📌 MAROKO133 Update gadget: Qualcomm Main Dua Kelas di Gen 5, Mana yang Benar-Benar
Jakarta, Gizmologi – Qualcomm kembali memainkan strategi segmentasi performa lewat peluncuran Snapdragon 8 Gen 5 dan Snapdragon 8 Elite Gen 5. Di atas kertas, keduanya sama sama mengusung arsitektur generasi terbaru dengan janji lonjakan performa CPU dan GPU dibanding pendahulunya. Namun, seperti yang kerap terjadi, perbedaan antara versi “Elite” dan non Elite ternyata lebih kompleks dari sekadar nama.
Sejak awal, Snapdragon 8 Elite Gen 5 diposisikan sebagai varian paling kencang dengan klaim peningkatan 20 persen di CPU dan 23 persen di GPU dibanding Elite generasi sebelumnya. Qualcomm merilis Snapdragon 8 Gen 5 versi reguler, tetapi justru membandingkannya dengan Snapdragon 8 Gen 3 yang sudah berusia dua tahun. Strategi komunikasi ini tergolong membingungkan dan memicu tanda tanya soal posisi sebenarnya dari chip non Elite tersebut.
Di sinilah mulai terlihat bahwa perbedaan keduanya tidak bisa dinilai hanya dari spesifikasi marketing. Bocoran hasil benchmark dan analisis teknis memberikan gambaran bahwa Snapdragon 8 Gen 5 versi reguler bisa jadi adalah “hasil seleksi” dari chip yang tidak lolos standar tertinggi versi Elite. Pendekatan ini bukan hal baru di industri semikonduktor, tetapi tetap menyisakan sejumlah catatan penting bagi konsumen.
Baca Juga: Bocoran iPhone 17e, Siap Hadir Sebagai Varian “Terjangkau”?
Dibedah dari CPU dan GPU, Bedanya Lebih dari Sekadar Nama
Secara CPU, perbedaan keduanya langsung terlihat dari kecepatan clock. Snapdragon 8 Gen 5 versi reguler mengusung konfigurasi 2 inti di 3,8GHz dan 6 inti di 3,32GHz. Sementara itu, versi Elite jauh lebih agresif dengan 2 inti di 4,61GHz dan 6 inti di 3,63GHz. Di atas kertas, lonjakan performanya jelas terasa, terutama untuk beban kerja berat seperti gaming, AI lokal, dan rendering.
Menariknya, kedua chip sama sama menggunakan GPU berlabel Adreno 840. Namun hasil uji Geekbench OpenCL mengungkap fakta berbeda. Pada perangkat seperti Moto X70 Ultra yang memakai Snapdragon 8 Gen 5 non Elite, GPU hanya berjalan di frekuensi 384MHz. Sebaliknya, pada perangkat berbasis Elite seperti Realme GT 8 Pro, GPU tercatat mampu berjalan di 768MHz sebagai boost frequency. Artinya, meski namanya sama, karakter dan kemampuan GPU tersebut berbeda jauh di praktiknya.
Elite Lebih Premium, Non Elite Lebih Banyak Kompromi
Di luar soal frekuensi, perbedaan penting lain terletak pada memori internal GPU. Versi Elite Adreno 840 diketahui memiliki High Performance Memory alias memori khusus sebesar 18MB untuk meningkatkan bandwidth dan menurunkan latensi. Fitur ini tidak hadir di versi non Elite. Bahkan secara internal, GPU Elite tercatat sebagai “Adreno 829”, sementara versi non Elite benar benar hanya dicatat sebagai “Adreno 840” standar.
Dari kacamata industri, ini menguatkan dugaan bahwa chip non Elite merupakan hasil “binning” atau seleksi dari chip yang tidak lolos spesifikasi tertinggi. Qualcomm tentu tidak akan menyebutnya secara terbuka, tetapi praktik seperti ini umum dilakukan demi efisiensi produksi. Di sisi positifnya, produsen ponsel tetap mendapatkan chip kelas atas dengan harga lebih terjangkau. Namun di sisi lain, konsumen bisa terkecoh oleh branding yang terdengar serupa, padahal performanya terpaut cukup jauh.
Ke depan, Snapdragon 8 Gen 5 non Elite akan hadir di sejumlah ponsel seperti Motorola Moto X70 Ultra dan OnePlus Ace 6T, serta disebut juga akan dipakai oleh iQOO, Honor, Meizu, dan vivo. Di sinilah pembuktian sesungguhnya akan terjadi. Apakah perbedaan di atas kertas akan benar benar terasa signifikan dalam penggunaan harian, atau justru hanya relevan di skenario ekstrem seperti benchmark dan gaming kelas berat.
Pada akhirnya, Snapdragon 8 Elite Gen 5 jelas ditujukan untuk kelas flagship sejati tanpa kompromi. Sementara Snapdragon 8 Gen 5 reguler bermain di area “flagship terjangkau” dengan performa tinggi, tetapi bukan yang tertinggi. Pilihan akhirnya kembali ke strategi brand dan ekspektasi pengguna. Yang jelas, konsumen kini perlu lebih jeli membaca spesifikasi, karena satu embel embel “Elite” bisa berarti perbedaan performa yang tidak kecil.
Artikel berjudul Qualcomm Main Dua Kelas di Gen 5, Mana yang Benar-Benar Flagship? yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id
🔗 Sumber: www.gizmologi.com
📌 MAROKO133 Update gadget: Infinix Note 60 Ultra Hadirkan Kolaborasi dengan Pininf
Jakarta, Gizmologi – Infinix resmi mengumumkan kerja samanya dengan rumah desain legendaris asal Italia, Pininfarina, untuk smartphone flagship, Infinix Note 60 Ultra. Ponsel yang dimaksud adalah Infinix Note 60 Ultra, yang dijadwalkan meluncur tahun depan. Meski detail produknya masih minim, kolaborasi ini langsung menarik perhatian karena membawa nama besar di dunia desain otomotif.
Pininfarina sendiri dikenal luas lewat desain mobil ikonis untuk Ferrari dan Alfa Romeo selama hampir satu abad. Masuknya nama ini ke ranah smartphone membuka ekspektasi baru soal arah desain Infinix, sekaligus memunculkan pertanyaan apakah perubahan ini hanya sebatas kosmetik atau benar-benar membawa pengalaman premium yang nyata.
Bisa dikatakan, kolaborasi Infinix Note 60 Ultra bersama dengan Pininfarina akan menghadirkan desain yang elegan. Jadi, smartphone flagship terbaru ini dijanjikan memiliki desain yang lebih segar jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Baca Juga: iQOO 15 Resmi Meluncur di Indonesia, Ini Spesifikasi Lengkap dan Harganya!
Infinix dan Upaya Masuk Kelas Premium
Bagi Infinix, kolaborasi ini menjadi bagian dari strategi “premiumisasi” yang sudah mulai terasa dalam beberapa generasi terakhir. CEO Infinix, Tony Zhao, menegaskan bahwa kerja sama dengan Pininfarina bertujuan memperkuat fondasi desain untuk produk-produk flagship mereka ke depan, dimulai dari seri Note 60.
Secara posisi pasar, langkah ini cukup masuk akal. Infinix selama ini dikenal agresif di harga dengan spesifikasi tinggi, namun masih tertinggal soal citra dan kualitas desain dibanding brand mapan. Masuknya Pininfarina diharapkan bisa mengangkat persepsi brand, terutama di pasar global yang semakin kompetitif.
Nama Besar Tak Selalu Menjamin Produk Matang
Meski terdengar menjanjikan, kolaborasi dengan rumah desain besar tidak selalu otomatis menghasilkan produk yang sempurna. Sejarah industri menunjukkan bahwa beberapa kerja sama serupa hanya berakhir di desain eksterior, tanpa peningkatan signifikan di sisi material, durabilitas, maupun pengalaman penggunaan.
Selain itu, absennya detail spesifikasi Infinix Note 60 Ultra hingga saat ini juga menjadi catatan tersendiri. Tanpa informasi soal chipset, kamera, maupun teknologi layar, publik masih sulit menilai apakah label premium ini akan benar-benar setara secara performa atau lebih condong ke arah citra.
Pada akhirnya, kolaborasi Infinix dan Pininfarina tetap menarik untuk ditunggu, namun pembuktian sesungguhnya baru akan terjadi saat Note 60 Ultra benar-benar diluncurkan. Nama besar di belakang desain bisa membuka pintu, tetapi kualitas produk tetap menjadi penentu utama.
Artikel berjudul Infinix Note 60 Ultra Hadirkan Kolaborasi dengan Pininfarina, Desain Dijanjikan Elegan yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id
🔗 Sumber: www.gizmologi.com
🤖 Catatan MAROKO133
Artikel ini adalah rangkuman otomatis dari beberapa sumber terpercaya. Kami pilih topik yang sedang tren agar kamu selalu update tanpa ketinggalan.
✅ Update berikutnya dalam 30 menit — tema random menanti!
