๐ MAROKO133 Hot gadget: Blibli: Survei Sebut Post-Purchase Jadi Titik Kritis di In
Jakarta, Gizmologi – Blibli menghadirkan kampanye baru #NoBlablaDiBlibli di akhir tahun 2025 ini, untuk mengatasi masalah post-purchase dari pengguna. Masalah ini ditemukan melalui survei yang dilakukan oleh Kumparan pada Juli-Agustus.
Pengalaman industri digital saat ini masih mengalami tantangan terbesar saat memilih atau membayar. Tantangan justru muncul setelah keputusan dibuat.
โKami melihat bahwa tantangan konsumen hari ini bukan lagi soal banyaknya pilihan, tetapi soal apa yang terjadi setelah transaksi selesai. Konsumen membutuhkan kepastian, kejelasan, dan rasa aman sepanjang proses. Bagi kami, pengalaman digital yang baik bukan hanya soal kecepatan, tetapi tentang bagaimana kepercayaan dijaga sampai akhir,โ ujar Nazrya Octora, Head of PR Blibli.
Baca Juga: Blibli Store Hadirkan The New Apple Shop, Pengalaman Belanja Premium
Survei Sebut 64% Masalah Terjadi di Blibli Pada Fase Post-Purchase
Survei Kumparan menyebut dari berbagai kategori e-commerce, 6 dari 10 konsumen mengaku pernah mengalami kendala saat berbelanja. Di beberapa kategori, angkanya bahkan lebih tinggi, marketplace mencapai 91%, supermarket online 84%, Home & Living 81%, dan online travel agent 78%.
Yang menarik, sebagian besar kendala tersebut justru muncul setelah pembayaran dilakukan. Sekitar 64% masalah terjadi di fase post-purchase, mulai dari barang yang tidak sesuai, pengiriman terlambat, produk rusak, hingga proses pengembalian yang tidak sederhana.
Data ini menegaskan satu hal yaitu di tengah banyaknya pilihan dan kemudahan transaksi, konsumen semakin membutuhkan kepastian setelah keputusan dibuat. Di sinilah jeda menjadi relevan bukan untuk menunda, tetapi untuk memilih dengan lebih sadar dan bisa mengatasi masalah post-purchase.
Oleh karena itu kampanye #NoBlablaDiBlibli lahir dengan empat jaminan utama. Yaitu adalah Pasti Ori, Jaminan Tepat Waktu, Gratis Perlindungan Lengkap, dan Retur Alasan Apa Pun.
Fokusnya bukan sekadar mendorong transaksi, melainkan memastikan konsumen tetap merasa aman dan tenang hingga barang benar-benar diterima. Serta bisa mengatasi masalah post-purchase. Pendekatan yang sama juga terasa di tiket.com.
Dalam dunia perjalanan yang penuh ketidakpastian, survei Kumparan mencatat 51% konsumen OTA menilai fase post-purchase sebagai titik paling krusial. Perubahan jadwal, pembatalan mendadak, hingga proses refund sering menjadi sumber kekhawatiran.
Melalui fitur 100% Refund dan Reschedule, perlindungan gangguan penerbangan, serta layanan customer care 24 jam. tiket.com berupaya memastikan perjalanan tetap terasa nyaman, bahkan ketika rencana harus berubah.
Untuk kebutuhan harian, Ranch Market memaknai kepercayaan sebagai fondasi utama. Data menunjukkan 68% kendala di supermarket online terjadi setelah pembelian, terutama terkait kualitas produk segar dan ketepatan pengiriman.
Sementara itu, di kategori Home & Living, Dekoruma memahami bahwa furnitur bukan keputusan impulsif, melainkan investasi jangka panjang. Tak heran jika 81% konsumen Home & Living pernah mengalami kendala, terutama terkait pengiriman dan kondisi produk.
โEkosistem Blibli Tiket hadir untuk memberikan kepastian sejak awal mulai dari produk, proses, hingga layanan purnajual sehingga apa pun cara konsumen berbelanja, rasa aman tetap terjaga sampai akhir. Bagi kami, pengalaman digital yang baik bukan hanya soal kecepatan, tetapi tentang bagaimana kepercayaan dijaga secara konsisten,โ ungkap Nazrya.
Artikel berjudul Blibli: Survei Sebut Post-Purchase Jadi Titik Kritis di Industri Digital yang ditulis oleh Zihan Fajrin pertama kali tampil di Gizmologi.id
๐ Sumber: www.gizmologi.com
๐ MAROKO133 Breaking gadget: Review Xiaomi 15T: Pengalaman Kamera Leica yang Semak
Jakarta, Gizmologi – Setelah mereka memperkenalkan Xiaomi 15 Series sebagai smartphone flagship mereka, sudah menjadi tradisi juga mereka menghadirkan opsi yang sedikit lebih terjangkau, dengan keunggulan serupa. Bisa dikatakan, Xiaomi 15T merupakan smartphone mid-range mereka yang juga sudah terintegrasi dengan teknologi Leica dari segi kameranya. Menjadikannya diferensiasi yang nampak berhasil menarik minat konsumen.
Kolaborasi Xiaomi dan Leica sendiri sudah dimulai sejak 2022 silam, dan terlihat bila antusiasme baik dari pengguna smartphone hingga para photography enthusiast, terus tumbuh bersama kehadiran smartphone Xiaomi dengan teknologi Leica yang terus diperbarui dari generasi ke generasi. Sembari memberikan inovasi tambahan, untuk sempurnakan bagaimana penggunanya menangkap momen keseharian.
Memang, untuk Xiaomi 15T Series, opsi terbaru hadir dalam wujud Xiaomi 15T Pro. Lantas bagaimana kualitas versi standarnya, apakah tetap menggoda? Berikut adalah review Xiaomi 15T selengkapnya.
Baca Juga: Xiaomi 17 Ultra Dapatkan Sertifikasi untuk Rilis Global
Desain
JIka melihat dari segi desain memang Xiaomi 15T ini menampilkan desain yang cukup baru dan segar jika kamu bandingkan dengan Xiaomi 14T sebelumnya. Nah, dari Xiaomi 14T terbilang cukup mengotak, sedangkan desain Xiaomi 15T ini terkesan lebih โcurvyโ atau membulat. Kemudian, dari perubahan ini justru menghadirkan kesan yang berbeda dari segi handling.
Salah satu yang membedakan Xiaomi 15T dengan 14T sebelumnya adalah dari segi berat atau bobot. meski hanya turun 5 gram menjadi 190 gram, tetapi yang dirasakan cukup signifikan bedanya. Menjadi lebih nyaman ketika sedang berselancar di sosial media atau melakukan scrolling. Materialnya sendiri tetap didominasi plastik, dengan permukaan belakang yang sudah diperkuat.
Sertifikasi IP68 tetap hadir, bersama dengan lapisan Gorilla Glass 7i di sisi depan. Pada bagian bawah Xiaomi 15T menghadirkan port Type-C yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, dan salah satu yang utama adalah untuk mengisi daya. Kemudian, kamu juga bisa melihat adanya slot SIM Card, speaker, dan microphone.
Kemudian, pada bagian kanan kamu bisa melihat beberapa tombol. Mulai dari tombol power, dan juga media button. Ketebalan Xiaomi 15T ini mencapai 7,5mm. Dari ketebalan tersebut jika dibandingkan Xiaomi 14T mencapai 8mm sudah menjadi salah satu aspek yang membuat Xiaomi 15T menjadi lebih ringan dibandingkan pendahulunya.
Masuk pada bagian belakang, kamu bisa melihat adanya modul kamera yang terisi dari lensa wide, telephoto dan kamera ultrawide. Kemudian, mereka juga menawarkan flashlight, sehingga modul kamera memang mirip dengan Xiaomi 14T. Tulisan Leica pada modul kamera juga sudah menjadi ciri khas smartphone Xiaomi, karena memang mereka menggunakan teknologi Xiaomi untuk menghadirkan kualitas yang mereka klaim seperti flagship.
Layar
Membahas layar, mereka menghadirkan layar sebesar 6,83โ AMOLED 120Hz. Layar yang dihadirkan memang cukup besar jika kamu bandingkan dengan smartphone sebelumnya, tetapi justru refresh rate yang diberikan merupakan hal yang downgrade. Memang mereka menghadirkan smartphone yang lebih ringan dan layar yang sedikit lebih besar, tetapi untuk refresh rate sendiri memang Xiaomi 14T lebih unggul di angka 144Hz.
Meski ada sedikit penurunan, panel layar Xiaomi 15T tetap tergolong superior, karena sudah mendukung hingga 68 milyar warna, dengan tingkat kecerahan maksimal hingga 3200 nits. Tentunya selain visual yang memanjakan mata, nilai kecerahan tersebut sudah lebih dari cukup untuk penggunaan luar ruangan–mempermudah Gizmo friends ketika harus beraktivitas di luar, seperti street photography saat siang hari, misalnya.
Panel yang digunakan berjenis flat, yang mungkin bisa dianggap sebagai kelebihan tersendiri bagi Gizmo friends, terutama untuk memilih proteksi layar tambahan. Keempat sisi bezel terbilang sudah flagship-grade karena relatif tipis, sehingga dimensi layar Xiaomi 15T yang lega masih relatif nyaman dalam genggaman sehari-hari.
Standar HDR10+ dan Dolby Vision juga sudah dibawa. Dan untuk melengkapi panelnya, fitur keamanan Xiaomi 15T sudah termasuk sensor sidik jari in-display yang terbenam di balik kaca layar. Tergolong responsif dan akurat, dengan posisi atau peletakkan yang sudah pas.
Kamera
Sekarang saatnya membahas tentang komponen yang paling ditonjolkan, yakni kamera. Xiaomi 15T menggunakan triple camera yang terdiri dari 50MP untuk wide lens, 50MP untuk telephoto, dan 12MP untuk ultrawide. Gimik? Tentu tidak. Saya pribadi menggunakan Xiaomi 15T untuk mengabadikan beberapa momen cukup tergolong effortless.
Sensor Light Fusion 800 kembali menjadi jantung dari setup kamera Xiaomi 15T, di mana ini merupakan sensor berukuran cukup besar dan memang sempat digunakan di generasi flagship Xiaomi sebelumnya. Menemani sensor utama tersebut, dihadirkan sensor telefoto 50MP dengan 2x optical zoom yang, memang secara jarak, tidak memberikan zoom cukup jauh. Meski begitu, beberapa opsi focal length yang diberikan sudah sangat pas terutama untuk pengambilan foto portrait (hingga 75mm).
Hasil foto lengkap dari kamera Xiaomi 15T, bisa kamu akses lewat album berikut ini.
Kombinasi sensor utama kelas flagship dan campur tangan Leica, membuat kamera Xiaomi 15T mampu mengabadikan beragam skenario berbeda dengan kualitas tinggi. Seperti seri Xiaomi x Leica lainnya, pengguna “terpaksa” memilih pewarnaan Leica Vibrant dan Leica Authentic. Kalau opsi pertama lebih mendekati pewarnaan kamera smartphone pada umumnya, opsi kedua membuat warna lebih kontras khas Leica. Yang saya perhatikan, dibandingkan generasi sebelumnya, opsi pertama berikan racikan lebih natural sekaligus eye-pleasing.
Xiaomi 15T juga sudah membawa lensa optik Leica Summilux yang terdiri dari sejumlah komponen khusus, memastikan kejernihan lebih maksimal dan reproduksi warna lebih akurat. Peningkatan menarik lainnya, ada pada aspek perekaman video. Di mana Xiaomi 15T mendukung resolusi hingga 4K30 pada semua sensor kamera (termas…
Konten dipersingkat otomatis.
๐ Sumber: www.gizmologi.com
๐ค Catatan MAROKO133
Artikel ini adalah rangkuman otomatis dari beberapa sumber terpercaya. Kami pilih topik yang sedang tren agar kamu selalu update tanpa ketinggalan.
โ Update berikutnya dalam 30 menit โ tema random menanti!
