MAROKO133 Update gadget: Melihat Lebih Dekat Spesifikasi vivo X300, Bawa Kamera ZEISS 200M

📌 MAROKO133 Update gadget: Melihat Lebih Dekat Spesifikasi vivo X300, Bawa Kamera

Shanghai, Gizmologi – Melalui sebuah acara peluncuran yang diadakan di China kemarin malam (13/10), vivo akhirnya memperkenalkan flagship terbarunya yang membawa peningkatan cukup menyeluruh dibandingkan generasi sebelumnya. Dan menjadi opsi lebih murah, spesifikasi vivo X300 versi standar terbilang sangat menggoda—karena jadi satu dari sedikit opsi flagship kompak saat ini.

Sesuai rumor, vivo mencoba meleburkan varian standar dan Pro mini dari generasi sebelumnya. Nampaknya hal tersebut dilakukan agar vivo bisa hadirkan pengalaman flagship kompak di lebih banyak wilayah, mengingat vivo X200 Pro mini hanya tersedia di negara asalnya. Dan harga vivo X300 pun bisa dibut lebih murah, meski spesifikasinya meningkat termasuk pada aspek kameranya.

Saat ini tidak banyak pabrikan smartphone yang hadirkan flagship dalam dimensi layar kisaran 6,3 inci, selain Apple dan Samsung yang masih konsisten merilis flagship kompak. Lantas apa yang membuat spesifikasi vivo X300 menarik? Mari kita bedah satu persatu.

Baca juga: Unboxing vivo X300 Pro: Flagship Android Berkamera Superior, Desain Makin Kompak

Semakin Jago Foto & Video Portrait, Baterai Lebih Lega

Dalam meluncurkan vivo X300 Series, vivo berkolaborasi dengan cukup banyak pihak ketiga ternama, mulai dari MediaTek, BoE, bahkan Samsung. Kolaborasi eksklusif dengan pihak-pihak tersebut ditujukan agar spesifikasi vivo X300 lebih optimal, tidak sekadar pada aspek software, namun juga dalam tingkat hardware. Bersama Samsung, misalnya, memungkinkan vivo untuk hadirkan sensor ISOCELL HPB 200M baik pada vivo X300 & X300 Pro.

Bedanya, kalau di varian Pro dipakai untuk periskop, sensor 200MP HPB disematkan menjadi sensor utama vivo X300 (yang sebelumnya 50MP). Sensor ini merupakan rancangan eksklusif, juga menyematkan teknologi vivo BlueImage, dan membawa sensor besar 1/1,4 inci. Memungkinkan vivo X300 hadirkan sejumlah fitur baru seperti AI Storyteller alias foto portrait dalam resolusi tertinggi.

Selain sensor utama, sensor telefoto periskopnya juga diperbarui dengan 50MP Sony LYT-602 yang mendukung teknologi vivo VCS. Kualitas zoom lebih jauh ditingkatkan, dan mendukung Multi-Focal Portrait Snapshot untuk pengambilan portrait dari berbagai jarak berbeda. Sementara dua sensor lainnya, yakni ultra-wide dan kamera selfie, kini sama-sama 50MP dan mendukung autofokus. 

Pada generasi terbaru ini, vivo tingkatkan algoritma portrait untuk warna dan tekstur wajah hingga detail rambut lebih natural pada mode portrait. vivo juga cukup serius dalam memberikan peningkatan kualitas perekaman videonya, di mana spesifikasi vivo X300 diperkuat dengan Stage Mode yang kini mendukung resolusi hingga 4K, Dual-View Stage Video untuk perekaman video dari kedua sisi (depan dan belakang), serta 4K 120fps Pro Video.

Lalu apalagi spesifikasi vivo X300 yang ditingkatkan dari Pro mini sebelumnya? Tentu saja penyematan cip Dimensity 9500 3nm terbaru, yang juga dirancang bersama MediaTek, lengkap dengan cip V3+ khusus membantu algoritma pemrosesan foto dan video. Opsi RAM tersedia sampai 16GB dengan penyimpanan internal 1TB.

vivo juga terus kembangkan teknologi baterai BlueVolt eksklusifnya, yang diklaim semakin baik dengan suhu hardware lebih rendah ketika sedang digunakan. Dan dalam dimensi bodi mungilnya, spesifikasi vivo X300 diperkuat baterai 6040 mAh—meningkat dari sebelumnya yang “hanya” 5700mAh. Tetap membawa dukungan 90W FlashCharge, plus wireless charging 40W.

Spesifikasi vivo X300 Lebih Baik, Harga Lebih Murah

Teleconverter Kit vivo X300 (kiri) tidak memiliki grip tambahan seperti milik versi Pro

Dengan peningkatan spesifikasi vivo X300 di atas, bodi smartphone bahkan bisa dibuat sedikit lebih kecil, terutama bagian ketebalannya yang hanya 7,99mm. Smartphone ini tersedia dalam empat warna berbeda, memiliki bobot 190 gram, gunakan permukaan kaca depan belakang, bingkai aluminium, dan membawa sertifikasi hingga IP69. Peletakkan lampu kilat di sisi belakang pun dipindahkan, untuk sematkan modul jauh lebih terang, membantu saat portrait malam.

Dimensi layarnya pun tetap 6,31 inci, hanya saja dimensi bodi sedikit mengecil berkat tepian bezel lebih tipis, bahkan dibandingkan iPhone terbaru. Layar tersebut menggunakan panel LTPO AMOLED 120Hz dengan tingkat kecerahan maksimum sampai 4500 nits. Karena diluncurkan di negara asalnya, menjalankan OriginOS 6 yang dirancang semakin ramah dengan ekosistem produk Apple—bisa tersambung dengan Apple Watch, AirPods, bahkan proyeksi layar ke iPad.

Dan menariknya, tidak hanya varian Pro, varian standar juga mendukung aksesori teleconverter kit. Semua spesifikasi vivo X300, bisa dihadirkan dengan harga lebih murah dibandingkan vivo X200 Pro mini. Yakni mulai CNY4399 atau sekitar Rp10 jutaan, di mana sebelumnya harga X200 Pro mini mulai CNY4699. Apakah spesifikasi vivo X300 di atas membuat Gizmo friends lebih tertarik dengan varian standar? 

Artikel berjudul Melihat Lebih Dekat Spesifikasi vivo X300, Bawa Kamera ZEISS 200MP dalam Ukuran Bodi iPhone 17 yang ditulis oleh Prasetyo Herfianto pertama kali tampil di Gizmologi.id

🔗 Sumber: www.gizmologi.com


📌 MAROKO133 Breaking gadget: Perusahaan Siap AI Lebih Cepat Raih Nilai Bisnis, Lap

Jakarta, Gizmologi – Sebuah laporan terbaru bertajuk Cisco AI Readiness Index 2025 mengungkap kesenjangan mencolok antara perusahaan yang benar-benar siap dan yang masih tertinggal dalam infrastruktur, budaya, dan tata kelola AI.

Di tengah pertumbuhan ambisi adopsi AI, mayoritas perusahaan mengaku belum memiliki fondasi teknologi memadai. Sementara 97% organisasi secara global berencana menerapkan agen AI dalam 12 bulan ke depan, hanya sekelompok kecil yang telah memiliki sistem jaringan, integrasi data, dan strategi keamanan yang dirancang untuk AI berskala besar.

Cisco menyebut kelompok ini sebagai Pacesetters  organisasi yang mampu mengubah AI dari eksperimentasi menjadi nilai bisnis nyata. Studi menunjukkan bahwa perusahaan yang tergolong Pacesetters tiga kali lebih cepat mencapai dampak finansial dari AI dibanding pesaing mereka.

Realitas ini menjadi peringatan bagi pasar, termasuk Indonesia, bahwa narasi “adopsi AI” tidak cukup tanpa kesiapan struktural. Perusahaan kini ditantang untuk membangun fondasi, bukan sekadar mengikuti hype. Jika tidak, kesenjangan nilai akan melebar dan melahirkan fenomena baru: AI Infrastructure Debt, utang teknologi yang timbul akibat penundaan investasi kritis.

Baca Juga: Intel Wujudkan Panther Lake dan Clearwater Forest, Siap Masuki Era Chip AI Berbasis 18A

Pacesetters: Strategi Kuat, Infrastruktur Matang, dan Bisnis Terukur

Perusahaan yang termasuk Pacesetters menunjukkan pendekatan berbeda dalam mengadopsi AI. Mereka tidak memulai dari proyek kecil, tetapi dari strategi jangka panjang yang mencakup arsitektur jaringan, platform data, dan tata kelola keamanan. Sebanyak 79% Pacesetters menjadikan AI sebagai investasi prioritas utama, jauh lebih tinggi dibanding rata-rata global maupun sebagian besar perusahaan di Indonesia yang masih berhitung soal risiko.

Infrastruktur menjadi pembeda paling signifikan. Sekitar 71% Pacesetters telah meningkatkan kapasitas pusat data untuk memproses AI berskala besar, memastikan GPU, bandwidth, dan penyimpanan terintegrasi secara terpadu. Mereka juga mengadopsi sistem jaringan adaptif yang mampu mengelola beban komputasi AI tanpa mengganggu operasional inti. Keputusan ini membuat mereka mampu membawa ide AI langsung menuju tahap produksi dengan tingkat keberhasilan mencapai tiga kali lipat dibanding perusahaan lain.

Aspek lain yang krusial adalah pengukuran. Sebanyak 95% Pacesetters memiliki metrik jelas untuk menilai dampak AI terhadap produktivitas, pendapatan, dan inovasi. Di sinilah AI berhenti menjadi konsep teknis dan mulai menjadi aset bisnis. Menurut Cisco, organisasi yang mampu mengukur AI berpotensi menciptakan model bisnis baru dalam waktu kurang dari dua tahun, sementara sisanya masih berkutat pada perhitungan ROI.

Infrastruktur, Keamanan, dan Risiko Ketertinggalan

Namun, di balik peluang, laporan Cisco juga menyoroti risiko sistemik yang menghambat mayoritas perusahaan. Kesenjangan infrastruktur menjadi hambatan terbesar. Lebih dari 70% perusahaan mengaku belum mampu memusatkan data secara efektif, sementara hanya 47% yang yakin memiliki kapasitas GPU dan komputasi yang memadai. Tanpa pondasi ini, penerapan agen AI  sistem otonom yang menjadi masa depan AI  akan terhambat.

Aspek keamanan juga menjadi sorotan. Meski perusahaan ingin bergerak cepat, hanya 37% yang memiliki sistem keamanan yang mampu mengidentifikasi dan merespons risiko AI, termasuk manipulasi model, kebocoran data, atau bias algoritmik. Cisco mengingatkan bahwa tanpa kerangka keamanan berbasis AI, organisasi berpotensi menciptakan ruang serangan baru di era digital, bahkan lebih besar daripada ancaman siber tradisional.

Dari perspektif bisnis, kesiapan menjadi faktor penentu masa depan. Perusahaan yang menunda adaptasi risiko AI akan menghadapi AI Infrastructure Debt  utang teknologi yang membuat organisasi sulit mengejar pesaing. Sebaliknya, bagi mereka yang berinvestasi lebih awal pada jaringan, data, dan keamanan, AI bukan hanya efisiensi, tetapi sumber keuntungan baru dan keunggulan kompetitif jangka panjang.

Laporan Cisco AI Readiness Index 2025 menyampaikan pesan yang jelas: dalam perlombaan AI global, visi tanpa kesiapan hanya akan menghasilkan ketertinggalan. Perusahaan tidak cukup hanya mengadopsi AI; mereka harus menciptakan ekosistem yang membuat AI dapat berkembang secara aman, terukur, dan berdampak nyata. Pacesetters membuktikan bahwa ketika strategi dan infrastruktur berjalan seiring, AI mampu menghadirkan inovasi sekaligus profit.

Bagi pasar Indonesia, momentum AI harus diikuti dengan investasi konkret, bukan retorika. Keberanian mengubah struktur jaringan, tata kelola data, dan budaya organisasi akan menentukan apakah AI menjadi sekadar tren teknologi  atau menjadi fondasi ekonomi baru. Cisco menutup laporannya dengan peringatan sederhana: nilai akan selalu mengikuti kesiapan.

Artikel berjudul Perusahaan Siap AI Lebih Cepat Raih Nilai Bisnis, Laporan Cisco Ungkap Kesenjangan Global yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id

🔗 Sumber: www.gizmologi.com


🤖 Catatan MAROKO133

Artikel ini adalah rangkuman otomatis dari beberapa sumber terpercaya. Kami pilih topik yang sedang tren agar kamu selalu update tanpa ketinggalan.

✅ Update berikutnya dalam 30 menit — tema random menanti!

Author: timuna