π MAROKO133 Eksklusif startup: Mamame goes global π, ABC Impact backs green capita
Dear subscriber,
This week highlights how Indonesia’s innovation story continues to evolve across sectors. Snack brand Mamame Whole Foods is taking Indonesian tempeh to global markets with backing from Granite Asia, while ABC Impact, DBS, and UOB are reimagining sustainable finance through an impact-linked fund model. In logistics, J&T Express’s regional growth reinforces Southeast Asia’s e-commerce momentum. The rollout of the Indonesia Game Rating System (IGRS) also marks a step forward in digital policy. The latest Tracxn report signals a maturing fintech landscape in Southeast Asia, where funding growth is slowing but shifting toward more sustainable.
This week’s newsletter is sponsored by Biznet Gio Cloud
Biznet Gio Cloud: Reliable Cloud Designed for Optimal Performance
Bring your preferred web apps online with virtual machines or ready-to-use platforms. Start with cost-effective web hosting, VPS, or elastic cloud servers.
Learn More
Best regards,
The DailySocial Team
What’s New
-
The Indonesian snack startup Mamame Whole Foods has secured a US$2 million investment led by Granite Asia to accelerate its plant-based tempeh chip business, targeting expansion into the US and UK markets. By re-imagining Indonesia’s staple tempeh using black-eyed peas instead of soy and focusing on health-conscious consumers, Mamame taps into both local culinary heritage and global plant-based snack trends. With Granite Asia’s backing, the brand is well-positioned to raise Indonesia’s snack exports profile and spotlight the country’s potential in the healthy-snacks segment.
-
The impact investment firm ABC Impact (backed by Temasek) has partnered with banks DBS and UOB to launch a US$110 million sustainability-linked subscription loan facility for its Fund II, tying capital deployment to measurable social and environmental KPIs across Asia. The structure flips the conventional subscription loan model by embedding sustainability performance triggers, signalling growing sophistication in impact-finance in Southeast Asia. For Indonesia, this offers a precedent for channeling growth-capital into businesses that deliver both financial and social returns, aligning with domestic agendas around green growth and inclusive development.
What’s Exciting
-
Bank Indonesia’s Global Cooperation Push
At the IMF–World Bank Annual Meetings 2025, Bank Indonesia emphasized that strengthening multilateral cooperation is key to sustaining global growth amid tight monetary conditions and shifting geopolitics. The central bank reiterated its commitment to macroeconomic stability, policy credibility, and inclusive growth, while supporting investment and trade across developing economies. Indonesia highlighted its role in driving regional financial resilience through collaboration and innovation in sustainable finance. -
J&T Express rides e-commerce boom, strengthens Indonesia’s logistics edge
J&T Express recorded an impressive 23.1% year-on-year growth in parcel volume for Q3 2025, propelled by a 78.7% surge in Southeast Asia and 47.9% growth in new international markets. The strong performance reflects the sustained momentum of e-commerce and cross-border trade across the region. As demand for faster, more efficient parcel delivery continues to rise, the market presents expanding opportunities for ecosystem players, from warehousing and fulfillment to last-mile technology. In this regional growth cycle, Indonesia remains a key node, both as a major consumer hub and a logistics innovation base shaping the next wave of digital commerce efficiency.
-
Indonesia’s Gaming Industry on the Global Stage
Indonesia’s gaming ecosystem continues to gain global recognition, driven by initiatives from the Ministry of Communication and Digital (Komdigi). Locally developed games are entering international markets, supported by a stronger regulatory foundation through the launch of the Indonesia Game Rating System (IGRS) at IGDX 2025 in Bali. The event recorded a business potential of around $75 million, underscoring Indonesia’s rising status in the creative digital economy. By aligning ethical standards, data protection, and innovation, the government aims to make Indonesia not just a market for games, but a creator and leader in the global gaming industry.
-
AI Adoption in Banking Faces Security Hurdles
A recent HSBC survey revealed that while banks across Indonesia are increasingly aware of AI’s potential to streamline operations and improve services, adoption remains slow due to cybersecurity concerns. Many financial institutions see AI as transformative for customer experience and fraud detection but remain cautious about data protection and hacker risks. The findings highlight the industry’s need for stronger governance, secure infrastructure, and clearer regulatory frameworks to fully unlock AI’s benefits. This cautious optimism mirrors Indonesia’s broader digital transformation—progressive, yet mindful of the balance between innovation and trust.
Whats Next
Despite a funding winter that has chilled the broader Southeast Asian fintech scene, Indonesia remains a market brimming with structural opportunity. According to Tracxn’s 9M 2025 report, fintech startups across the region collectively raised US$839 million, marking a 39% year-on-year decline. More tellingly, early-stage rounds contracted by about 63%, reflecting investor caution amid rising capital costs and tighter global liquidity. While Singapore commanded 84% of total funding, Indonesia captured only 4%, signaling both a slowdown and a gap between ecosystem maturity levels.
Konten dipersingkat otomatis.
π Sumber: dailysocial.id
π MAROKO133 Eksklusif startup: Working Mom di Kursi CMO: Jovita Widjaja Menggambar
Sebagai penggerak utama di balik strategi pemasaran Nanovest, Jovita Widjaja, Chief Marketing Officer Nanovest memiliki pendekatan yang terbukti efektif dalam meraih kepercayaan investor High Net-Worth Individual (HNWI). Berbekal pengalaman lebih dari lima tahun di pasar modal serta latar belakang di dunia wealth management/private wealth, Jovita memahami secara mendalam karakteristik dan kebutuhan segmen investor ini.
Lulusan Mathematical Science dari Bentley University ini percaya bahwa trust adalah fondasi utama dalam membangun relasi dengan HNWI. Karena itu, ia menerapkan pendekatan yang lebih personal mengutamakan hubungan jangka panjang yang dibangun atas dasar kepercayaan dan nilai bersama. Hal ini sejalan dengan visinya di Nanovest: membangun koneksi emosional yang kuat antara brand dan investor, di tengah dunia finansial yang semakin digital dan transaksional.
Namun, lebih dari sekadar profesional di dunia keuangan, Jovita juga menjalani peran penting sebagai seorang ibu. Di tengah ritme industri teknologi finansial yang serba cepat, ia tidak melihat peran ibu dan profesional sebagai dua hal yang bertentangan. Justru, pengalaman pribadinya sebagai ibu memberinya empati dan perspektif nyata terhadap kebutuhan banyak orang akan rasa aman, waktu berkualitas bersama keluarga, dan kebebasan untuk mengelola hidup sesuai nilai pribadi.
Perpaduan antara kepekaan sebagai ibu dan ketajaman strategis sebagai eksekutif menjadikan Jovita sosok yang tidak hanya memahami angka, tetapi juga manusia di baliknya. Inilah yang membuat pendekatannya dalam membangun kepercayaan investor, khususnya HNWI, menjadi lebih bermakna dan berkelanjutan.
Dari Peran Ibu ke Strategi Relatable: Literasi Keuangan yang Lebih Personal dan Empatik
Pengalaman pribadi Jovita sebagai seorang ibu menjadi fondasi kuat dalam merancang strategi marketing Nanovest yang lebih empatik dan relevan. Ia memahami bahwa banyak pengguna terutama perempuan, orang tua muda, hingga profesional tidak selalu punya waktu atau kepercayaan diri untuk mendalami dunia investasi yang kompleks. Karena itu, pendekatannya dimulai dari hal paling dasar: membuat investasi terasa dekat, manusiawi, dan bisa dipercaya.
“Tantangan terbesar justru bukan soal akses, tapi rasa percaya,” jelas Jovita.
Di tengah derasnya arus informasi, ia melihat pentingnya membangun literasi keuangan yang personal, bukan transaksional. Hal inilah yang mendorongnya untuk menghadirkan Nanovest sebagai platform yang tidak hanya transparan dan teregulasi oleh OJK, tetapi juga bisa menjadi teman yang mendampingi perjalanan finansial penggunanya.
Kampanye yang Mengubah Persepsi tentang “Kaya”
Salah satu inisiatif paling berkesan dari Nanovest di bawah arahan Jovita adalah kampanye “This is My Wealth”. Kampanye ini mengajak anak muda untuk mendefinisikan ulang arti kekayaan — bukan hanya dalam bentuk nominal, tapi dalam bentuk kesehatan, kebebasan waktu, dan kualitas hidup.
“Kami ingin orang melihat bahwa wealth bisa berarti punya waktu untuk olahraga pagi, atau bisa pulang lebih cepat untuk makan malam bersama keluarga. Itu juga bentuk investasi,” ungkap Jovita.
Untuk memperkuat pesan ini, Nanovest berkolaborasi dengan berbagai studio olahraga mulai dari Padel, Yoga, hingga Fitness Bootcamp dan membagikan 1000 starter kit olahraga serta hadiah bitcoin hingga 50 juta Rupiah untuk mengapresiasi para member yang telah ikut serta dalam campaign tersebut.
Strategi CMO: Relevansi, Edukasi, dan Aksesibilitas
Dengan pengalaman lebih dari satu dekade di industri digital dan keuangan, Jovita membangun strategi marketing Nanovest di atas tiga pilar: edukasi yang relatable, komunitas yang aktif, dan pengalaman pengguna tanpa hambatan.
“Investasi adalah soal kepercayaan. Kalau orang merasa ribet di awal, mereka akan mundur. Karena itu, tampilan aplikasi Nanovest harus sesederhana mungkin, tanpa menghilangkan kedalaman informasi,” ujar Jovita.
Selain itu, Jovita menekankan pentingnya storytelling dalam edukasi keuangan. Bukan data atau angka yang menggerakkan orang, tapi cerita yang dekat dengan keseharian mereka.
Menatap Strategi Berkelanjutan: Mudah untuk Pemula, Relevan untuk HNWI
Tak hanya fokus pada edukasi dan inklusi di tahap awal, Jovita juga mempersiapkan strategi jangka panjang untuk memperluas cakupan pasar Nanovest ke segmen High Net-Worth Individuals (HNWI) kelompok dengan ekspektasi tinggi terhadap personalisasi layanan, diversifikasi portofolio, serta efisiensi dalam pengelolaan aset. Tahun ini, Nanovest akan meluncurkan serangkaian produk dan fitur baru sebagai bagian dari strategi perluasan pasar. Di sisi lain, Nanovest juga telah menghadirkan program IDDR VIP yang ditujukan untuk investor High Net-Worth Individuals (HNWI), menawarkan imbal hasil kompetitif untuk nominal investasi di atas Rp500 juta, sebuah langkah nyata dalam menjawab kebutuhan akan stabilitas, transparansi, dan eksklusivitas dalam berinvestasi.
“Segmen ini punya cara pandang berbeda terhadap investasi. Mereka mencari platform yang bisa jadi mitra strategis, bukan sekadar tempat transaksi. Kami ingin menjawab itu dengan pendekatan yang tetap human, tapi lebih eksklusif,” ujar Jovita.
Seluruh inisiatif ini menjadi bagian dari strategi berkelanjutan yang ia bangun sebagai CMO, untuk memastikan bahwa Nanovest mampu menjangkau berbagai lapisan investor secara relevan dan progresif.
π Sumber: dailysocial.id
π€ Catatan MAROKO133
Artikel ini adalah rangkuman otomatis dari beberapa sumber terpercaya. Kami pilih topik yang sedang tren agar kamu selalu update tanpa ketinggalan.
β Update berikutnya dalam 30 menit β tema random menanti!