MAROKO133 Update gadget: skate Resmi Rilis Early Access, Bawa Pengalaman Baru untuk Pengge

📌 MAROKO133 Update gadget: skate Resmi Rilis Early Access, Bawa Pengalaman Baru un

Jakarta, Gizmologi – Game skateboard kembali masuk ke sorotan dengan hadirnya skate, seri terbaru dari franchise besutan Electronic Arts (EA) dan Full Circle. Setelah lama dinantikan, gim ini akhirnya resmi meluncur dalam format Early Access di berbagai platform, mulai dari PlayStation 5, Xbox Series X/S, PlayStation 4, Xbox One, hingga PC via Steam, Epic Games Store, dan EA App.

Berbeda dengan seri sebelumnya, skate kini mengusung model free-to-play dengan dukungan cross-platform dan cross-progression. Artinya, pemain bisa melanjutkan progres mereka di berbagai perangkat tanpa hambatan. Pendekatan ini jelas ditujukan agar lebih banyak pemain bisa bergabung, baik veteran lama maupun mereka yang baru ingin mencoba pengalaman skateboarding digital.

Namun, peluncuran dalam format Early Access juga membuka sejumlah pertanyaan. Di satu sisi, EA dan Full Circle memberi kesempatan komunitas untuk ikut membentuk perkembangan game. Di sisi lain, masih ada keraguan apakah model free-to-play akan memengaruhi keseimbangan permainan, mengingat adanya sistem pembelian item kosmetik serta paket khusus seperti Founder’s Pack.

Baca Juga: GTA 6 Ditunda, Ghost of Yotei Justru Sambut dengan Lega

San Vansterdam Jadi Pusat Dunia Skateboard Digital

Salah satu daya tarik utama game ini adalah dunia terbuka bernama San Vansterdam, kota fiktif yang terus berkembang dan dirancang sebagai surga para pemain skateboard. Di sini, setiap jalanan, taman, hingga atap gedung bisa dijadikan arena bermain. Ada empat distrik dengan atmosfer dan tantangan unik, dari kanal, plaza, hingga katedral yang disulap jadi arena trik.

EA dan Full Circle menekankan bahwa game ini bukan sekadar soal mekanik skateboard, melainkan juga soal kebebasan berekspresi. Sistem Flick-It, yang dulu jadi identitas franchise, kembali dihadirkan dengan peningkatan presisi dan kedalaman kontrol. Selain itu, pemain kini bisa menggunakan kontrol off-board untuk menjelajahi area tersembunyi, menambah variasi dalam eksplorasi.

Fitur sosial juga mendapat sorotan. Pemain bisa bertemu di titik-titik populer, menggunakan Spectate mode untuk melihat gaya teman, atau membangun spot kustom dengan fitur Quick Drop. Semua ini menjadikan San Vansterdam bukan hanya arena, tapi juga semacam ruang komunitas virtual bagi penggemar skateboard.

Early Access Menjadi Eksperimen dan Strategi Jangka Panjang

Sebagai game Early Access, skate akan terus mendapat pembaruan konten secara bertahap. EA merilis roadmap tahun pertama yang mencakup Season 1 pada Oktober, dengan tambahan event musiman, skatePass, hingga area baru. Musim berikutnya menjanjikan fitur yang sudah lama diminta komunitas, seperti voice chat party, editor replay yang lebih lengkap, hingga trik baru seperti Impossibles dan Darkslides.

Pendekatan ini memberi fleksibilitas besar, karena pengembang bisa menyesuaikan konten berdasarkan masukan pemain. Namun, risiko tetap ada. Tidak semua gamer menyukai model layanan jangka panjang, terlebih jika progres terlalu terikat dengan konten berbayar. Meski EA menegaskan bahwa pembelian dalam game hanya sebatas kosmetik, kehadiran Founder’s Pack seharga $24,99 hingga $49,99 tetap memicu diskusi soal monetisasi.

Dari sisi komunitas, banyak yang menyambut positif langkah ini karena franchise skate sempat vakum lebih dari satu dekade. Bagi penggemar lama, kehadiran skate adalah tanda bahwa seri ini benar-benar kembali hidup. Tetapi, bagi sebagian pemain baru, pertanyaan utama mungkin bukan soal nostalgia, melainkan apakah game ini bisa memberi pengalaman yang cukup seru tanpa harus merogoh kocek lebih dalam.

Dengan format free-to-play, sistem cross-platform, dan fokus pada komunitas, game ini sendiri bisa dikatakan berpotensi memperluas basis penggemar skateboard digital secara masif. San Vansterdam menawarkan kebebasan berekspresi, sementara roadmap Early Access membuka ruang partisipasi pemain dalam membentuk arah perkembangan game. Namun, seberapa jauh EA mampu menjaga keseimbangan antara monetisasi dan pengalaman bermain, masih akan jadi bahan pengamatan ke depan.

Jadi, bagaimana menurut Gizmo Friends? Apakah skate versi Early Access ini cukup bikin kalian optimis soal masa depan franchise legendaris ini, atau justru lebih baik menunggu gim ini rilis penuh sebelum benar-benar terjun ke San Vansterdam?

Artikel berjudul skate Resmi Rilis Early Access, Bawa Pengalaman Baru untuk Penggemar Skateboarding yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id

đź”— Sumber: www.gizmologi.com


📌 MAROKO133 Hot gadget: MediaTek dan TSMC Kembangkan Chip N2P 2 nm, Produksi Massa

Jakarta, Gizmologi – MediaTek baru saja mengumumkan kemitraan dengan Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) dalam pengembangan chip berbasis proses N2P. Chip ini diklaim membawa peningkatan kinerja dan efisiensi daya dibanding generasi sebelumnya, dengan target produksi massal pada akhir 2026.

Langkah ini menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi erat antara perusahaan fabless seperti MediaTek dengan pabrikan semikonduktor terbesar dunia, TSMC. Persaingan ketat di ranah chipset, baik untuk smartphone flagship, komputasi, otomotif, hingga data center, dan menuntut inovasi yang tidak hanya soal performa, tetapi juga efisiensi daya dan kepadatan logika. Dengan konsumsi energi yang semakin menjadi perhatian global, fokus pada chip hemat daya dinilai relevan.

Namun, transisi ke proses 2 nm tidak lepas dari tantangan. Biaya riset, kompleksitas desain, hingga kesiapan manufaktur menjadi faktor besar yang menentukan keberhasilan. Meski demikian, MediaTek dan TSMC menilai pencapaian ini sebagai tonggak baru dalam menjaga daya saing mereka di tengah kompetisi dengan nama besar lain seperti Qualcomm, Apple, dan Samsung.

Baca Juga: Telkom Umumkan Perubahan Susunan Pengurus dalam RUPSLB 2025

N2P Jadi Evolusi Penting di Era Nanosheet

TSMC menegaskan bahwa proses N2P merupakan langkah lanjutan dari teknologi 2 nm yang sudah lebih dulu diperkenalkan. Dengan memanfaatkan arsitektur nanosheet transistor, N2P diklaim memberi peningkatan performa hingga 18% pada daya yang sama, efisiensi energi 36% lebih baik pada kecepatan yang sama, serta peningkatan kepadatan logika hingga 1,2 kali dibanding proses N3E yang saat ini digunakan di banyak chip modern.

Dalam pernyataannya, Joe Chen, Presiden MediaTek, menyebut inovasi ini sebagai bukti kepemimpinan industri. “Kolaborasi panjang kami dengan TSMC memungkinkan terciptanya solusi yang menghadirkan performa dan efisiensi daya terbaik, dari perangkat edge hingga cloud,” ujarnya. MediaTek berambisi menjadikan SoC flagship berbasis N2P sebagai salah satu pilar penting dalam portofolio produknya.

Dari sisi TSMC, optimisme serupa juga muncul. Kevin Zhang, Senior Vice President Business Development sekaligus Deputy Co-COO, menilai N2P menandai era baru dalam efisiensi komputasi. “Teknologi ini dirancang untuk menjawab kebutuhan pelanggan akan performa tinggi sekaligus efisiensi daya,” katanya. Pernyataan ini sejalan dengan tren global menuju komputasi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Implikasi untuk Pasar Global dan Konsumen

Bagi konsumen, pertanyaan utama adalah bagaimana teknologi ini akan diimplementasikan dalam produk nyata. Chip berbasis N2P kemungkinan besar akan hadir pertama kali di smartphone kelas atas pada 2027, sebelum merambah ke perangkat lain seperti laptop, otomotif, hingga server data center. Dengan kebutuhan pemrosesan AI dan grafis yang semakin tinggi, efisiensi daya menjadi faktor krusial untuk menjaga performa tanpa mengorbankan suhu maupun daya tahan baterai.

Di sisi lain, pengumuman ini juga menegaskan dominasi TSMC dalam rantai pasok semikonduktor global. Dengan klien besar seperti Apple, NVIDIA, dan AMD yang juga menunggu giliran memanfaatkan proses 2 nm, kapasitas produksi bisa menjadi isu strategis. MediaTek, dengan posisinya sebagai salah satu pembeli besar, berupaya mengamankan tempat lebih awal agar tidak kalah dalam perebutan slot produksi.

Namun, tidak sedikit analis yang mengingatkan soal risiko. Harga chip berbasis 2 nm hampir pasti lebih mahal dibanding generasi sebelumnya, yang bisa berdampak pada harga jual perangkat konsumen. Selain itu, tantangan manufaktur berlapis dapat menimbulkan potensi keterlambatan. Dengan demikian, meski peluang besar menanti, industri tetap menunggu bukti nyata bagaimana performa dan efisiensi N2P saat benar-benar diimplementasikan dalam perangkat komersial.

Kemitraan MediaTek dan TSMC dalam mengembangkan chip N2P 2 nm menjadi langkah penting di tengah kompetisi ketat industri semikonduktor. Teknologi ini menjanjikan peningkatan performa dan efisiensi daya yang signifikan, dengan target produksi massal pada 2026. Meski demikian, tantangan soal biaya, kapasitas, hingga implementasi di produk nyata masih membayangi.

Bagi industri, keberhasilan ini bisa menjadi tolok ukur arah teknologi komputasi masa depan. Namun bagi konsumen, pertanyaan yang lebih sederhana mungkin muncul: apakah peningkatan ini benar-benar akan terasa dalam pengalaman sehari-hari, atau justru hanya menjadi nilai tambah teknis di atas kertas? Bagaimana menurut Gizmo Friends, apakah chip 2 nm bakal jadi lompatan besar, atau sekadar evolusi kecil dari generasi sebelumnya?

Artikel berjudul MediaTek dan TSMC Kembangkan Chip N2P 2 nm, Produksi Massal Dimulai 2026 yang ditulis oleh Christopher Louis pertama kali tampil di Gizmologi.id

đź”— Sumber: www.gizmologi.com


🤖 Catatan MAROKO133

Artikel ini adalah rangkuman otomatis dari beberapa sumber terpercaya. Kami pilih topik yang sedang tren agar kamu selalu update tanpa ketinggalan.

✅ Update berikutnya dalam 30 menit — tema random menanti!

Author: timuna