kehadiran vivo V30 Pro. Kabar baiknya, setup kamera vivo V60 kini semakin komplit, berkat hadirnya sensor telephoto periskop yang membuatnya makin pas sebagai salah satu opsi âhape konserâ terkini.
Ya, vivo V60 kini punya sensor telephoto 50MP Sony IMX882âsama seperti pada vivo X200, dengan OIS, 3x optical zoom, dan klaim 10x lossless zoom. Sensor ini melengkapi sensor utama IMX766 50MP OIS yang akhirnya menggantikan sensor OmniVision pada generasi sebelumnya. Apakah ada yang disederhanakan? Ada, yakni dengan sensor ultra-wide 8MP yang kini juga tanpa autofokus.
Saya pribadi sangat bisa menerima penyesuaian tersebut, karena digantikan dengan hadirnya sensor telefoto yang tergolong powerful di segmennya. Plus, walaupun resolusi jauh menurun, kamera ultra-wide vivo V60 masih bisa hasilkan foto berkualitas kok. Ingin group selfie? Bisa pakai kamera selfie 50MP JN1 yang punya sudut lebar 21mm plus mendukung autofokus.
Foto portrait kini semakin jago, dengan opsi hingga lima focal length berbeda sampai maksimum 100mm. Focal length pada mode foto standar juga semakin banyakâsesuatu yang bahkan tidak dimiliki oleh banyak flagship, memudahkan framing dari berbagai jarak. Setelah melalui sejumlah pembaruan software, kualitas foto vivo V60 semakin baik, terutama pada zoom lebih dari 3x. Jadi pastikan Gizmo friends lakukan update bila memang belum.
Overall, kamera vivo V60 bisa hasilkan foto yang tajam baik dari sensor utama, telefoto, hingga kamera selfie-nya, dengan reproduksi warna yang relatif mendekati asli, alias tak begitu saturated. Ada profil warna lain yang bisa Gizmo friends pilih, dan tentunya opsi Aura Light juga masih ada, pas untuk dikombinasikan dengan sensor telefotonya karena bisa menyala cukup cerah.
Sedikit kendala yang saya rasakan, terkadang ketika sudah intens mengambil foto portrait atau foto standar, ada beberapa foto yang gagal diproses, sehingga terlihat buram. Tergolong jarang, dan sepertinya hanya terjadi ketika smartphone sedang panasâskenario yang bisa dialami ketika, misalnya, memotret performans pada suatu festival musik saat siang hari sembari mengaktifkan hotspot. Juga ada beberapa hasil foto yang terlihat over-sharpened/over-processed.
Hasil foto lengkap dari …
Konten dipersingkat otomatis.
đ Sumber: www.gizmologi.com
đ MAROKO133 Update gadget: Samsung Umumkan Pemenang SFT 2025, Dorong Inovasi Sosia
Jakarta, Gizmologi – Samsung Electronics Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung generasi muda melalui ajang Samsung Solve for Tomorrow (SFT) 2025. Program tahunan ini menjadi wadah bagi siswa dan mahasiswa untuk menghadirkan solusi teknologi terhadap berbagai tantangan sosial dan lingkungan. Tahun ini, dua tema besar yang diusung adalah Teknologi untuk Keberlanjutan Lingkungan serta Teknologi untuk Perubahan Sosial melalui Olahraga.
Dari ratusan proposal yang diterima, enam tim terbaik berhasil terpilih setelah melewati proses seleksi ketat. Selain menampilkan kreativitas, ide-ide mereka dianggap mampu memberi dampak nyata bagi masyarakat. SFT 2025 juga menghadirkan kolaborasi khusus bersama International Olympic Committee (IOC), yang memungkinkan para pemenang dengan tema Social Change through Sport & Tech melangkah ke kompetisi tingkat global dan berpeluang menjadi SFT Global Ambassadors di Olimpiade Musim Dingin 2026.
Bagus Erlangga, Head of Corporate Marketing Samsung Electronics Indonesia, menyebutkan bahwa program ini bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi bentuk nyata dari empati dan tanggung jawab sosial generasi muda. âMereka membuktikan bahwa teknologi yang digerakkan oleh kepedulian bisa menghadirkan perubahan nyata bagi masyarakat,â ujarnya.
Baca Juga: Review Samsung 9100 Pro: SSD Gen 5 dengan Performa Andal dan Opsi Kapasitas Paling Lega
Ide Cerdas Anak Muda Indonesia
Dari kategori pendidikan tinggi, tim Labmino dari Universitas Indonesia keluar sebagai juara pertama lewat RunSight, kacamata pintar berbasis AI yang membantu pelari tunanetra dengan panduan suara real-time. Di posisi kedua ada tim Hackie Chan dari Universitas Brawijaya yang menciptakan Pantara, platform digital berbasis AI untuk membantu pengelolaan bahan pangan segar dalam program Makan Bergizi Gratis. Sementara tim KYGB dari Universitas Bina Nusantara Alam Sutera meraih posisi ketiga berkat Gesti Talk, aplikasi penerjemah bahasa isyarat berbasis AI untuk meningkatkan inklusivitas di ruang publik.
Dari kategori sekolah menengah, tim Fungaes dari SMAN Unggulan M.H. Thamrin tampil sebagai juara pertama lewat MycoSense, sistem pemantauan kualitas tanah berbasis jaringan jamur alami dan Edge-AI untuk mendukung pertanian berkelanjutan. Tim TIMSES dari MAN 2 Kota Malang menempati posisi kedua dengan EcoZone, sistem pengolahan limbah cair industri pertanian berbasis electro-ozonation dan IoT. Adapun tim R2045 NEST-X dari MAS International Technonatura menutup tiga besar lewat inovasi Kandang H.I.J.A.U, sistem peternakan ayam otomatis bertenaga surya dan ramah lingkungan.
Prof. Dr. Fauzan, M.Pd., Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, menilai SFT sebagai wujud nyata gerakan Diktisaintek Berdampak. Ia menekankan bahwa kecerdasan bukan hanya diukur dari penguasaan teknologi, tetapi juga dari sejauh mana nilai kemanusiaan diterapkan. âLomba yang baik melahirkan pemenang, tapi lomba yang hebat melahirkan perubahan yang menginspirasi gerak zaman,â tuturnya.
Mendorong Generasi Inovator ke Tingkat Global
Dua tim pemenang dengan tema Social Change through Sport & Tech, yaitu Labmino dan KYGB, akan mewakili Indonesia ke ajang Solve for Tomorrow tingkat Asia Tenggara dan Oseania. Mereka berpeluang menjadi duta inovasi di Olimpiade Musim Dingin 2026 bersama 10 tim terbaik dunia.
Gugun Gumilar, Ph.D., Staf Khusus Menteri Agama Bidang Kerukunan dan Kerjasama Luar Negeri, memberikan apresiasi atas konsistensi Samsung dalam memberdayakan anak muda. Ia menilai program ini sejalan dengan nilai pendidikan berbasis empati dan kolaborasi sosial. âInovasi yang lahir dari kepekaan terhadap sesama akan membawa manfaat besar bagi masyarakat,â ujarnya.
Sementara itu, Dr. Muhammad Muchlas Rowi, Staf Khusus Bidang Transformasi Digital Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, menambahkan bahwa program semacam ini penting untuk membangun generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045. âSamsung Solve for Tomorrow menjadi wadah bagi pelajar untuk berpikir kritis dan menciptakan solusi nyata bagi masyarakat,â katanya.
Anthony Edbert Feriyanto dari tim Labmino menyebut ajang ini sebagai gerakan yang memotivasi anak muda untuk berinovasi, bukan sekadar kompetisi. Sedangkan Talita Almira Salsabila dari tim Fungaes menilai program ini membuka akses pembelajaran yang lebih luas berkat dukungan mentor dan materi dari Samsung dan Skilvul.
Dengan semangat Together for Tomorrow, Samsung berharap SFT terus menjadi wadah bagi generasi muda Indonesia untuk berinovasi dan memberikan dampak sosial nyata. Melalui kolaborasi antara dunia pendidikan, teknologi, dan kreativitas, perusahaan ini berkomitmen mendukung lahirnya inovator masa depan yang siap membawa perubahan positif di tingkat nasional maupun global.
Artikel berjudul Samsung Umumkan Pemenang SFT 2025, Dorong Inovasi Sosial Lewat Teknologi yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id
đ Sumber: www.gizmologi.com
đ¤ Catatan MAROKO133
Artikel ini adalah rangkuman otomatis dari beberapa sumber terpercaya. Kami pilih topik yang sedang tren agar kamu selalu update tanpa ketinggalan.
â Update berikutnya dalam 30 menit â tema random menanti!