📌 MAROKO133 Eksklusif gadget: Samsung Galaxy Tab Active5 Pro Hadir, Lebih Kuat unt
Jakarta, Gizmologi – Samsung Galaxy Tab Active5 Pro dan Galaxy XCover7 Pro, perangkat rugged dari Samsung telah rilis di Indonesia, Jumat (21/11). Kedua perangkat ini merupakan perangkat rugged atau yang diperuntukan bagi pekerja di lini terdepan seperti di kantor, lapangan, atau di luar ruang kerja tradisional.
Kedua perangkat ini sudah hadir dengan konektivitas 5G, serta memiliki daya tahan yang disesuaikan. Ada beberapa keunggulan yang bisa kamu temukan di Galaxy Tab Active5 Pro, namun tidak di tablet Samsung lainnya.
Dengan pasar smartphone rugged yang diperkirakan akan mencapai 4,46 juta unit dan pasar tablet rugged yang diproyeksikan menembus 1,89 juta unit pada tahun 2028, perangkat-perangkat ini akan menjadi semakin penting di berbagai industri seperti ritel, pemerintahan, logistik, kesehatan, dan manufaktur. Untuk itu, berikut detail keunggulan dari Samsung Galaxy Tab Active5 Pro.
Baca Juga: Spesifikasi Samsung Galaxy XCover7 Pro, HP Tangguh untuk Kegiatan Menantang
Samsung Galaxy Tab Active5 Pro Ditenagai Snapdragon 7s Gen 3 Mobile Platform
Sebagai tablet rugged, Samsung Galaxy Tab Active5 Pro disematkan berbagai sertifikasi dan perlindungan agar perangkat bisa aman dari beragam kondisi. Perlindungan tersebut seperti adanya sertifikasi IP68, sertifikasi MIL-STD-810H, serta lapisan Corning Gorilla Glass Victus+ di layarnya.
Menjadi perangkat untuk bekerja, kapasitas baterai dari tablet Samsung ini sebesar 10.100mAh yang bisa bertahan dalam waktu lama. Perusahaan juga memberikan dukungan kemampuan baterai Dual Hot-Swap di tablet ini yang memungkinkan pengguna mengganti baterai tanpa perlu mematikan perangkat — memastikan kegiatan kerja tetap berjalan bahkan saat daya baterai menipis.
Lalu S Pen pada Tab Active5 Pro menjadi alat penting bagi para profesional lapangan yang sering membuat catatan, menandatangani dokumen, atau mengisikan data saat bepergian. Manfaat perangkat ini semakin maksimal karena S Pen tetap dapat berfungsi bahkan dalam kondisi basah tertentu.
Fitur yang mungkin tidak ditemukan pada tablet Samsung biasanya ialah teknologi speaker dengan anti-feedback noise reduction, yang berfungsi mengurangi suara gangguan ketika beberapa perangkat pada kanal yang sama berada dalam jarak berdekatan. Dengan volume yang lebih tinggi dan kejernihan suara yang lebih baik, speaker stereo terbaru ini membantu pekerja lini terdepan tetap terhubung dan menyampaikan informasi penting tanpa hambatan
Galaxy Tab Active5 Pro juga memperkuat kemampuan komunikasi melalui audio tuning yang dioptimalkan, meningkatkan level volume dan menggabungkan pemrosesan suara cerdas untuk menyaring kebisingan latar belakang, sehingga kolaborasi menjadi lebih efektif.
Soal layar, tablet terbaru Samsung ini juga hadir dengan teknologi Vision Booster. Terdapat juga antarmuka POGO charging, yang memudahkan pengisian daya beberapa perangkat sekaligus melalui POGO dockdi tempat kerja.
Untuk lingkungan kerja yang membutuhkan perangkat tetap terhubung ke sumber daya listrik, Tab Active5 Pro memiliki fitur No Battery Mode, yang memungkinkan perangkat tetap berfungsi saat tersambung ke daya eksternal. Fitur lainnya dari tablet ini ialah adanya dukungan konektivitas Wi-Fi 6E dan Network slicing. Serta pengguna bisa menggunakna dual SIM (pSIM + eSIM) dan memanfaatkan front-facing NFC Tagging, untuk pengguna di sektor ritel, perhotelan, dan logistik.
Di bagian performa, Galaxy Tab Active5 Pro ditenagai Snapdragon 7s Gen 3 Mobile Platform (4nm Octa-Core) dengan RAM 8GB dan ruang penyimpanan 256GB. Lalu berapa harganya?
Samsung Galaxy Tab Active5 Pro telah hadir di Indonesia dengan harga Rp13.999.000.
Artikel berjudul Samsung Galaxy Tab Active5 Pro Hadir, Lebih Kuat untuk Pekerjaan Menantang yang ditulis oleh Zihan Fajrin pertama kali tampil di Gizmologi.id
🔗 Sumber: www.gizmologi.com
📌 MAROKO133 Breaking gadget: Ericsson Prediksi Langganan 5G bisa Capai 2,9 Miliar
Jakarta, Gizmologi – Ericsson meluncurkan data terbarunya Ericsson Mobility Report (EMR) November 2025 yang menemukan prediksi baru di industri konektivitas. Salah satunya mengenai perkembangan langganan 5G, hingga bagaimana persiapan industri untuk ke era 6G.
EMR 2025 akan berfokus kepada prediksi mulai tahun 2025 hingga 2031. Soal 5G, perkembangan jaringan tersebut tak hanya ada di Indonesia saja, melainkan negara lain juga ikut mengembangkan.
Meski begitu, perkembangan di Indonesia terlihat masih terhambat karena kurangnya spektrum dan harga yang tidak terjangkau. Adapun Ericsson masih memberikan pandangan positif mengenai hal ini.
”Dengan ekosistem digital yang semakin kuat, Indonesia akan berada pada posisi yang lebih baik untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan mendorong transformasi digital nasional,” ujar Daniel Ode, President Director Ericsson Indonesia.
Baca Juga: Ericsson Hackathon 2024, Dorong Inovasi Smart Manufacturing di Indonesia
EMR 2025 Bahas Langganan 5G hingga Kehadiran 6G
Ericsson menyebut use case utama 5G terus berkembang. Enhanced mobile broadband diperkirakan akan mencapai 6,4 miliar langganan 5G pada akhir 2031, atau sekitar dua pertiga dari seluruh langganan seluler pada saat itu. Sekitar 4,1 miliar dari jumlah tersebut yaitu sekitar 65 persen diperkirakan akan berbasis 5G SA atau 5G Standalone.
Penerapan 5G SA mendorong pertumbuhan signifikan pada tahun 2025 dalam jumlah operator telekomunikasi seluler yang menawarkan model layanan konektivitas yang berbeda berdasarkan 5G SA Network Slicing. Dengan teknologi ini, operator telekomunikasi menjamin kualitas layanan untuk berbagai kebutuhan pelanggan dengan menyediakan potongan jaringan khusus.
Data dari EMR juga memperlihatkan sudah lebih dari 90 operator telekomunikasi kini telah meluncurkan atau melakukan peluncuran awal jaringan 5G SA. Jumlah ini mengalami peningkatan sekitar 30 operator telekomunikasi dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan 20 operator telekomunikasi dibandingkan laporan EMR Juni 2025.
Hanya pada tahun 2025 saja, langganan 5G diperkirakan akan melampaui 2,9 miliar pada akhir tahun—setara dengan sekitar sepertiga dari seluruh langganan seluler saat ini—atau meningkat sekitar 600 juta langganan 5G dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Untuk penggunaan langganan 5G sendiri, EMR November 2025 mencatat dari sisi cakupan geografis, tahun ini terdapat peningkatan 400 juta orang di seluruh dunia yang dapat mengakses 5G. Lalu, sekitar 50 persen populasi global di luar Tiongkok daratan diperkirakan akan memiliki cakupan 5G pada akhir 2025.
Jaringan 5G diperkirakan akan menangani 43 persen dari seluruh trafik data seluler pada akhir 2025. Nilai tersebut naik dari 34 persen pada periode yang sama tahun lalu. Para ahli EMR memperkirakan angka ini akan meningkat menjadi 83 persen pada 2031.
Sedangkan untuk Fixed Wireless Access (FWA) broadband terus berkembang, karena menjadi sebagai salah satu use case 5G. EMR November 2025 memperkirakan bahwa sekitar 1,4 miliar orang di seluruh dunia diperkirakan akan mengakses broadband FWA pada akhir 2031, dengan 90 persen di antaranya melalui 5G.
Tim riset EMR telah mengidentifikasi 159 penyedia layanan telekomunikasi yang saat ini menawarkan layanan FWA melalui 5G, setara dengan sekitar 65 persen dari seluruh penyedia layanan FWA. Jumlah penyedia layanan yang menawarkan paket berbasis kecepatan—model monetisasi yang umum digunakan pada broadband tetap berbasis fiber atau kabel—meningkat dari 43 persen menjadi 54 persen sejak EMR November 2024.
Trafik data jaringan seluler meningkat 20 persen dari kuartal ketiga 2024 hingga periode yang sama di 2025 kenaikan yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan, didorong oleh Tiongkok daratan dan India. Pertumbuhan diperkirakan akan terus berlanjut dengan rata-rata tahunan sebesar 16 persen hingga 2031.
Meski langganan 5G belum merata, langganan 6G pun diperkirakan akan mencapai 180 juta pada akhir 2031, belum termasuk adopsi awal perangkat Internet of Things berbasis AI. Jumlah langganan tersebut dapat meningkat secara signifikan apabila 6G diluncurkan lebih awal dari yang ditunjukkan oleh siklus generasi sebelumnya.
”Kami melihat banyak penyedia layanan beralih dari tahap proof-of-concept ke penerapan komersial hanya dalam tahun 2025, dan kami memperkirakan tren tersebut akan terus berlanjut,” ungkap Erik Ekudden, penerbit EMR sekaligus Chief Technology Officer Ericsson.
Artikel berjudul Ericsson Prediksi Langganan 5G bisa Capai 2,9 Miliar Sampai Akhir 2025 yang ditulis oleh Zihan Fajrin pertama kali tampil di Gizmologi.id
🔗 Sumber: www.gizmologi.com
🤖 Catatan MAROKO133
Artikel ini adalah rangkuman otomatis dari beberapa sumber terpercaya. Kami pilih topik yang sedang tren agar kamu selalu update tanpa ketinggalan.
✅ Update berikutnya dalam 30 menit — tema random menanti!
