📌 MAROKO133 Breaking gadget: Hands On iPhone 17 Pro Max: Desain Segar & Pening
Jakarta, Gizmologi – Pada 19 Septmber 2025 lalu, saya sebagai bagian dari Gizmologi diundang eksklusif oleh StudioPonsel untuk jajal langsung iPhone 17 Pro Max. Lebih tepatnya saya diajak untuk melihat euforia perilisan iPhone 17 Series di Singapura, sehingga saya mendapatkan kesempatan untuk langsung hands-on dari varian flagship, iPhone 17 Pro Max.
Bisa dikatakan, ini menjadi smartphone unggulan Apple, terkhusus untuk iPhone 17 Series. Kabarnya, iPhone 17 Pro Max ini mendapatkan banyak peningkatan jika dibandingkan dengan iPhone Pro Max pada umumnya. Salah satu yang paling terlihat adalah dari segi desain dan berbagai warna. Maka dari itu, ini menjadi salah satu momen spesial bagi kami untuk melihat dari dekat seperti apa iPhone 17 Pro Max.
Walau kami mengambil iPhone 17 Pro Max ini langsung dari Singapura, tetapi saya pribadi menjajal singkat iPhone ini di Jakarta, karena memang pada saat kami di Singapura semua waktu terasa sangat “mepet” dan kami tidak ada waktu untuk mencoba iPhone 17 Pro Max. Jadi, berikut adalah impresi saya mengenai iPhone 17 Pro Max.
Baca Juga: Peluncuran iPhone 17 Picu Gelombang Penipuan Digital di Seluruh Dunia
Desain Segar iPhone 17 Pro Max
Salah satu yang membuat saya tertarik dengan iPhone 17 Pro atau iPhone 17 Pro Max adalah desain yang ditawarkan, terkhusus untuk varian warna Cosmic Orange. Ini bisa dikatakn sebagai Hero Color dari iPhone 17 Series, terkhusus varian Pro dan Pro Max, mengingat warna Cosmic Orange tidak tersedia untuk varian iPhone 17 biasa.
Saya pada awalnya cukup skeptis saat melihat Apple memperkenalkan iPhone 17 Pro Max dan Pro lewat varian warna Cosmic Orange. Mengapa? Karena menurut saya pribadi sudah seharusnya iPhone mendalami sisi minimalis dan elegan, apa lagi untuk varian Pro dan Pro Max, sudah semestinya mereka menampilkan kesan mewah dan elegan. Namun, hal ini justru ditepis oleh Apple dan mereka tergolong berani untuk menghadirkan warna mencolok seperti Cosmic Orange ini.
Saat saya memegang iPhone 17 Pro Max ini dan dengan warna Cosmic Orange saya justru mendapatkan kesan mewah layaknya McLaren dengan warna oranye yang khas. Ini berhasil diterapkan oleh Apple dengan menghadirkan warna oranye sebagai warna khas dari iPhone 17 Pro Max dan Pro. Menurut saya, ini adalah langkah yang berani dan brilian oleh Apple.
Selain dari warna, adanya terdapat tambahan aksen pada bagian modul kamera, karena sekarang mereka memperkenalkan sebagai Camera Island atau Camera Bump. Jadi, iPhone 17 Pro Max dan Pro menghadirkan kesan yang berbeda jika dibandingkan dengan iPhone pada umumnya.
Hal ini dilakukan karena adanya berbagai hardware kamera baru, mengingat kini iPhone 17 Pro Max dan iPhone 17 Pro sendiri sudah mendapatkan banyak peningkatan terkait sisi kamera, sehingga mereka memerlukan ruang lebih untuk memberikan rumah atau housing kamera itu sendiri. Maka dari itu, kamu bisa melihat perbedaan yang sangat signifikan dari iPhone 17 Pro Max atau Pro jika dibandingkan dengan iPhone 17 biasa atau varian lain.
Kemudian, kamu juga bisa melihat bahwa logo Apple yang ikonik itu terlihat sedikit turun jika dibandingkan dengan iPhone lainnya. Hal ini juga dilakukan agar Apple bisa memberikan 100% desain yang segar kepada para pengguna atau konsumen. Saya pribadi cukup senang melihat desain yang satu ini, karena pada akhirnya konsumen bisa mendapatkan desain iPhone yang baru dan tergolong cukup fresh.
Pada bagian kanan, kamu mendapatkan tombol power dan juga Camera Button yang memudahkan kamu untuk mengakses kamera. Ini merupakan sebuah fitur yang sudah diterapkan mulai dari iPhone 16 lalu, dan sudah pasti iPhone 17 Series akan mengadopsi fitur yang satu ini.
Masuk pada bagian kiri, selain dari volume button kamu juga mendapatkan tombol baru yang dinamakan Action Button. Tombol ini sendiri memudahkan kamu untuk mengakses berbagai jenis fitur dari iPhone 17 Pro Max. Misalnya, menghidupkan senter, merekam Voice Memo, hingga berbagai shortcut yang bisa kamu atur lewat Settings.
Untuk Dynamic Island dan bagian bawah dari iPhone 17 Pro Max tidak ada perbedaan sama sekali. iPhone 17 Pro Max ini menggunakan Type-C Port untuk menghubungkan smartphone ke external devices atau mengisi daya.
Peningkatan Kamera yang Cukup Terasa
Seperti yang sudah disebutkan bahwa memang adanya peningkatan dari sisi kamera dari iPhone 17 Series, terkhusus iPhone 17 Pro Max dan Pro. Karena saya mendapatkan unit iPhone 17 Pro Max untuk dicoba, maka saya sangat antusias untuk mencicipi fitur Zoom yang diberikan atau ditawarkan ini.
Mengingat, untuk fitur zoom untuk berbagai smartphone dari Android memang sudah mendapatkan banyak kualitas yang menjanjikan. Namun, apakah Apple lewat iPhone 17 Pro Max ini bisa menyaingin berbagai smartphone Android dari segi kualitas kamera? Jawabannya adalah sudah bisa siap untuk bersaing. Perlu diketahui bahwa memang semua lensa yang ada pada bagian belakang iPhone 17 Pro Max ini sudah mencapai 48MP dan Apple sendiri bernai menjamin bahwa data tersebut bukanlah hal yang gimmick.
Nah, fitur Zoom yang diberikan menurut saya cukup membantu pengguna untuk mengabdikan momen dengan objek yang jauh atau kecil. Saya sendiri cukup enjoy menjajal kamera dari iPhone 17 Pro Max ini, karena saya bisa mendapatkan berbagai foto yang cukup maksimal. Bisa dibilang, iPhone 17 Pro Max bisa menjadi camera phone untuk membuat konten atau berfoto bersama dengan sanak saudara.
Hanya saja, era sekarang para kompetitor memang berbondong-bondong untuk menciptakan smartphone yang tergolong “Concert Ready” yang berarti smartphone tersebut sudah dirancang siap untuk mengabadikan…
Konten dipersingkat otomatis.
🔗 Sumber: www.gizmologi.com
📌 MAROKO133 Hot gadget: Corsair Perkenalkan SABRE v2 PRO, Mouse Gaming Ultralight
Jakarta, Gizmologi – Corsair merilis SABRE v2 PRO Ultralight Wireless Gaming Mouse. Produk ini menjadi mouse paling ringan yang pernah diproduksi Corsair dengan bobot hanya 36 gram, namun tetap dibekali teknologi terbaru termasuk polling rate 8.000 Hz serta sensor MARKSMAN S dengan resolusi hingga 33.000 DPI.
Dalam kompetisi esports, perangkat periferal kerap menjadi faktor penentu performa seorang pemain. Mouse gaming, misalnya, tidak lagi hanya soal desain menarik atau fitur tambahan, melainkan soal presisi, kecepatan, dan daya tahan. Dengan makin ketatnya persaingan di ranah gim tembak-menembak (FPS), tuntutan akan perangkat yang mampu merespons sepersekian detik semakin tinggi.
Beberapa tahun terakhir, tren mouse gaming ultralight atau berbobot super ringan terus berkembang. Perangkat jenis ini dirancang untuk memberikan kelincahan dan meminimalkan beban tangan pemain selama sesi permainan panjang. Namun, bobot ringan saja tidak cukup. Produsen dituntut menghadirkan kombinasi antara ketahanan, sensor akurat, serta koneksi stabil agar produk benar-benar relevan di level kompetitif.
Corsair, salah satu merek ternama di dunia periferal, mencoba merespons kebutuhan ini dengan merilis SABRE v2 PRO Ultralight Wireless Gaming Mouse. Produk ini menjadi mouse paling ringan yang pernah diproduksi Corsair dengan bobot hanya 36 gram, namun tetap dibekali teknologi terbaru termasuk polling rate 8.000 Hz serta sensor MARKSMAN S dengan resolusi hingga 33.000 DPI.
Baca Juga: LIAN LI Perkenalkan Layar Sekunder 8,8 Inci Universal Screen
Performa dan Teknologi yang Ditawarkan
Corsair menyebut SABRE v2 PRO dirancang langsung bersama atlet esports profesional. Tujuannya, menciptakan perangkat yang bukan hanya ringan, tapi juga bisa diandalkan dalam situasi turnamen yang penuh tekanan. Dengan bobot 36 gram, mouse ini ditujukan untuk mendukung gerakan cepat mulai dari flick shot hingga pergerakan 180 derajat secara instan.
Polling rate 8.000 Hz, baik dalam mode kabel maupun wireless memang menjadi salah satu nilai jual utama. Angka ini delapan kali lebih cepat dibanding standar 1.000 Hz pada mouse gaming biasa, memungkinkan input lebih responsif dan latensi yang lebih rendah. Corsair juga menyertakan dongle extender untuk memastikan koneksi stabil tanpa gangguan interferensi.
Sensor MARKSMAN S yang terpasang diklaim sebagai sensor paling presisi buatan Corsair sejauh ini. Dengan deteksi 33.000 DPI, akurasi 99,7%, dan kecepatan pelacakan hingga 750 IPS dengan akselerasi 50G, mouse ini diposisikan untuk gamer yang membutuhkan presisi tingkat tinggi. Tambahan lain mencakup baterai dengan daya tahan hingga 70 jam penggunaan nirkabel, serta switch mekanis yang diklaim mampu bertahan hingga 100 juta klik.
Respons Pasar dan Posisi di Segmen Kompetitif
Corsair memasarkan SABRE v2 PRO dengan harga $99,99 / €109,99, menempatkannya di kelas menengah atas dalam kategori mouse gaming. Harga ini relatif sejalan dengan perangkat kompetitif lain yang menawarkan fitur serupa, meski bobot super ringan 36 gram bisa menjadi keunggulan tersendiri untuk menarik perhatian pemain FPS profesional maupun penggemar casual yang menginginkan kenyamanan ekstra.
Dari sisi penerimaan, sejumlah pemain profesional yang terlibat dalam uji coba menyatakan kesan positif. Ryujehong, misalnya, menilai bobot ringan dan responsivitasnya membuat permainan terasa lebih mudah. Sementara Suruga Monkey menyebut kelincahan mouse ini membantu meningkatkan reaksi dalam permainan cepat. Kendati demikian, faktor preferensi tetap menjadi pertimbangan penting, karena tidak semua pemain nyaman dengan mouse ultralight—beberapa justru lebih menyukai perangkat dengan bobot lebih berat untuk kestabilan gerakan.
Tantangan bagi Corsair adalah bagaimana menjaga relevansi produk ini di tengah pasar yang sarat kompetisi. Beberapa merek lain seperti Logitech, Razer, hingga Glorious juga memiliki lini mouse ultralight dengan harga dan spesifikasi yang tak kalah menarik. Dalam konteks ini, kombinasi bobot 36 gram, polling rate tinggi, dan sensor baru akan menjadi pembeda, tetapi keberhasilan jangka panjang tetap ditentukan oleh respons komunitas gamer.
Peluncuran Corsair SABRE v2 PRO Ultralight Wireless Gaming Mouse menegaskan arah baru industri periferal gaming yang semakin menekankan bobot ringan, presisi, dan koneksi cepat. Dengan harga di bawah $100 dan teknologi yang diklaim paling canggih dari Corsair sejauh ini, produk ini berpotensi menjadi opsi menarik bagi gamer kompetitif maupun pengguna yang mengutamakan kenyamanan.
Namun, pertanyaan tetap terbuka: apakah gamer akan lebih menghargai bobot super ringan ini sebagai keunggulan nyata, atau justru melihatnya sebagai kompromi terhadap kestabilan dan daya tahan? Bagaimana menurut kalian, Gizmo Friends, apakah 36 gram cukup untuk menjadi senjata andalan di ranah esports?
Artikel berjudul Corsair Perkenalkan SABRE v2 PRO, Mouse Gaming Ultralight Nirkabel 36 Gram yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id
🔗 Sumber: www.gizmologi.com
🤖 Catatan MAROKO133
Artikel ini adalah rangkuman otomatis dari beberapa sumber terpercaya. Kami pilih topik yang sedang tren agar kamu selalu update tanpa ketinggalan.
✅ Update berikutnya dalam 30 menit — tema random menanti!