📌 MAROKO133 Breaking gadget: Sedikit Lagi Netflix Akuisisi Warner Bros., Berpotens
Jakarta, Gizmologi – Perusahaan layanan steraming ‘raksasa’ Netflix sudah memasuki babak akhir dari upaya mengakuisisi ‘raksasa’ lain dalam industri, yakni Warner Bros. Discovery. Setelah proses bidding bersaing dengan perusahaan lain dengan tawaran angka fantastis, keduanya pun mencapai kesepakatan. Selanjutnya proses akan diawasi oleh pihak berwenang dan regulator bisnis.
Netflix bersedia untuk membayarkan nominal akuisisi sebesar US$72 miliar. Sebelumnya juga disebutkan angka kesepakatan totalnya mencapi US$82,7 miliar berserta beberapa tambahan entitas pendukung. Dengan proyeksi pembagian aset studio dan streaming kepada Warner Bros. Discovery dengan angka mencapai US$27.75 miliar. Untuk selanjutnya dilakukan finalisasi akuisisi, setelah kedua perusahaan perlu melewati proses verifikasi oleh pihak otoritas kompetisi bisnis maupun regulator terkait.
Sebelumnya ada dua perusahaan, Comcast dan Paramount Skydance, yang juga mencoba mengajukan penawaran ke Warner Bros. Hanya saja pemilik franchise Harry Potter dan Game of Thrones itu tidak mencapai kesepakatan.
Ted Sarandos, Co-Chief Executive Netflix sangat yakin bahwa perusahannya bisa mendapatkan persetujuan regulator. Dengan keyakinan tersebut, perusahannya pun menyegarakan agar segala legalitas bisa terpenuhi dan proses akuisisi bisa segera rampung.
“Kami dapat memberi lebih banyak hal yang disukai audiensi, dan memberikan mereka cerita-cerita menarik untuk seabad ke depan,” lanjut Ted Sarandos. Keyakinan Ted mengacu pada daftar katalog yang dimilik Warner Bros. Discovery, yang di dalamnya juga memuat koleksi layanan streaming HBO.
Baca juga: Netflix Diam-Diam Matikan Fitur Casting ke Banyak Perangkat
Langkah Netflix Berpotensi Merugikan Bisnis dan Konsumen
Akusisi yang dilakukan Netflix kepada Warner Bros. Discovery dipandang sebagai salah satu langkah terbesar dalam industri dan bisnis hiburan modern. Kedua perusahaan sama-sama memiliki banyak aset potensial dalam bisnis tersebut. Namun di sisi lain, akusisi tersebut juga dianggap sebagai ancama dan bisa merugikan industri itu sendiri.
Dikutip dari BBC, Michael O’Leary dari Organisasi Cinem United mengatakan, proses merger tersebut berpotensi memberi ketidakpastian dalam bisnis sinema. “Dampak negatif dari akuisisi ini dapat membuat bioskop hanya menayangkan film yang berasal dari satu perusahaan saja di kota kecil Amerika Serikat dan seluruh dunia,” ujarnya.
Persatuan penulis di The Writers Guild of America melihat dari sisi pekerja. Bahwa merger ini berpotensi mengeliminasi pekerja, menekan batas gaji, dan bahkan bisa membuat harga jual meningkat. Artinya konsumen juga bisa merasakan dampak dari tiadanya persaingan dalam bisnis hiburan tersebut.
HBO Max Bisa Tutup, Netflix Merajalela?
Netflix dan HBO Max (milik Warner Bros. Discovery) merupakan aplikasi layanan streaming yang punya audiensinya sendiri. Keduanya bersaing dalam hal konten maupun harga yang ditawarkan. Saat ini Netflix menguasai 46% pasar streaming di seluruh dunia. Dominasinya berasal dari tayangan-tayangan orisinil yang diproduksi sendiri. Sehingga audiensi merasa perlu berlangganan untuk dapat melihat film ataupun dokumenter di sana.
Apabila merger terjadi, market share Netflix bisa segera meningkat ke angka 56%. Hasil dari penggabungan dengan HBO yang juga punya pasarnya sendiri. Hal tersebut akan sangat mengganggu dunia bisnis yang memerlukan kompetisi agar konsumen dapat memilih mana yang tepat bagi mereka. Kompetisi juga bisa menekan harga karena tidak terjadi monopoli atau dominasi total dari sebuah perusahaan.
Dampak lain yang juga diantisipasi ialah hilangnya layanan streaming HBO dari muka bumi. Salah satu yang peduli hal tersebut adalah Tom Harrington dari Ender Analysis. “Netflix akan menjadi lebih mahal dan bahkan HBO Max dapat ditutup atau menjadi tidak penting,” ujarnya.
Meski begitu, Ted Sarandos juga berujar, “Kami pikir terlalu dini untuk memikirkan tentang bagaimana kami akan menyajikan layanan kepada para konsumen.” Memang selalu ada kemungkinan setelah proses akuisis beres dan kedua perusahaan resmi merger nantinya.
Artikel berjudul Sedikit Lagi Netflix Akuisisi Warner Bros., Berpotensi Rugikan Industri Hiburan? yang ditulis oleh Ronggo pertama kali tampil di Gizmologi.id
🔗 Sumber: www.gizmologi.com
📌 MAROKO133 Update gadget: Penggunaan Honest Card Meningkat, Seiring Bertambahnya
Jakarta, Gizmologi – Perusahaan fintech, Honest, baru saja memberikan laporan terbaru meningkatnya aktivitas belanja dari wisatawan Indonesia di luar negeri. Bukan hanya bepergian, para wisatawan juga melakukan transaksi belanja. Hal tersebut terasa kontradiktif di tengah situasi ekonomi dalam negeri yang disebut makin terasa berat.
Sepanjang tahun 2025 Indonesia mencatat pertumbuhan minat bepergian tertinggi di Asia Tenggara. Dengan hampir 80% wisatawan melakukan perjalanan internasional di tahun yang sama. Tren itu diperkirakan masih akan berlanjut menjelang momen liburan Natal dan Tahun Baru nanti. Tingginya biaya wisata di dalam negeri disinyalir menjadi salah satu faktor pilihan wisatawaan untuk berlibur ke luar negeri.
Aktivitas liburan pun tercermin pada perilaku pengguna Honest Card, yang mencatat peningkatan signifikan dalam transaksi luar negeri sebesar 38% sepanjang 2025. Jepang, Tiongkok, dan negara Asia Tenggara lain menjadi negara dengan aktivitas transaksi tertinggi.
“Masyarakat Indonesia kini semakin cermat. Tidak hanya dalam merencanakan anggaran liburan, mereka ingin memastikan setiap transaksi tetap masuk alak dan tidak menimbulkan rasa ‘rugi’,” ungkap Amertya Ardya, Brand Marketing Lead PT. Honest Financial Technologies.
Baca juga: Honest Savings, Mudahkan Layanan Kredit bagi Pengguna
Honest Card Tawarkan Layanan Praktis Tanpa Markup
Transaksi belanja di luar negeri memang membutuhkan biaya konversi disesuaikan dengan mata uang di tiap negara. Itulah sebabnya wisatawan menaruh perhatian tentang aplikasi apa yang mereka gunakan agar tidak merasa dirugikan. Hal ini dipahami benar oleh Honest.
Dari temuan laporan internal, banyak pengguna merasa lebih tenang ketika tahu bahwa nilai yang dibayarkan di luar negeri sesuai dengan kurs aktual tanpa biaya tersembunyi pada tagihan. “Transparansi ini membuat mereka bisa menikmat perjalanan tanpa beban tambahan,” lanjut Amertya.
Honest memang berkomitmen tidak melakukan markup konversi. Suatu hal yang lazim ditemukan pada kartu kredit konvensional yang umumnya membebankan biaya konversi 1-4% per transaksi. Akibatnya pengguna tidak bisa mengetahui besaran kurs aktual yang dikeluarkan ketika belanja di luar negeri.
Secara total dari Januari hingga September 2025, nilai transaksi luar negeri pengguna Honest Card telah mencapai Rp95 milyar, dengan estimasi penghematan biaya bagi pengguna hingga Rp3,8 milyar berkat fitur bebas biaya transaksi tersebut.
Untuk mendukung pengalaman perjalanan yang lebih nyaman dan aman, Honest Card juga mendukung contactless payment menggunakan kartu fisik. Pengguna cukup menempelkan kartu pada mesin pembayaran untuk bertransaksi, tanpa perlu menggesek kartu, memasukkan chip, atau mengetik PIN. Fitur ini dapat digunakan di berbagai layanan, termasuk MRT di Singapura, Thailand, dan sejumlah negara lainnya, sehingga proses pembayaran menjadi lebih cepat dan minim hambatan.
Artikel berjudul Penggunaan Honest Card Meningkat, Seiring Bertambahnya Kunjungan Wisatawan Indonesia ke Luar Negeri yang ditulis oleh Ronggo pertama kali tampil di Gizmologi.id
🔗 Sumber: www.gizmologi.com
🤖 Catatan MAROKO133
Artikel ini adalah rangkuman otomatis dari beberapa sumber terpercaya. Kami pilih topik yang sedang tren agar kamu selalu update tanpa ketinggalan.
✅ Update berikutnya dalam 30 menit — tema random menanti!
