📌 MAROKO133 Breaking gadget: Qualcomm Siapkan Snapdragon X2 untuk Laptop Android E
Jakarta, Gizmologi – Qualcomm tampaknya belum puas hanya menjadi pemain utama di dunia ponsel. Setelah memperkenalkan seri Snapdragon X2 sebagai prosesor untuk laptop berbasis Windows pada September lalu, perusahaan asal San Diego ini dikabarkan mulai mengembangkan dukungan Android untuk chipset tersebut. Langkah ini secara tidak langsung membuka jalan bagi kemunculan generasi baru komputer berbasis Android sesuatu yang belum pernah benar-benar berhasil dalam sejarah industri.
Rencana ini muncul di tengah rumor tentang rencana Google untuk menggabungkan Android dengan ChromeOS, menciptakan sistem operasi terpadu untuk berbagai perangkat, termasuk laptop. Jika benar terjadi, kolaborasi antara Google dan Qualcomm bisa menjadi momentum besar bagi evolusi sistem operasi mobile yang selama ini hanya terbatas pada smartphone dan tablet. Namun di sisi lain, sejarah menunjukkan bahwa laptop berbasis Android sering kali gagal menembus pasar, terutama karena pengalaman pengguna yang terasa “setengah matang”.
Dengan performa tinggi dari Snapdragon X2, Qualcomm jelas memiliki peluang untuk mengubah narasi itu. Namun, keberhasilan proyek ini tidak akan ditentukan oleh kekuatan hardware saja. Pengalaman software mulai dari antarmuka pengguna, manajemen aplikasi, hingga dukungan produktivitas yang akan menjadi faktor penentu apakah laptop Android benar-benar bisa menjadi alternatif serius bagi Windows atau macOS.
Snapdragon X2 dan Potensi Laptop Android
Seri Snapdragon X2 sendiri merupakan generasi lanjutan dari prosesor laptop berbasis ARM buatan Qualcomm, yang sebelumnya digunakan pada perangkat Windows on ARM seperti Surface Laptop. Chip ini dirancang dengan arsitektur CPU Oryon dan GPU Adreno X1, menjanjikan efisiensi daya tinggi dan performa AI hingga 50 TOPS, setara dengan beberapa prosesor terbaru dari Apple dan Intel.
Dalam konteks laptop Android, prosesor ini menawarkan kombinasi menarik: daya tahan baterai panjang, suhu operasi rendah, dan kemampuan komputasi AI yang semakin penting untuk tugas produktivitas modern. Jika Qualcomm benar-benar membawa X2 ke perangkat Android, bukan tidak mungkin kita akan melihat laptop ringan dengan daya tahan baterai hingga 20 jam dan kinerja yang cukup untuk multitasking intensif.
Namun, tantangan terbesar bukan di sisi hardware. Ekosistem aplikasi Android belum benar-benar siap untuk produktivitas desktop. Banyak aplikasi yang belum dioptimalkan untuk layar besar dan input berbasis keyboard atau mouse, membuat pengalaman pengguna masih terasa seperti “tablet yang diperbesar”. Tanpa upaya serius dari Google untuk menata ulang Android agar lebih fungsional di laptop, Snapdragon X2 bisa saja menjadi sekadar mesin bertenaga tinggi yang tidak dimanfaatkan secara maksimal.
Antara Harapan Baru dan Deja Vu Lama
Langkah Qualcomm ini jelas menarik, tetapi juga terasa seperti eksperimen lama yang diulang. Beberapa tahun lalu, berbagai produsen mencoba menghadirkan laptop Android, dari Asus Transformer hingga HP Slatebook, dan semuanya berakhir dengan hasil serupa: performa bagus, tapi pengalaman pengguna tidak memenuhi ekspektasi. Google kemudian beralih fokus ke ChromeOS, yang ternyata justru lebih sukses di segmen pendidikan dan pasar entry-level.
Kini, dengan rumor penggabungan Android dan ChromeOS, proyek ini tampak lebih matang dari upaya sebelumnya. Android memiliki basis aplikasi yang jauh lebih luas, sementara ChromeOS punya fondasi sistem yang ringan dan terstruktur. Jika keduanya benar-benar digabung dan dioptimalkan untuk prosesor ARM seperti Snapdragon X2, kita mungkin akan melihat era baru laptop yang lebih efisien dan terintegrasi dengan ekosistem mobile.
Namun, seperti biasa, “jika” adalah kata kunci besar di sini. Qualcomm bisa saja menyiapkan hardware terbaik, tetapi jika Google gagal merancang pengalaman pengguna yang solid, proyek ini akan bernasib sama seperti laptop Android di masa lalu, menarik di atas kertas, tapi sulit untuk direkomendasikan di dunia nyata. Selain itu, keberhasilan laptop Android juga akan bergantung pada dukungan developer untuk menyesuaikan aplikasi mereka dengan lingkungan yang lebih menyerupai PC.
Keputusan Qualcomm untuk memperluas dukungan Snapdragon X2 ke Android bisa menjadi langkah strategis yang membuka babak baru dalam dunia komputasi portabel. Dengan performa tinggi, efisiensi daya, dan dukungan AI, chip ini memiliki semua potensi untuk mendorong lahirnya laptop Android yang benar-benar layak digunakan sehari-hari. Tapi seperti halnya semua upaya lintas platform sebelumnya, keberhasilan proyek ini akan bergantung pada satu hal: software experience.
Artikel berjudul Qualcomm Siapkan Snapdragon X2 untuk Laptop Android yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id
đź”— Sumber: www.gizmologi.com
📌 MAROKO133 Update gadget: Perjuangan UMKM Shopee, Zenitha Coba Bangkitkan Bisnis
Jakarta, Gizmologi – Zenitha, salah satu UMKM Shopee membagikan kisahnya dalam membangun bisnis dari keterpurukan hingga bangkit demi keluarga. Cerita ini dibagikan ketika Gizmologi menemui Ryansya Fikri, Owner Zenitha, di kantor dan gudang Zenitha, Jakarta Timur, Kamis (23/10).
Zenitha merupakan brand menjadi peserta Jagoan UMKM Shopee. Dalam acara tersebut Ryansya telah bercerita mengenai perjuangannya untuk menghidupkan usaha keluarga.
”Sesuai dengan cerita di Jagoan UMKM, saya udah dari tahun 2017 pernah jadi engineer, terus 2018 coba jualan baju. Jadi orang tua saya juga jualan baju dengan nama Zenitha. Tapi di tahun 2020 itu hampir mati suri,” ungkap pria yang akrab disapa Fikri.
Baca Juga:Â Shopee 11.11 Big Sale Beri Ruang UMKM dan Hadirkan Fitur Baru
Perjuangan Zenitha Hingga Menemukan Shopee untuk Tingkatkan Penjualan
Di tahun 2020 tersebut, orang tua Fikri memiliki beberapa brand selain Zenitha. Mereka berjualan kepada reseller atau distributor.
Berpikir akan bisa mendapatkan keuntungan lebih, namun hasilnya penjualan memburuk. Harapan yang masih dipegang oleh orang tuanya di saat itu ialah berjualan madu.
“Tapi di 2023, akhirnya coba jualan di Shopee, jadi di tahun 2022, 2023 coba jualan di Shopee, dan hasilnya baik hingga masuk ke sepuluh besar Jagoan UMUM,” jelas Fikri.
Ia mengaku sebenarnya brand-Nya sudah bergabung ke Shopee sejak 2018 namun baru benar-benar fokus di tahun 2022 hingga 2023. Di tahun tersebut Fikri mengaku tertarik dengan fitur live Shopee.
Zenitha merupakan UMKM yang berfokus ke bidang fashion. Di dalam brand tersebut terdapat bisnis lain yang berasal dari usaha orang tua Fikri namun dijadikan satu.
Jenis fashion yang bisa kalian temukan di brand ini ialah fashion muslim dan lebih fokus untuk perempuan. Meski begitu UMKM satu ini tetap menghadirkan busana muslim set keluarga, atau baju anak-anak hingga remaja.
”Kalau untuk sekarang best sellernya dress ya, atau tunik. Sedangkan kalau di momen lebaran, family setnya yang jadi favorit,” terang Elika Permata Aina Putri, adik Fikri yang ikut membangun Zenitha.
Awal ketertarikan Fikri dengan fitur Shopee Live berbuah manis. Seringnya Zenitha melakukan live, membuat penonton semakin lama bertumbuh.
“Awalnya yang nonton cuma satu atau dua, order-nya cuma tiga doang sehari, terus makin lama, sekarang udah ribuan, ratusan, bahkan kita udah ratusan ribu order di Shopee,” kata Fikri.
Ia juga mengaku menggunakan fitur Shopee Live tidak ada kesulitan. Namun, ada tantangannya yaitu memaksimalkan fitur Shopee.
“Pas mulai jualan tuh, relatif gampang, tinggal produksi dan sebagainya, cuman kalau laku itu yang susah, dan konsisten. Nah akhirnya, saya waktu itu coba belajar banyak, mulai dari seminar-seminar, baca banyak buku, tapi sih kesimpulannya satu, sebenernya kalau di Shopee khususnya, iklannya harus konsisten, affiliate-nya harus jalan, dan juga live-nya harus 24 jam,” ceritanya.
Soal penjualan, dari 2022 hingga sekarang telah meningkat hingga 2000 persen. Brand bisa menjual 3.000 hingga 5.000 produk mereka per bulan, khusus di bulan ramadhan penjualan bisa sampai 15.000 hingga 20.000 produk.
Saat ini, Zenitha memiliki toko di Jakarta dan Bandung, dengan sekitar 32 karyawan. Di Jakarta, mereka fokus untuk studio live, sedangkan di Bandung terdapat penjahit yang jumlah bisa bertambah disesuaikan dengan momen perayaan.
Kedepannya, Fikri mengatakan akan ada banyak persaingan usaha terutama di bidang fashion dengan begitu dia akan berusaha membuat Zenitha bisa menjadi top of mind konsumen dengan busana muslim. Selain itu, ia juga memikirkan bagaimana cara agar memutar modal sehingga bisnis akan terus berjalan.
Artikel berjudul Perjuangan UMKM Shopee, Zenitha Coba Bangkitkan Bisnis untuk Keluarga yang ditulis oleh Zihan Fajrin pertama kali tampil di Gizmologi.id
đź”— Sumber: www.gizmologi.com
🤖 Catatan MAROKO133
Artikel ini adalah rangkuman otomatis dari beberapa sumber terpercaya. Kami pilih topik yang sedang tren agar kamu selalu update tanpa ketinggalan.
✅ Update berikutnya dalam 30 menit — tema random menanti!
